Tales 21: Betrayal

1.8K 244 18
                                    

Genre: sad, drama

Rating: general

Warning: typo

Happy Reading!

.
.
.
.
.


[Wendy POV]

Chanyeol oppa: maaf ya, sayang. Kayaknya hari ini kita gak jadi nonton. Oppa ada pemotretan mendadak.

Aku hanya bisa menatap nanar sederet kalimat yang tertulis di sana. Kalimat yang dikirimkan Chanyeol oppa beberapa menit yang lalu. Aku sungguh kecewa karena acara menonton kami batal. Padahal kami sudah merencanakannya dari jauh-jauh hari. Tapi apa boleh buat. Memang itulah risiko yang harus kami hadapi jika sama-sama sibuk. Aku tidak boleh egois. Aku harus bersikap dewasa.

Wendy: gak apa-apa kok, oppa. Kita bisa nonton di lain waktu. Oppa jangan terlalu lelah bekerja ya. Istirahat yang cukup. I love you ❤

Aku mengirim chat itu lalu menghela napas. Sesungguhnya aku masih belum rela. Tapi aku harus bisa menepis rasa kecewaku ini.

Chanyeol oppa: makasih banyak, Olafku sayang ❤. Kamu juga ya ❤

Aku membaca deretan kalimat itu dengan tatapan datar kemudian menaruh ponsel di nakas. Lebih baik aku manfaatkan waktu senggangku dengan beristirahat.

Sewaktu aku ingin menutup pintu, aku tidak sengaja berpapasan dengan Irene unnie. Dia terlihat sangat cantik dengan gaun hitam setengah transparan di bagian punggung. Sepertinya Irene unnie ada jadwal hari ini.

"Unnie." sapaku ceria padanya. Irene unnie terlonjak kaget. Aku tertawa kecil. Maafkan aku, unnie.

"Astaga, Wan. Kamu bikin aku kaget aja." Irene unnie melotot kemudian mengelus dadanya.

"Maaf, unnie." Aku memamerkan deretan gigi padanya. "Unnie mau kemana? Kok rapi banget?"

Irene unnie tersenyum. "Aku ada acara nih sama Suho oppa."

Aku tersenyum. Di dalam hati, aku merasa iri pada Irene unnie dan Suho sunbae. Meskipun sibuk, mereka masih bisa meluangkan waktu untuk jalan berdua. Sedangkan aku dan Chanyeol oppa? Saat hubungan kami masih seumur jagung, kami sering menghabiskan waktu bersama saat senggang. Namun ketika hubungan kami memasuki tahun kedua, kami jarang sekali berkencan. Bahkan aku merasa hubungan kami semakin hari semakin mendingin.

"Oh begitu. Have a nice day, unnie."

Irene unnie tersenyum. "Makasih, Wan. Aku pergi dulu ya. Kamu gak apa-apa sendirian di dorm?"

Aku mengangguk. "Gak apa-apa kok, unnie. Aku akan mengunci semua pintu sebelum tidur siang."

"Oke, nanti kalau ada apa-apa, kamu hubungi aku aja ya."

"Siap, unnie!"

Setelahnya, aku masuk ke dalam kamar dan membaringkan tubuhku di ranjang. Ah, memang pilihan terbaik saat sedang senggang adalah tidur siang.

Aku memejamkan mata. Perlahan kurasakan kantuk semakin menyerangku hingga membuatku terlelap.

.
.
.
.
.

▶The Story TalesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang