4. sebelas januari

741 18 0
                                    


Siang itu aku dan pery merasa sangat bosan, pery mengusulkan untuk pergi ke wahana di jogja bay, ya begitu lah kalo dekat dengannya ingin saja pergi kesana kesini, walaupun saat itu benar2 lagi buntu. Aku menyetujuinya karna memang liburan akhir tahun ini aku tidak ada pergi kemana-mana, seperti biasa nggak ada motor menjadi salah satu kendala. Aku dan pery ke bingungan,

" res, mending kamu kasih tau orang yang kemarin itu, kamu ada kontak nya kan ? Barang kali dia mau ikut" tawarkan pery padaku.

"Ardian maksudnya " jawabku yang agak gak enak harus merepotkan nya lagi.

Akhirnya aku mencoba menghubunginya, dan dia mau ikut denganku, aku memintanya untuk mengajak satu temannya lagi agar pery ada yang membonceng. Eh malah tiba2,

" aduh mana sih mereka res, janjian dari pagi smpek siang belum datang juga" keluh pery yang sudah tidak sabar menunggu.

" ya sabar dong per, kita kan ngrepotin mereka, mungkin dia lagi cari temen buat di ajak pergi" sahutku santai yang belum bersiap2.

" nanti kalo temennya Ardian ganteng aku sma temennya, kamu sama Ardian ya, tapi kalo temennya pas2an, aku yang sma Ardian kamu yang sama temennya" ucapnya tegas.

Aku hanya mengangguk kesal padanya, pery memang orang yang genit begitulah aku melihatnya, tapi aku tetap menghargainya sebagai teman. Akhirnya mereka sampai menjemputku, kami bergegas pergi ke jogja bay, di pertengahan jalan motor Ardian menabrak motor seorang ibuk2 yang mendadak berbelok memutar jalan, sontak Ardian semaksimal mungkin menahan agar tidak terjadi apa2, namun upayanya tidak berhasil aku dan Ardian terjatuh dan terseret motor. Aku sudah tidak membayangkan apa yang terjadi pada diriku, hanya pasrah atas kehendak Tuhan, aku terseret bersama motor itu namun Ardian tidak ku lihat, setelah motor berhenti menyeretku, datang Ardian dari belakang dan mengulurkan tangannya padaku.

" kamu gak papa ?" tanyanya benar2 khawatir sambil membangunkanku.

"Aw, sakit, kaki kuuuuu".
Aku melihat ke arah kaki dimana sandal yang aku pakai rusak tergores aspal dan ku lihat darah di pinggir ibu jari kaki ku.

Aku melihat di sekelilingku tampak motor yang di kendarai pery juga tersungkur jatuh, Ardian dan temannya segera meminggirkan motor mereka. Lalu kami mengecek bagian motor yang rusak, benar saja kopling motor Ardian patah dan bagian depan motor yang di kendarai pery menjadi bengkok dan ada bagian yang patah, aku tambah merasa bersalah sekali. Tiba-tiba ada seorang warga yang menyarankan untuk ke bengkel di seberang jalan yang tidak terlalu jauh dari tempat kami jatuh. Sesampai di bengkel, sambil menunggu motor kami di benahi, Ardian duduk di sebelah ku sambil membuka botol akua yang di beli pery saat berjalan menuju bengkel, lalu dia mencuci wajah nya dan saat dia melepas sandalnya baru aku tau bahwa kakinya terluka parah, dia siram darah yang ada di kakinya sambil meringis sakit.

"Kamu luka juga ?" tanyaku dengan rasa bersalah dan khawatir.

"Ndak apa, cuma luka kecil" jawabnya sambil tersenyum seolah tak ingin membuatku khawatir.

Karna sudah sore dan motor sudah bisa di pakai kami melanjutkan perjalanan, sepanjang perjalanan aku merasa tidak enak padanya, aku hanya diam dengar rasa bersalahku.

"Kita singgah dulu di indomart ya, beli handsaplas buat tutup lukamu" ucapnya yang masih khawatir denganku.

Kami singgah di indomart, setelah menutup luka kami kembali melanjutkan perjalanan. Akhirnya kami sampai di jogja bay pukul 3 sore, seperti biasa aku slalu membawa handphone Ardian untuk menunjukkan jalan, sesampai di tempat Ardian dan temannya pamit untuk ke bengkel lagi karna mereka merasa ada yang belum beres dengan motor mereka. Jadi aku dan pery hanya main berdua di wahana itu, Ardian melupakan Hpnya yang sedang aku kantongi, aku juga tidak ingat bahwa yang aku kantongi adalah hpnya. Setelah kami selesai bermain di wahana, aku mencoba menghubungi temannya yang ternyata sudah menelpon beberapa kali di hp Ardian. Sambil menunggu Ardian dan temannya aku membuka2 isi hpnya karna aku benar2 kepo dengannya, aku takut dia sudah ada yang punya. Lalu pery memintaku untuk membuat story di hp Ardian, aku sudah menyangkalnya namun dia merebut hp Ardian dan mengajakku membuat snap di akunnya. Tak lama kemudian Ardian dan temannya datang menjemput dan kami pun di antarkan pulang ke kos.

Between Friday And Sunday Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang