21. sakit

264 9 0
                                    

Minggu ini rasanya sangat lega setelah menyelesaikan ujian tengah semester yang sudah tak mudah lagi untuk di lalui, dan syukurnya aku bisa menyelesikannya dengan baik.

Hari senin aku berangkat kuliah pagi, dan seperti biasa dia yang belum bangun hanya ku tinggalkan pesan yang berisikan " jangan lupa mandi,sikat gigi,sarapan dan bersyukur". Tapi pagi itu kepalaku terasa sangat berat dan pusing, aku rasa ini hanya efek aku bangun pagi terburu-buru, dan aku pun langsung mandi dan berangkat ke kampus.
Dikampus hal yang tak ku duga-duga pun terjadi, badan ku semakin lemas dan kakiku terasa sangat dingin, aku memang sudah memakai jaketnya yang dia titipkan padaku, karna aku merasa badanku sudah tak enak, aku sudah tidak bisa lagi menyimak pelajaran yang sedang berlangsung, seperti biasa ibu ku selalu menelpon setiap hari, siang itu aku keluar kelas untuk mengangkat telponnya.

"hallo Assalamualaikum"

"waalaikumsalam, kenapa mbak kok lemes banget jawabnya?"

"kayaknya aku demam buk"

"walah, selesai ujian kok demam. Minta antarkan teman berobat"

"temanku hari ini pada remedi buk pulang sore, ini aja aku udah nggak kuat mau jalan, orang aku tiduran aja di kelas"

"ibu telponkan ardian ya, biar nanti minta tolong dia antarkan berobat"

"ndak usah lah buk, dia kuliah kayaknya"

"iya ditanya dulu to... Ya udah sana istirahat dulu"

Siang itu setelah pelajaran selesai aku langsung pulang dan menarik slimut, ruangan ber AC sudah membuatku merasa berada di kutub Utara, padahal jelas-jelas ratih dan mbak Intan memegang tanganku yang hangat sambil memijitnya saat berada di kelas.

(dering telponku berbunyi, Ardian menelponku)
"haloo" jawabku dengan setengah sadar

"siap-siap nanti aku kesana, kita berobat" ucapnya langsung sambil mematikan telpon setelah ku jawab 'iya'

Ini artinya ibu ku sudah memberitahunya tentang keadaanku. Siang itupun dia datang, langsung di sentuhnya keningku dengan punggung tangannya.

"panas kali ini, ayo kita berobat"
"ndak mau, nanti aku kena suntik"
"endakkkk.... siapa mau suntik ?"
"bener ndak di suntik? "

Aku memang tidak pernah berobat kalau sakit apalagi jika harus di suntik, lebih baik aku sakit berhari-hari daripada harus menahan sakit 1 menit. Ya itu adalah prinsipku, kalau kalian tak setuju tak apa. Aku langsung bergegas pergi ke klinik bersamanya, kalau di rumah sakit pasti mengantri sangat lama dan aku sudah tidak mampu lagi untuk menyangga tubuhku. Setelah pulang dari klinik aku langsung istirahat kembali, aku melihatnya khawatir dan tak beranjak pulang.

"kok ndak pulang? "

"aku mau tinggalin kamu? Gila apa? Kenapa ndak bilang aku kalau sakit? Kenapa harus ibu yang telpon dulu?"

"ibu tadi telpon? "

"ya iya lah, pokoknya aku mau jaga kamu hari ini, aku beli makan dulu, habis makan minum obatnya" dia langsung beranjak dengan wajahnya yang kesal padaku.

Setelah kami makan siang aku langsung minum obat (karna di paksa) efek obat itu membuatku sangat mengantuk, aku langsung izin padanya untuk tidur.

"dah tidur lah, aku mau main game" ucapnya
"iya"

Aku pun tidur, ku lihat dia berbaring di lantai sambil bermain game, rasanya kasihan sekali melihatnya begitu. Sebenarnya tidurku juga tak terasa nyenyak, sesekali aku mengintipnya yang sedang asik main game dan memastikan bahwa dia tak aneh-aneh padaku. Tapi jujur aku belum pernah melihatnya bersikap kurang ajar, bahkan dia sangat menghargai lawan jenisnya dengan baik. Aku merasa dia mendekatiku, lalu dia menyentuh keningku lagi. Tubuhku semakin panas, sampai-sampai aku meringik dan meneteskan air mata.

"sayang kenapa? Sakit ya? " ucapnya sambil mengusap-usah kepalaku.

"mau belikan cool fever, ndak tahan lagi, panas kali badanku"

"aduh, kemana aku cari ini, aku kompres pakai kain kecil aja ya"

"ndak ada kain kecil"

"aduh.... Pakai apa ya" ucapnya kebingungan.

Tak lama kemudian dia mengambil beberapa lembar tisu, langsung dimasukkan tisu itu kedalam air dan di kompreskan padaku. Aku sangat melihat kekhawatirannya saat itu, maaf kan pacarmu ini ya, sudah sangat merepotkanmu. Hari itu dia menjagaku sampai malam, dan menawarkan apakah aku menginginkan sesuatu, karna jika aku menginginkan sesuatu, maka dia akan langsung menurutinya. Bahkan dia tak sungkan untuk memijit kepala dan kakiku. Terimakasih banyak atas perhatian yang sudah diberikan, rasanya aku sangat berhutang budi padamu. Love you ❤

Between Friday And Sunday Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang