Terungkap

1.5K 89 0
                                    

Tak rela meninggalkan
Tak rela ditinggalkan
Sakit, perih
Tapi kecewa tetap menghasut
Bukan untuk meninggalkan
Tapi hanya sekedar
Memberi pelajaran untuk hati
Agar tidak saling menyakiti

"Ali jangan kabur!" Teriak Nasya sambil berlari. Tiba-tiba..

Brruukk

"Awwss, sakiitt!" Rintihnya

"Ups! Jatoh ya? Maaf gue nggak liat badan segede Lo!" Ucap seorang itu dengan sinis. Dia adalah Alince, dia adalah siswi yang memberikan komentar pedas kepada Nasya tempo hari.

"Iya nggak papa! Maaf ya aku udah nabrak kamu! Aku permisi dulu..."

"Etttss! Tunggu dulu! Gue mau tanya deh, gimana yah kalo Ali cuma deketin Lo karena ada maksud tertentu." Ucapnya sambil tersenyum licik.

"Maksud kamu apa? Nasya nggak ngerti!" Tanya Nasya bingung apa yang dibicarakan Alince.

"Lo mau tau apa yang gue maksud? Nih..." Ucapnya lalu menyerahkan rekaman Vidio dimana Ali dan temannya berkumpul di kafe Alinskie yang membicarakan tentang niat Ali mendekati Nasya.

Sontak Nasya menganga seraya membelalakkan matanya, dia tak menyangka selama ini niat Ali mendekatinya karena ingin menjadikan Nasya barang taruhan. Sungguh Nasya kecewa dengan sikap Ali. Nasya benar benar marah terhadap Ali. Mengapa ia tega melakukan ini kepadanya? Mengapa ia tidak memiliki perikemanusiaan? Dan mengapa ia menyakiti hati Nasya sedalam ini? Membuat Nasya jatuh terlalu dalam oleh perangkap Ali.

Kini sudah tak ada lagi pria impian Nasya. Kini sudah tak ada lagi Ali Nasya yang dulu. Kini sudah musnah harapan Nasya untuk bahagia bersama Ali. Dan kini Nasya terlalu sakit hati untuk memaafkan Ali.

Nasya ingin penjelasan Ali. Walaupun Nasya tidak bisa memaafkan Ali, tapi Nasya ingin tau alasan Ali melakukan ini semua. Dia ingin tau apa salah Nasya hingga Ali bisa setega ini menyakitinya. Sungguh Nasya marah dan kecewa besar terhadap Ali.

"Ali!"
"Iya sya? Kenapa? Udah jangan main kejar kejaran lagi! Aku capek!"

Plaakk

"Sya! Kamu kenapa nampar aku? Salah aku apa? A-"

"Apa? Salah kamu? Kamu masih nanya salah kamu apa? Kamu mikir dong, kamu udah nyakitin hati aku! Kamu udah ngecewain aku! Kamu udah mainin aku!"

"Sumpah Li! Lo tega sama gue. Apa salah gue sama Lo? Kenapa Lo ngelakuin ini sama gue?"

Tanya Nasya yang sekarang tidak memakai embel-embel aku kamu. Sekarang Nasya yang bar bar sudah muncul meruak ke permukaan. Sifat yang dari dulu Nasya hindari malah terjadi padanya. Ini semua gara gara Ali. Cowok baru yang nggak terlalu lama ada di hidup Nasya.

Tak terasa air mata Nasya yang menggenang telah meluruh jatuh membasahi pipi. Hatinya hancur berkeping-keping, seseorang yang ia kagumi dan cintai selama ini telah membohonginya. Ali saja dengan sangat mudah membohonginya, apa lagi orang lain. Nasya tersenyum kecut, dia telah sadar bahwa ia bukan apa apa. Dia hanya salah satu butiran debu yang tak berarti. Dan debu yang tak berarti tak akan bisa menjadi berlian yang bersinar.

"Hey sya jangan nangis! Kamu kenapa? Salah aku dimana?"

"Oh Lo masih nggak bisa ngerti salah Lo dimana? Oke, biar gue jelasin. Salah Lo karena Lo udah jadiin gue sebagai barang taruhan. Dan gue paling nggak suka, orang yang nganggep gue kayak barang!. Lo juga mainin perasaan gue selama ini, mau bikin gue jatuh dalam cinta Lo, lalu dengan gampangnya Lo ngehempas gue setelah 3 bulan, iya kan?. Lo kejam Li, sekarang gue tarik omongan gue waktu di camping. Gue pernah bilang Lo sempurna, tapi sekarang gue mau bilang Lo gak lebih dari seorang pengecut! Yang cuma bisa mainin perasaan orang!"

"Dan sekarang lebih baik kita jalan masing-masing aja!" Ucap Nasya yang langsung di jawab oleh Ali.

"Maksud kamu kita jalan masing masing apa sya?"

"Kita, PUTUSS!!" teriak Nasya dan langsung berlari.

"Nasya tunggu sya! Aku bisa jelasin ini semua. Sya! Nasya!" Teriak Ali yang langsung menyusul Nasya berlari. Ali sekarang sedang takut, kalut. Ia bingung, bagaimana jika Nasya tidak main main dengan omongannya. Dan bagaimana Nasya bisa tau jika niat awal Ali akan mempermainkan hati Nasya?

"Sya tunggu! Aku bisa jelasin semuanya sama kamu sayang-"

"Stop! Jangan panggil gue dengan sebutan menjijikkan itu! Gue udah nggak Sudi Lo panggil sayang lagi. Lo, terlalu menyakiti hati gue. Lo hebat bisa ngebuat gue jatuh sedalam dalamnya sama Lo. So, Lo bisa lega sekarang. Gue, Nasya bakalan ngelepas Alinya yang udah nyakitin hatinya. Li, sekarang Lo bebas gue permisi"

"Sya, sya, enggak sya, enggak! Nasya dengerin aku dulu sya! Kamu salah paham! Nasya...!! Nasya!! Hiks...hiks... Sya! Maafin aku sya.... Aku sayang kamu!"

Hubungan ini telah berakhir, berakhir tanpa penjelasan. Keduanya terpuruk atas keputusan. Keduanya tak rela jika harus berpisah. Dan keduanya sakit jika saling meninggalkan. Tapi rasa kecewa itu kembali menghasut hati untuk tetap melepas, hanya sekedar memberikan balasan untuk sebuah perbuatan. Agar bisa merasakan bagaimana rasanya dimainkan dan di tinggalkan.

Air mata menjatuhi pipi keduanya. Tapi tak ada yang tau jika keduanya menangis. Hanya ingin terlihat kuat. Tapi, sebenarnya mereka rapuh, terlalu rapuh untuk ini. Mereka merasakan sakit yang membekas.
Bagaikan terluka tapi tak berdarah. Kini mereka berdua hanya bisa merindu satu sama lain.

Hay Hay Hay guys!!
Gimana kabarnya?
Apik ora?
Okeh lah, tunggu part selanjutnya yah!
Permainan akan segera dimulai guys!!
Tunggu kejutan yang bakal hadir nanti ya!!
Bye bye
See you next time

Late to Realize (Fat Girl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang