Forever

1K 70 14
                                    

1 years later...

Aku menatap kalung pemberian Seokjin hyung tepat 1 tahun yang lalu, ketika dia dengan nekatnya menyusulku dan memintaku untuk kembali padanya. Tentu saja, aku mau! Bodoh sekali kalau aku menolak orang sebaik Seokjin hyung.

Lagipula aku tak akan sanggup melihat Seokjin hyung bersanding dengan yang lain.

Setelah kembalinya aku dan Seokjin hyung, kami tidak lagi memikirkan perkataan orang-orang tentang kami. Termasuk mereka yang tidak setuju dengan hubungan kami, buatku yang terpenting sekarang adalah meyakinkan mereka bahwa aku adalah orang yang pantas untuk Seokjin hyung, begitupun sebaliknya.

"Taehyung, sedang menunggu Seokjin?." Tanya Namjoon Hyung.

Oh, sekarang dia sudah berpacaran dengan produser dingin itu. Akhirnya usaha menaklukan Suga Hyung tidak berakhir sia-sia.

"Ne, dia mengajakku pergi. Tidak tau mau kemana."

"Ya sudah aku duluan ya." Pamitnya, aku mengangguk.

Tak terasa sudah 30 menit aku menunggu kekasihku itu tapi tidak muncul juga. Aku sudah merapalkan dalam hati kalau dia membatalkan rencananya, aku akan mogok makan!. Menunggu 1 setengah jam tanpa makanan itu mengesalkan tau tidak, terlebih yang ditunggu tidak bisa di hubungi sama sekali.

Dan tidak lama ada mobil mewah datang, aku tidak berpikir itu Seokjin Hyung karena mobilnya bukan seperti itu. Mewah, hanya saja bukan yang modelannya setrendy itu. Tapi, mobil itu berhenti tepat di depanku dan keluarlah dua lelaki bertubuh besar.

Oke, ini bukan becanda. Aku benar-benar ketakutan.

Lelaki itu membuka kacamata hitamnya dan menatapku lekat-lekat.

"Kau, Tuan Taehyung?." Tanyanya, aku mengangguk.

"Tuan Seokjin meminta kami untuk menjemputmu. Tapi sebelumnya, maaf kami harus menutup matamu dulu."

"Tidak mau! Aku tidak percaya kalian disuruh Seokjin hyung. Yak! Kalian mau menculikku ya?!" Aku mencoba menghalau mereka yang mencoba untuk memasangkan penutup mata sialan itu. Jangan salah, walaupun aku uke tapi aku ini uke agresif dan lincah.

Karena aku yang terus-terusan tidak mau menurut pada mereka, akhirnya salah satu dari lelaki besar berotot itu menghela nafas dan menelpon seseorang.

"Halo? Bos, kekasihmu tidak percaya pada kami. Baiklah, saya kasih handphonenya ke Taehyung." Aku mengernyit bingung dan menerima handphone si bodyguard, begitu aku menyebut mereka.

"Ha-halo? Yak! Ini siapa? Jangan coba-coba menculikku ya. Aku bisa melaporkanmu! Dan jangan mengaku-ngaku kalau kau adalah kekasihku." Kataku berapi-api.

"HAHAHAHAHAHAHAHA." Suara di seberang sana membuatku terpaku.

Seokjin hyung...

"Taehyung, ini aku Seokjin. Kau mau melaporkan kekasihmu sendiri?"

"YAK! Hyung! Dimana kau?! Aku menunggumu selama 1 setengah jam dan kau tidak datang? Kenapa malah 2 orang lelaki besar ini yang datang?! Ya! Kau mau mencari masalah denganku ya?!"

Kedua lelaki besar itu menutup telinganya mendengan omelanku yang cukup memekikan telinga itu.

"Hey baby, tenanglah. Kedua orang itu adalah suruhanku. Sekarang kau ikuti kata-kata mereka, pakai penutup mata itu dan naik mobil yang sudah kusiapkan. Itu mobil baruku, tidak usah memuji, terimakasih."

Aku memutar bola mataku malas. Di saat seperti ini dia masih bisa becanda. Benar-benar...

"Taehyung kau mendengarku kan? Pokonya ikuti kata-kataku. Aku jamin kau akan senang. Bye, i love you." Seokjin hyung mematikan sepihak teleponnya, aku mendengus kesal.

Love is Not OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang