26. Berpisah

513 15 0
                                    

"Aku tidak tau apa yang harus membuat kita terpisah, hanya saja bukan kita yang menyerah, tapi keadaan yang membuat kita pasrah"

Aku membutuhkan waktu dan kesiapan dalam menulis ujung dari cerita ini, aku juga tidak menginginkan cerita ini berujung dengan kesedihan, tapi percayalah teman. Bahwa aku dan Ardian tidak saling melupakan, atau bahkan saling meninggalkan. Kami tetap menjadi teman walau rasanya begitu menyakitkan.

Malam itu aku mendapat pesan darinya, setelah menjalani LDR selama 2 bulan. Akhirnya kami membicarakannya lewat handphone, aku teringat benar, dia mengatakan bahwa, "kalau suatu saat kita berpisah kita ngomong langsung ya, jangan lewat handphone". Tapi malam itu, entah kenapa semua cerita antara aku dan Ardian seperti terhapuskan oleh waktu.

Ardian yang begitu cuek dan dingin membuka pembicaraan yang begitu tegang. Aku telah lama menunggunya memberi kabar, ya aku sangat tau keadaanya di sana, tidak ada jaringan bukanlah suatu alasan lagi untuk membuka masalah yang berujung kemarahan. Aku sudah cukup memakluminya, tapi kali ini dia memberikan kabar yang begitu mengejutkan untukku.

"Sayang udah pulang belum? " pesanku padanya, memastikan bahwa dia sudah pulang bekerja.

"Sudah dari tadi"

"Makan, abis itu istirahat ya"

"Iya nanti. Aku mau ngomong" lanjutnya

"Iya kenapa? " tanyaku penasaran dengan rasa tak karuan

"Aku ndak bisa bahagiakan kamu, kamu cari orang lain aja ya? " pesannya kali itu

"Maksudnya apa sih? "

"Aku gak pulang ke Jogja lagi"

"Terus? Kuliahnya? Semuanya? " jawabku kaget

"Aku gak bisa kesana lagi, aku mau bantu orangtua disini"

"La terus ku gimana?  Kamu mau ninggalin aku sendiri?" Jawabku panik dengan rasa sedih Yang tidak bisa ku bendung lagi.

"Kamu di sana baik-baik ya, cari orang Yang bisa bahagiakan kamu, sayang sama kamu, melebihi sayangku ke kamu.  Aku juga gak bisa melampaui batas diantara kita, bukanya aku gak sayang kamu, tapi aku juga sayang sama keluargaku, kamu gak akan ngerti posisiku saat ini. Aku sayang kamu, aku gak mau lihat kamu sedih" jawabnya panjang

"Aku gak tau mau ngomong apa lagi, aku butuh waktu" jawabku sangat kecewa

"Iya aku tau, suatu saat kamu juga akan ngerti, kita masih bisa jadi teman, aku juga gak siap kalo harus lihat kamu sama cwok lain. Tapi ini jalan terbaik buat kita" jawabnya lagi

Aku sudah tidak bisa menjawab pesannya yang terakhir, waktu yang berlalu dengan cepatlah yang dapat memulihkan hatiku. Kenangan bersamanya begitu melekat di sepanjang kota Jogja. Aku Dan Ardian harus kembali menjadi orang asing agar luka ini dapat sembuh. Ya ini bukanlah kemauan diantara kita, tapi mungkin Tuhan punya rencana yang lebih baik untukku dan dia.

Untukmu yang sudah menemaniku disaat sepi, memberi warna baru di dalam hidupku. Semoga kita selalu merindu di setiap waktu.

"Cinta bukan tantang minyak dan air yang tidak menyatu. Tapi cinta itu tentang kita yang mau menyatu walau kemungkinan hanya sebutir debu"

Between Friday And Sunday Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang