8. Kejutan yang terlambat

462 12 0
                                    

Waktu begitu cepat berlalu, kode demi kode sudah aku tekankan padanya, tapi tetap saja perasaan ini masih menggantung, tidak ada kepastian darinya, kadang2 merasa sangat di spesial kan, kadang juga di buatnya kesal, marah yang tidak jelas, dia juga sudah memanggilku dengan sebutan sayang, bahkan waktu itu dia pernah memakai fotoku untuk foto profil WA nya, tapi itu semua tetap membuatku tidak begitu merasa senang, karna aku tidak kunjung mendapat kepastian darinya. Beberapa temanku juga sudah mulai geregetan dengan kisah cintaku ini, mereka tidak tinggal diam, bahkan mereka sudah berpindah profesi menjadi mak comblang untukku. Tapi tetap saja jawaban darinya adalah "belum waktunya" aku merasa kesal harus bersabar dan terus bersabar, tapi aku percaya semua akan indah pada waktunya. Aku sempat berfikir kenpa dia tidak kunjung meminta ku untuk menjadi kekasihnya, apakah dia masih memiliki rasa dengan mantannya ? Apakah dia belum bisa move on ? Apakah dia merasa tidak pantas berada di dekatku ? Atau karna kita berbeda ?, ntah lah aku hanya menunggu waktu yang menjawab, rasanya tidak mungkin jika memang dia menunggu untuk memberanikan diri mengatakannya padaku, ya walaupun aku tau dia memang orang yang tidak punya banyak keberanian, untuk pergi di keramaian saja dia malu, apa lagi jika hal pribadi seperti perasaan harus dibagikan padaku.

Malam itu aku sedang mengerjakan laporanku, tiba2 aku mendapat pesan darinya yang ingin main di kosku, aku membolehkannya tapi aku jelaskan bahwa aku sedang sibuk mengerjakan tugas, dia tetap ingin pergi ke kos ku. Aku menunggunya, sesampai di kos aku membukakan pintu lalu ku suruh dia masuk, dia berbaring sambil memainkan handphone yang sedang di chargernya dengan sesekali menjaili dan memandangiku.

"Masih lama ya?" tanya nya padaku.

"Emm.. Bentar lagi kok" jawabku berbohong, karna tidak mungkin dia pergi jauh ke sini jika tidak ada hal penting yang ingin ia sampaikan.

Aku membereskan semua alat tulisku, lalu dia duduk dan memandangku, aku menjadi nervous di buatnya. Dia mengambil tas yang di bawanya, lalu dia mengeluarkan satu persatu isi didalamnya, dia mengeluarkan snack oreo,lalu ciki2 ketela yang berukuran besar,dan malkis coklat.

"lagi?" tanyanya sambil tersenyum seolah semua itu masih kurang.

"Emang masih ada ?" tanyaku balik terheran2 dengan sikapnya yang tidak biasa ini, yang terakhir dia memberiku coklat seilverqueen yang ia janjikan saat hari valentine,

"makasih ya" ucapku senang dan tersipu malu.

Tiba2 notifikasi Hp ku berbunyi, salah satu temanku juga ingin main ke kos, namanya Rizky dia cowok yang menurutku sangatlah alay, aku mengenalnya saat pergi ke warung makan. Kata teman2ku sih dia naksir aku, tapi aku merasa ilfeel dengannya karna sikap nya yang kayak anak2. Aku membolehkan Rizky main ke kos ku juga. Lalu ku beritahu Ardian, terlihat wajahnya yang mendadak berubah kesal aku tidak tau kenapa dia seperti itu, mungkin dia cemburu pikirku. Tak lama Rizky sampai, ku suruh dia masuk untuk bergabung, aku merasa aneh pada Ardian yang tiba2 merasa sangat dekat denganku, bahkan kami duduk berdua menjauh dari rizky, sampai2 rizky tidak ada kesempatan untuk berbicara denganku, sikapnya yang cuek tiba2 berubah menjadi seru, romantis dan perhatian. Aku tak tau apa maksut dari tindakannya ini, aku hanya mengikuti permainannya. Malam semakin larut, Rizky mengajak Ardian pulang karna sudah merasa tidak nyaman.

"ayok pulang yan" ajak rizky,

"iya ayok" jawab Ardian yang tidak kunjung beranjak.

Aku mengerti maksut Ardian, ia menyuruh Rizky pulang terlebih dahulu ditambah lagi jalan pulang mereka yang berbeda arah kenapa juga harus pulang bersamaan toh berangkatnya sendiri2, jelas Ardian padaku tentang kejadian ini,beberapa waktu yang lalu. Akhirnya mereka pun pulang dari kosku. Ardian sempat mengechatku dengan rasa kesalnya, aku dapat memakluminya sehingga aku menawarkan ia untuk main ke kos ku lain waktu.

Between Friday And Sunday Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang