Don't Leave Me

857 91 2
                                    

Seminggu sudah berlalu dan sampai detik ini aku tidak lagi tahu tentangnya. Lidahku terlalu kelu untuk bertanya bagaimana kabarnya.

Semua karena kejadian sehabis makan malam dengannya. Aku hafal tatapan mata itu, tatapan mata kecewa dan sedih. Belum sempat aku menjelaskan semuanya, dia sudah pergi.

Flashback On

"Tae.." Sapa lelaki yang kini tengah memelukku, erat. Dia Park Seo Joon, aktor kenamaan yang sekarang ini namanya sedang melambung.

Aku kenal dengannya karena suatu acara dan aku hanya menganggapnya sebagai hyungku.

"Hyung, lepas...kenapa kau malah memelukku?"

"Tae, kenapa kau sulit sekali di dekati?" Tanyanya.

"Maksudmu hyung?" Aku mencoba melepas pelukannya, tenaganya terlalu kuat. Ini malah menyakiti diriku sendiri.

"Aku suka padamu, Tae. Kenapa kamu tidak bisa sedikitpun menoleh padaku?"

Aku menghela nafas dan tersenyum..

"Maaf, aku tidak bisa hyung. Aku menganggapmu sebagai hyungku. Aku..." Aku terisak kecil, rasanya lidahku terlalu kelu untuk berkata jujur bahwa aku masih mencintai Seokjin hyung.

Tanpa sadar aku mempererat pelukanku dan mulai menangis.

"Hey, kenapa menangis? Tenanglah, aku tidak memaksamu, Tae." Ujarnya sambil mengelus punggungku, menenangkanku.

Aku memejamkan mataku sebentar mencoba mengontrol emosiku.

Dan ketika aku membuka mata, netraku bertabrakan dengan netranya. Dia melihatku, melihat kami. Dia tersenyum dengan mata sedikit berair, apakah dia menangis?

Aku ingin memanggilnya, aku tak ingin dia salah paham. Tapi yang berhasil aku lakukan hanya diam dan menatap kepergiannya.

Flashback Off

Aku menghela nafasku, rasanya akhir-akhir ini hatiku berat sekali. Dengan bodohnya, aku tidak melakukan apapun untuk menemuinya. Sekedar memberi penjelasan pun tidak.

Ah, apa yang kau lakukan Kim Taehyung..

Hatiku sudah terlalu mencelos ketika dia bilang ingin menikah, dengan Ken hyung pula. Kenapa tidak sekalian saja dia kirim bunga selamat atas matinya hati seorang Kim Taehyung?

"Tae..." Jimin menginterupsi lamunanku.

"Wae?" Tanyaku, Jimin menyodorkan segelas coca-cola untukku. Aku mengambilnya dan tersenyum.

"Well, masih tidak bisa melupakan hyungmu itu? Oh maksudku, mantanmu?"

"Aku sudah mencobanya, tapi susah. Sekeras apapun aku berusaha."

"Lalu kenapa kau diam saja? Kenapa menunggu sampai seminggu berlalu?"

"Aku buntu, Jim. Aku tidak tau harus melakukan apa, rasanya memang kami sudah ngga ada jalan."

"Siapa bilang?" Sebuah suara memotong pembicaraanku dan Jimin. Dia, Suga hyung. Orang yang disukai Namjoon hyung.

Kenapa dia ada disini?

"Hallo, Taehyung. Kau pasti kaget bukan melihatku disini?" Aku mengangguk.

"Hyung-hyung tunggu, aduuuh larinya cepat amat sih. Keturunan flash apa siapa."

"Loh, Namjoon hyung? Kalian kok..."

"Produsermu ini sudah dekat sama Suga hyung, Tae" Kata Jimin.

"Yak!!! Kenapa kau tidak cerita sih hyung? Seminggu loh hyung ngga cerita apa-apa"

"Aku kesini bukan karena kedekatanku dengan Namjoon, Tae." Wajah Suga hyung berubah serius. Seperti ada sesuatu yang dia ingin katakan kepadaku.

"Hyung...."

"Diamlah, kalau kau tidak mau memberitahunya biar aku yang bilang." Namjoon hyung pun diam dan mempersilahkan Suga hyung untuk berbicara.

"Aku dekat dengan Namjoon karena sahabatku, Seokjin. Hari dimana kamu dan Seokjin makan malam bersama, pada hari itu pula aku bertemu dengan Namjoon. Yang seharusnya kamu makan malam dengan Namjoon, sebenarnya itu tidak pernah terjadi..." Suga hyung berhenti sebentar. Aku menatap Namjoon hyung meminta penjelasan.

"Hyung, biar aku yang lanjutkan" Suga hyung mengangguk. "Tae, sebenarnya Seokjin hyunglah yang merencanakan makan malam. Sebenarnya dia ingin mengajakmu makan malam, tapi dia tidak berani dan aku sudah berjanji padanya untuk membantu apapun karena kesediaannya menjadi partner MV dan membantuku mendekati Suga hyung. Aku pernah bilang bukan padamu, jika kalian masih saling mencintai jangan membohongi diri sendiri? Aku pernah bilang juga kalau di mobil Seokjin hyung ada sebuah foto? Itu fotomu dan Seokjin hyung. Dia tak pernah melepasnya walaupun kalian sudah putus."

Aku berusaha menormalkan emosiku. Aku tidak mengerti apa yang terjadi sekarang.
Semua terasa tiba-tiba untukku. Bukankah Seokjin menyesal sudah berpacaran denganku? Bukankah dia membenciku?.

"Hyung, aku tidak mengerti. Seokjin hyung bilang dia mau menikah dan itu dengan Ken hyung. A-aku....." Aku tak bisa menahan tangisku. Aku tahu, aku lemah kalau sudah menyangkut tentang kami. Terlalu miris.

"Taehyung, hari dimana dia dan kamu makan malam bersama adalah hari dimana dia sudah merencanakan untuk mengajakmu kembali" Suga hyung menghela nafasnya.

Tangisku semakin kencang, aku merasa bersalah. Kebodohanku yang hanya diam dan diam malah menyakiti diriku dan Seokjin hyung. Kebodohanku yang hanya diam saat dipeluk oleh Seo Joon hyung dan merelakan Seokjin pergi begitu saja.

"Tae, temuilah Seokjin. Aku mohon." Suga hyung menangis, Namjoon hyung berusaha menenangkannya. Jimin sahabatku juga terlihat sedih.

Sebenarnya ada apa??

"Suga hyung, Namjoon hyung, Jiminnie..kalian kenapa? Apa yang terjadi? Aku akan menemui Seokjin hyung, dia dimana? Aku ingin minta maaf padanya dan menjelaskan apapun yang harus aku jelaskan. Tolong antar aku.."

"Seokjin hyung.." Namjoon hyung menghela nafas dan menahan air matanya yang hampir jatuh. "Hyung...dia dirumah sakit, saat pulang dari makan malam denganmu, mobilnya ditabrak."

Dan saat itulah duniaku benar-benar sudah mati.

Love is Not OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang