Back At One

885 79 4
                                    

One
You're like a dream come true
Two
Just want to be with you
Three
Boy, it's plain to see (Seokjin mengganti liriknya sedikit karena aku laki-laki)
That you're the only one for me
And four
Repeat steps one through three
Five
Make you fall in love with me
If ever I believe my work is done
Then I'll start back at one

Alunan lagu Back at One by Brian McKnight yang Seokjin hyung nyanyikan untukku menjadikan malam ini sempurna. Setelah dia membuatku menangis karena tiba-tiba datang dan memintaku untuk kembali. Aku bahagia, Seokjin hyung selalu punya caranya sendiri untuk membuatku jatuh cinta...berkali-kali.

"Kenapa senyum-senyum begitu sayang?" Tanya Seokjin hyung, aku merona mendengar kata sayang.

Ah, aku mendengar panggilan itu lagi..

"Kenapa mukamu merona begitu?" Seokjin bertanya lagi kepadaku, menghampiriku yang duduk tidak jauh darinya. Mengelus pucuk kepalaku pelan.

"Nyanyian hyung bagus" Pujiku.

"Aku akan menyanyikannya untukmu kapanpun kamu mau, Tae" Seokjin hyung menggenggam tanganku."Terimakasih telah menerimaku kembali, kalau aku pulang ke homestay dengan tangan hampa..Jimin pasti akan memukuliku"

"Homestay? Jimin? Maksudmu hyung?"

"Aku kesini bersama Jimin, Suga, Namjoon dan Jungkook. Mereka rindu padamu, kau harus kembali ke Seoul"

Mendengar nama mereka hatiku sangat bahagia, aku ingin bertemu Jimin. Aku medasa bersalah karena sudah meninggalkan sahabat bantetku yang satu itu.

"Aku ingin bertemu mereka hyung" Seokjin hyung mengangguk, mengiyakan.

"Besok ya kita bertemu mereka, sekarang sudah malam. Kembali lagi ke Seoul ya?" Pinta Seokjin hyung. Aku menggeleng pelan.

"Kenapa? Kamu masih belum mau menerimaku kembali?" Aku menggelengkan kepalaku cepat. Seokjin menghembuskan nafasnya. "Ah, tokomu kan? Jangan khawatir tokomu akan tetap beroperasi, aku pastikan itu. Kau kenal Kihyun kan?"

"Kihyun hyung? Aku tau. Kenapa hyung?"

"Dia dan karyawannya yang akan mengurus tokomu, dia jugalah yang memberitahu Suga kalau kamu disini. Kihyun saudaranya Suga" Ah, aku baru tau soal itu, pantas saja Seokjin hyung bisa tau aku disini.

"Tapi hyung, bukannya Kihyun hyung itu solois juga sepertiku?"

"Sekarang dia free, semenjak ikut Hyunwoo ke Paris. Aku percaya padanya bisa mengurus tokomu"

"Kalau hyung sudah mempersiapkan semuanya, aku bisa apa?" Kami tertawa, setelah sekian lama perjalanan hubungan kami. Putus tanpa penyelesaian yang baik, saling membohongi diri sendiri hingga tak sadar menyakiti. Akhirnya Tuhan memberiku kesempatan...ah, maksudnya kami. Aku janji tidak akan menyiakan kesempatan yang Tuhan berikan.

Aku menatap kekasih di depanku, dia terlihat 100x lebih tampan dari biasanya.

"Hey, berhentilah menatapku seperti itu. Hyung tidak bisa ditatap makhluk manis sepertimu, sayang" Aku tertawa, gombalannya dari dulu masih tak pernah berubah.

Aku bangkit dari kursiku, menghampirinya yang duduk di depanku. Ekspresi kagetnya bisa tergambarkan saat aku duduk di pangkuannya, melingkarkan tanganku ke lehernya. Wajahku menyeruak paksa, menghirup dalam aroma lehernya. Menetap disitu entah untuk berapa lama. Nyaman.

"Tae..."

"Ingin begini, hyung" Seokjin hyung tertawa dan mengelus punggungku pelan. Nafas dari tertawanya menggelitik leherku.

"Hyung..." Aku menatapnya, mengangkat tanganku untuk mengelus rahangnya. Dia terpejam, menikmati..mungkin. "Terimakasih..terimakasih sudah datang kesini, terimakasih sudah mencariku. Aku tidak tau bagaimana jadinya kalau hyung menikah dengan Ken. Aku tidak rela. Hyung aku bodoh ya?"

"Kesalahanku, sayang. Harusnya aku menahanmu waktu dirumah sakit itu. Tapi, aku malah membiarkanmu pergi. Sampai Seojoon hyung datang dan menjelaskan semuanya, hyung menyesal. Tapi lebih menyesal lagi ketika Seojoon hyung memberiku sebuah jas dan ternyata itu rancanganmu. Kamu pasti kekurangan istirahat saat membuatnya"

Seokjin hyung menunduk dalam, aku tau disaat dia seperti itu dia benar-benar menyesal. Aku mengangkat dagunya, tersenyum sangat manis (Seokjin hyung bilang aku manis, jadi tentu saja senyumku juga manis).

"Hyung, kita berdua sama-sama salah kan? Aku tidak merasa kekurangan istirahat saat membuat jas itu. Aku ingin membuat sesuatu yang bisa hyung pakai. Tapi, kenapa hyung belum memakainya?" Tanyaku bingung.

"Ada saatnya, sayang. Aku ingin memakainya disaat sesuatu yang penting." Seokjin hyung mengelus wajahku, aku menikmatinya. "Wajahmu tirus, setelah ini aku tidak mau tahu kamu harus makan banyak dan kembalikan pipi bakpau kepunyaanku!!" Aku tergelak dan mengangguk, berjanji untuk mengembalikan miliknya. Pipiku.

Lama kami menatap satu sama lain dan entah dorongan dari siapa kami mulai menyalurkan rasa rindu kami. Ciuman yang dalam dan menuntut, memuja satu sama lain.

"H-hyunghhhhhhh" Aku memukul dadanya, aku butuh bernafas. Seokjin hyung menyatukan kening kami dan aku bisa merasakan kilatan nafsu dari Seokjin hyung. Tanpa aba-aba aku menarik kembali wajah Seokjin hyung dan mulai menyatukan kembali bibir kami, kali ini benar-benar menuntut.

"T-tae..." aku melepas pagutanku, menatapnya dengan pandangan sayu begitupun pandangan Seokjin hyung yang menatapku intens, aku merasakan sesuatu mengganjal di pahaku. Aku mengambil nafas pelan.

"H-hyung..ke lantai atas. Ruang kerjaku."

Seperti mempunyai kekuatan bak flash, setelah mendengar kata-kataku, Seokjin hyung melesat menggendongku ke lantai atas.

"YAK HYUNG!!!!"

Ah, sepertinya besok aku akan sulit berjalan...

Tbc (next bakal mature jadi......🙈😎)

Love is Not OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang