Hug (Seokjin POV)

803 86 1
                                    

"Jimin...hyung takut" Aku berusaha menormalkan debaran jantungku, kami masih di bandara tapi rasa takutku sudah 99%. Jimin menolehkan kepalanya dan mengernyit bingung.

" Wae? hyung takut Taehyung akan menolakmu?" Aku mengangguk, mengiyakan. "Hyung, yang kau perlu lakukan hanya datang ke tokonya, meminta maaf dan jujur"

"Apakah semudah itu? dia pasti akan kaget kalo tiba-tiba aku datang begitu saja"

"Kau ini hyung, kau lebih tau Taehyung daripada aku. Aku yakin kau bisa." Jimin menepuk pundakku dan tersenyum. Setidaknya dukungan dari mereka bisa membuatku lebih percaya diri.

Tiba-tiba sebuah ide terlintas di kepalaku, memang tidak mungkin kalau aku tiba-tiba muncul di hadapannya. Sebaiknya aku meminta seseorang untuk membantu pertemuanku dengan Taehyung.
.
.
Akhirnya setelah menempuh perjalan panjang bermodal nekat demi bertemu Taehyungku, kami sampai di Paris. Saudara Yoongi, Kihyun dan Suaminya menyambut kami dan mengantar kami ke homestay. Ingin rasanya aku langsung menemui Taehyung, apalagi Kihyun bilang kalau biasanya Taehyung suka keluar dari tokonya dan jalan-jalan di sekitar lingkungan itu.

"Jin hyung, kenapa kau putus dengan Taehyung?" Tanya Kihyun.

"Hm? Karena kesalahanku..." Ucapku sedih. "Tapi, bisakah aku meminta tolong? Aku butuh sebuket bunga mawar kalau bisa dari tokonya Taehyung dan aku ingin memesan 2 pizza besar untuk diantar kesana."

"Lalu kau yang mengantar pizza itu? Hyung, kau sedang mempraktekan script dramamu?" Tanya Yoongi, tertawa.

"Bukanlah, yang ada dia langsung menutup pintu tokonya...mungkin. Maksudku, biar pengantar pizza itu yang mengantar, bilang saja kalau ada yang memesan untuknya dan nanti aku akan datang kesana membawa buket mawar merah." Jelasku.

"Wow, aku sudah duga hyung seromantis itu, ingat tidak waktu hyung menset rencana makan malam? Kalau saja rencana itu berhasil.." Aku tersenyum miris ketika Namjoon mengingatkanku soal hal itu.

"Baiklah, aku tidak mungkin membeli bunga di toko Taehyung karena Taehyung sepertinya familiar dengan mukaku. Aku akan menyuruh karyawan Shownu hyung untuk membelinya." Kihyun mengambil handphonenya dan menelepon Shownu. Aku mengangguk, menyetujui.

"Hyung, apapun yang terjadi tolong kali ini dengarkan penjelasan Taehyung. Ku harap ini membuahkan hasil. Aku ingin sahabatku kembali" Ucap Jimin sedih, Jungkook yang berada disebelahnya langsung merangkul Jimin dan menenangkannya.

"Tenang Jim, aku janji. Kalau urusanku sudah selesai, kalian bisa menemuiku dan Taehyung."
.
.
Aku mengamati toko Taehyung dari jauh, akhirnya aku melihatnya. Sepertinya dia bingung kenapa ada pengantar pizza datang membawa 2 loyang besar pizza dan 2 botol coca cola gratis, aku sangat mengenal Taehyung dia tidak akan mungkin langsung menerima begitu saja. Walaupun berjalan lama tapi akhirnya Taehyung mau juga menerima pemberianku.

"Pesanan anda sudah saya antar, semoga berhasil Sir!" Aku tersenyum dan berterimakasih.

Sudah waktunya, semangat Jin!

Aku berjalan ke toko Taehyung dengan hati-hati, jantungku berdegup kencang. Tapi, kalau tidak sekarang kapan lagi? Mereka bisa kecewa padaku dan aku akan menyesal seumur hidup kalau melewatkan ini.

Aku memencet bel dengan harap-harap cemas, menutup mukaku dengan buket mawar. Aku harap dia membuka pintunya.

"Kalau anda mau mengantar makanan, bilang pada si pemesan aku tidak mau meneri---" Taehyung membuka pintunya dengan kesal, aku menurunkan buket mawar itu dan tersenyum padanya.

"Halo, Taehyung..."

"Seokjin hyung....." Taehyung mengerjapkan matanya, mungkin dia masih tidak mempercayai kalau aku ada di depannya saat ini.

"T-tae, bolehkah hyung masuk? Di luar dingin" Taehyung mengangguk dan mempersilahkanku masuk, dia masih melihatku bingung.

"Hyung tau darimana aku ada disini?"

"Dari seseorang, maaf kalau aku mengagetkanmu"

"Hyung ada apa kesini? Apa yang membuatmu kesini?"

"Kamu" Ucapku.

"Aku?" Taehyung kembali mengerjapkan matanya yang menurutku itu sangat menggemaskan. "Kenapa? Apa aku membuat kesalahan lagi? Aku sudah memutuskan pergi, seharusnya hyung bahagia dan jangan mencariku lagi"

Ada jeda diantara kami, aku bisa melihat matanya mulai berkaca-kaca. Rasanya aku ingin merengkuh tubuh itu, memberinya ketenangan seperti yang biasa aku lakukan. Tapi aku harus menahannya, setidaknya sampai masalah kami selesai.

"Apa...hyung juga yang mengirimiku makanan ini?" Aku mengangguk. "Hyung tidak perlu melakukan itu, anggaplah jas pemberianku itu kenang-kenangan untukmu. Aku tidak mau mengganggumu lagi hyung" Isak tangis Taehyung perlahan terdengar di telingaku, aku tidak bisa membiarkan seseorang yang kucintai menangis karena kebodohanku.

Greb

Aku menariknya kedalam pelukanku, isakan tangisnya semakin kencang. Aku mengelus pelan punggungnya, merapatkan kepalanya ke dadaku. Mengucap kata sayang dan cinta kepadanya, hal yang seharusnya aku lakukan dulu.

Aku melepaskan pelukanku, memegang dagunya dan memintanya menatapku. Seketika aku tersadar, pipi tembamnya hilang dan menjadi tirus. Rasanya aku ingin mengumpat ke diriku sendiri.

Apa yang kau lakukan padanya, Seokjin?!!!

Aku menghapus jejak airmatanya, memperpendek jarak antara kami dan untuk pertama kalinya setelah kami berpisah, ciuman rasa rindu kami tersalurkan.

"Kembalilah padaku Taehyung...." Pintaku.

Tbc

Sudah mau end~

Love is Not OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang