Terlihat seorang perempuan muda berusia kira kira 16 tahun tampak serius menelusuri setiap kata dalam novel yang dia baca. Rambutnya yang sepanjang punggung tergerai bebas kemana mana.
Seperti telah masuk dalam dunia novel, Dia sampai tidak sadar bahwa ada seseorang yang baru saja duduk di kursi sebelahnya. Ia melirik sebentar untuk mengetahui orang itu lelaki atau perempuan. Dan ternyata seorang laki laki. Setelah itu, ia melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda.
Beberapa saat kemudian, ada seseorang yang mencolek colek lengannya yang ternyata pelakunya lelaki disampingnya. Dengan geram ia menengok ke samping untuk melihat lelaki itu.
"Haii." sapanya tersenyum manis.
"Nama gue Doni, " lanjutnya seraya mengulurkan tangan.
"Ganggu," balas Bulan datar, singkat dan jelas
Bulan menatap dingin laki laki itu yang bernama Doni. Lalu ia bangkit dan keluar dari tempat itu. Sedangkan Doni bengong ditempat dengan tangannya yang masih melayang diudara.
"Kenapa dia? " tanya Doni pada dirinya sendiri.
((((
Bulan POV"Mengganggu" gerutuku pelan.
Dengan hati setengah dongkol, aku mengambil sepeda lalu mengayuhnya menuju rumahku. Setelah sampai rumah, aku memakirkan sepedaku di halaman.
Telingaku menangkap suara orang yang tertawa didalam rumah. Aku seperti mengenali suara itu. Lalu aku berjalan sedikit tergesa dan masuk ke dalam rumah.
"Assalamu'alaikum" salamku. Terlihat sahabat sahabat karibku sedang bersinggah di rumahku. Pantas saja aku mengenali suaranya.
"Wa'alaikumsalam " kompak mereka.
Aku memicing curiga pada mereka. Tak biasanya mereka berkunjung tanpa memberi tahu terlebih dahulu kepadaku.
Dengan gontai aku menaiki tangga menuju kamarku tanpa memperdulikan mereka. Namun langkahku dicegat oleh mereka.
"Bulan antikk! Ke mall yuk," rayu salah satu sahabatku bernama Ifa. Tampak mereka menampilkan wajah memelasnya.
"Ayolahh," ajak Putri
"Ga! " kataku datar
"Eh, nanti gue traktir deh." tawar Ana
"Oke," jawabku kilat
"Yee, semut kutub giliran ditraktir cepet! " gerutu Anna.
Aku hanya memutar bola mata malas.Bulan POV off
***
Disalah satu pusat pembelanjaan yang terkenal tampak orang orang berlalu sibuk kesana kesini sambil membawa apa yang mereka belanjakan. Wajar saja karena besok mulai tahun pembelajaran baru tepatnya semester 2.
Dilain sisi terlihat 4 perempuan yang berjalan beriringan kompak. Mereka adalah Bulan dan kawan kawan. Mereka selalu heboh dimanapun mereka berada. Kecuali Bulan yang senantiasa setia dengan novel yang ia baca.
"Eh, gue mau liat liat tas dulu, temenin pliss" ucap Putri sambil memasang tampang melas.
"Biasa aja tampang lo dong, gausah sok sokan rayu rayu entar juga kalo nolak digeret juga" balas Ana mengejek. Sedangkan Putri mengerutu kesal.
"Iiihh Putri kenapa mukanya kaya nahan boker? Putri mules? Ayok Ifa anterin ke WC" tanya Ifa tiba tiba nyambung sambil menarik tangan Putri.
Ana terlihat tertawa terbahak bahak mengejek sedangkan putri menahan kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan Langit
Teen Fiction"Jangan bergantung pada harapan, bodoh! Semakin tinggi, semakin sakit." - Aurenlyn Bulan Zean --------------------------------------------------------------------------- Permasalahan bertubi tubi menghampirinya, namun Tuhan memberi sebuah jalan akhi...