Lilac

5.7K 721 43
                                    

Syiringga atau biasa disebut Lilac berasal dari nama seorang bidadari cantik menurut Mitologi Yunani kuno yang berlari ke dalam hutan karena dikejar oleh seseorang yang menyukai kecantikannya. Karena ketakutan ia pun merubah dirinya menjadi semak yang berbunga harum yakni Lilac.

Lilac Ungu sering disimbolkan cinta pertama dan Lilac putih sebagai symbol kesucian masa muda.

Seperti halnya cinta yang bisa menyapa hati siapa saja, begitu juga luka yang mampu menyalami hati begitu teganya.

Udara pedesaan terlihat sejuk pagi itu di saat mobil mewah masuk membelah aspal yang diapit kebun teh, Seorang pemuda mengeluarkan kepalanya, pemuda yang begitu tampan dengan rambut dan mata kecoklatannya.

“Udara di sini begitu sejuk paman.” Ujarnya.

“Ya, maka tak heran Ayah tuan membuat Villa di sini.”

Pemuda itu mengiyakan, tidak berapa lama dia mengkerutkan kening saat melihat para wanita yang jalan beriringan dengan pakaian yang begitu tertutup, pikir pemuda itu mungkin karena cuaca di sini dingin jadi tak heran berpakaian begitu.

“Itu santriwati pesantren Al-hidayah tuan, biasanya mereka sedang mengambil air dimata air tidak jauh dari sini.”

Mata si pemuda menangkap sosok sang gadis begitu berbeda baginya, senyumnya yang terukir seolah mentari yang menghangatkan jiwanya lalu melajukan detak jantungnya begitu cepat.

Melihat Tuannya yang sedang terpesona sang supir kembali menjelaskan.

“Dia neng Inayah, Anaknya pak Kiai pemilik pesantren ini.”

Saat ini pemuda yang tak lain Antonio untuk pertama kalinya jatuh cinta, menuntut sebuah pengakuan dari seseorang yang dia jatuhi cintanya itu.

***

Sepenggal kenangan itu membuat Antonio memandang isterinya yang sedang asyik ber make up dimeja rias, memakai pakaian serba ketat dengan rambut indahnya terurai.

“Adakah kamu merindukan kedua orang tuamu? Tempat kelahiranmu?” Tanya Antonio tiba-tiba saja.

Dia merasakan perasaan sangat bersalah, kekasih hatinya menjadi seperti ini karena perilakunya dahulu kepadanya.

Inayah, tampak menghentikan kegiatannya.

“Jangan tanyakan perihal itu kepadaku.”

“Aku merasa bersalah padamu, pada keluargamu, pesantren. Aku~.”

“Hentikann.” Inayah berdiri, memicing tapi matanya berkaca-kaca.

“Maaf, maafkan aku, maafkan rasa cintaku yang dulu begitu jahat padamu.” Ujar Antonio merengkuh tubuh isterinya.

Tidak seperti biasanya, Inayah terlihat nyaman dalam pelukan suaminya, atau memang sebetulnya kenyamanan bersama suaminya itu ada, tapi dia sembunyikan karena luka dihatinya.

***

Dikediaman Sidiq, Ayyyaz dan Bunga dipertemukan dengan kelima anak-anaknya. Rani dan Hasna perangainya menjadi begitu santun, tahu sebuah batasan dia terhadap ketiga sahabatnya yaknu Andi, Dimas dan Dani bahwasannya mereka bukan mahram untuk bisa saling berbaur seperti dahulu.

“Apa benar ini putriku?” Tanya Bunga.

“Rani juga mau bertanya, apa benar ini kak Bunga kita?”

Mereka tersenyum mendengar pertanyaan saling ledek itu, hari itu hati suami isteri ini penuh dengan kebahagiaan dan rasa syukur, mereka pulang kembali ke kontrakannya dengan membawa begitu banyak makanan.

BungaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang