Selamat membaca:vSuara nyaring bunyi handphone membangunkan seorang gadis yang terlihat tertidur pulas. Dengan geram ia mengambil handphone nya untuk mengecek siapa yang menelponnya malam malam begini.
Bunda calling.......
Gadis tersebut menghela hafas panjang. Lalu kemudian ia mengangkat telepon itu.
"Halo??" ucapnya malas.
"Bulan? Kamu udah sampe indonesia?" tanya bundanya.
Yap, gadis tersebut adalah Bulan atau kerap disapa Zea. Tetapi kebanyakan, ia dipanggil Bulan. Sedangkan yang disebrang telepon itu bundanya.
"Hmm." balasnya
"Bunda pengin kamu meneruskan sekolahmu ke SMA tempat kamu sekolah dulu." ucap bunda membuat Bulan melotot.
"Bunda, Bulan ga mau! " bantahnya.
"Kenapa?? Bunda tau kamu udah lulus SMA karena pertukaran remaja tapi kamu harus tetep melanjutkan sekolahmu, ini permintaan kakakmu. Ayolah turutin, " Bunda memohon.
"Pokoknya Bulan gamau," Bulan tetap dengan pendiriannya.
"Kenapa kaka minta kek gitu? " lanjutnya.
"Kakakmu gamau kalah saing sama kamu," ucap Bunda santai.
"Cihhhhh, kakak lagi kakak lagi." batin Bulan
"Biarin." balas Bulan simpel.
"Biarin?!? Udah nurut aja si kenapa! Jangan egois kamu! " ucap bunda naik satu oktaf.
"Egois?? Aku egois?? Lantas perilaku kaka disebut apa? " batin Bulan merontak.
Namun, karena Bulan tak ingin ribut dengan bunda, ia pun mengiyakan keputusan bundanya. Belum sempat sang bunda mengatakan sesuatu, ia langsung mematikan telepon itu dan membantingnya ke arah kasur.
Bulan hanya diam, tak marah tak menangis. Ia hanya menatap kosong langit langit kamarnya.
Dia memikirkan semua hal, semua yang menyangkut hidupnya. Sampai kantuk menyerangnya perlahan.
°°°°°°°°
Kringgggggg.......
Suara alarm membangunkan Bulan di pagi harinya. Dengan enggan ia bangkit dan mulai melakukan kegiatan paginya yang akan selalu ia lakukan 2 tahun kedepan.
Namun, langkah kakinya terhenti melihat notif dari bundanya.
From : Bunda
Bulan, kamu jangan sampai telat ke sekolah. Oh iya, kamu sekolah di SMA Harapan Bangsa. Bareng kakakmu pasti kamu seneng deh. Jaga nama baik keluarga kita.
Tanpa membalas pesan sang bunda, ia melanjutkan langkahnya menuju kamar mandi.
"Bareng kakak? Bahagia?? " batin Bulan miris.
Setelah melakukan ritual di kamar mandi, Bulan pun segera memakai perlengkapan sekolah dan segera menuruni tangga.
"Pagi non" sapa pembantunya.
"Pagi" balas Bulan datar.
Tampak diruang makan tersedia berbagai jenis makanan. Namun tak ada salah satu anggota Keluarganya di ruang makan. Hanya ada bibi yang sedang menyajikan makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan Langit
Teen Fiction"Jangan bergantung pada harapan, bodoh! Semakin tinggi, semakin sakit." - Aurenlyn Bulan Zean --------------------------------------------------------------------------- Permasalahan bertubi tubi menghampirinya, namun Tuhan memberi sebuah jalan akhi...