23. sangat manis

218 7 0
                                    

Hari-hariku sudah banyak ku lewati bersamanya, bahkan mungkin di seluruh sudut Jogja sudah banyak kenangan antara aku dan dia, ya begitulah jika kami tak keluar kos atau kontrakan bersama, galau itu benar-benar melanda, tapi aku ingin dia untuk tidak terlalu memprioritaskan aku lagi, bukannya aku yang ingin menjauh ataupun apa, tapi aku mulai bosan dengan hubungan yang baik-baik saja, aku mulai memintanya untuk menghubungiku seperlunya saja, jika dulu bisa sampai 24 jam hanya untuk video call kali ini cukup telpon pengiring tidur saja, dan chat saat izin untuk keluar, ya walaupun ini sangat menyiksa aku hanya ingin meminimalisir rasa bosan dengan hubungan yang berjalan seperti ini terus, ditambah lagi waktu bertemu yang ku minta, jika dulu 3 hari atau 1 minggu sekali tapi kali ini aku ingin 1 bulan atau 2 minggu sekali saja bertemu denganku.

Sungguh lama-kelamaan rasa rindu itu muncul di antara kami, tak tau angin apa yang telah membawa perasaan ini begitu dalam hingga malam itu benar-benar pecah, ya tepat anniversary kami yang ke-16 bulan dia mulai terbiasa tanpa kabarku, sebenarnya akupun lupa jika tanggal itu adalah tanggal yang sama saat dia memintaku menjadi pacarnya, tapi tiba-tiba chat dari sahabatku Rina masuk.

"hepii enipp zheyengg" ketiknya tak karuan

"astaga sayong kamu mengingatkannya, aku lupaa" balasku

"dan selamat Idul Adha ya jangan lupa traktiran dan dagingnya" balasnya lagi

"aduh aku aja gak dapat traktiran dari dia"

"ahh gimana sih kok malah aku yang ingat" ucapnya kesal karna tak mendapat responku.

Chat WA ku itu akhirnya ku screen shoot dan ku berikan pada Ardian, lama aku menanti balasannya karna saat itu dia sedang pergi bersama sepupunya untuk membeli kebutuhan kos untuk sepupunya yang baru saja menjadi mahasiswa baru. Sebenarnya selama aku menjalin hubungan dengannya, dia adalah orang yang selalu mengingat hari jadian kami, tak heran jika dia selalu mengucapkannya terlebih dahulu dengan doa dan harapan panjang yang cukup ku Aamiinkan.
Akhirnya balasan itu muncul dengan emoticon yang menyebalkan.

[😚] pesannya

Hanya ku read dan tak ku balas, sepertinya dia sudah melupakanku, pikirku saat itu. Tak lama kemudian dia mengirimkan pesan lagi.

"happy annive ya sayang, maaf sampek lupa soalnya lagi sibuk bantu sepupu"

"iya ndak apa, aku tau"

"nanti kalo udah santai aku ajak sayang makan di luar, udah kangen" ketiknya lagi

"iya sayang"

Akhirnya hari yang ditunggu datang malam itu dia datang dengan *AT* yang ingin dia titipkan lagi padaku karna dia akan menginap di kontrakan abangnya. Kami pun menuju rumah makan langganan kami.

"mau apa ?" tanyaku padanya sambil menunjukkan menu makanan yang sudah ku ambil

"emmm..... " gumamnya

"ayam bakar kayak biasanya? " tanyaku lagi karna tak kunjung menjawab

"em........ Mau kamu" jawabnya berkata lirih di samping telingaku

"iz apa sih cepet ah" jawabku tersipu malu

"iya kayak biasanya sayangkuuuu" jawabnya sambil beranjak meninggalkanku di meja pemesanan.

Tak banyak yang kami ceritakan malam itu hanya saja dia selalu menatapku dengan tajam, ya aku tau dia sangat rindu padaku, ditambah lagi pasti ada rasa curiga yang dia tanamkan karna sikapku yang tiba-tiba meminta untuk membatasi komunikasi selama ini, dia pun langsung mengambil hp ku untuk mengechek isi chat di dalamnya. Tak lama kemudian dia tersenyum sambil meletakkannya kembali.

"kenapa? " tanyaku bingung apakah ada kesalahan yang sudah ku lakukan

"ndak ada" jawabnya dengan tatapan tajam

"kenapa sih? Kok lihatinnya gitu banget? Ada yang salahkah?" tanyaku kebingungan dengan sikapnya

"kangennn" bisiknya sambil menutup mulut dengan sebelah tangannya

"ihhh, baru juga berapa minggu" jawabku, dan tak lama itu makanan kami datang.

Setelah selesai makan, kami segera pulang karna dia harus menempuh perjalanan untuk ke kontrakan abangnya yang cukup jauh dari kos ku.

"aku masih kangen, boleh ndak hari minggu jalan lagi?" tanya nya di perjalanan

"iya boleh, nanti aku usahakan ya"

"benar ya, nanti tidur tempat Rina aja malam minggunya biar dekat mau jemput" ucapnya lagi

"siap komandan" jawabku

Setalah sampai di kos dia langsung pamit ke kontrakan abangnya. Ya begitulah pertemuan singkat yang di nantikan selama ini, dengan seperti ini aku dan Ardian akan sangat jarang menemukan masalah-masalah ataupun sesuatu yang dapat meretakkan hubungan kami, dia pun mulai setuju dengan kemauanku ini.

Between Friday And Sunday Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang