Tales 28a: Princess and The Wolf (1)

2.2K 271 85
                                    

Genre: fantasy, romance

Rating: semi-mature

Warning: typo, etc.

Happy Reading!

.
.
.
.
.


Kerajaan Lavendaria.

Bunyi denting piring beradu dengan garpu dan pisau menggema di ruang makan luas nan mewah. Di meja makan yang berukuran sangat panjang itu, berkumpul sebuah keluarga kecil yang terdiri dari seorang ayah, ibu, dan seorang gadis. Sang ayah memakai mahkota kerajaan, begitupula sang ibu.

Mereka adalah Raja Nichkhun dan Ratu Tiffany, pemimpin Kerajaan Lavendaria. Sedangkan si gadis adalah Putri Wendy, anak semata wayang dari raja dan ratu. Putri Wendy dikabarkan akan menjadi penerus Raja Nichkhun, meskipun dia adalah seorang wanita. Penobatan ini akan dilakukan setelah Putri Wendy berusia 28 tahun, yang artinya hal itu akan dilakukan 3 tahun lagi.

Putri Wendy adalah sosok yang sangat sempurna. Parasnya sangat cantik, tutur katanya begitu sopan, dan anggun. Ditambah lagi dengan sifatnya yang sangat baik dan sederhana, membuat Putri Wendy begitu dicintai oleh rakyatnya. Bukan hanya rakyatnya saja, pangeran dari kerajaan lain juga sangat mengaguminya.

"Ayah, ibu, aku sudah selesai." suara lembut Putri Wendy memecah keheningan.

"Baiklah, sayang. Kamu masuklah ke dalam kamar. Ayah dan ibu ingin berbicara empat mata terlebih dahulu." ujar Ratu Tiffany.

Putri Wendy mengangguk. "Baiklah, kalau begitu, aku permisi dulu, ayah, ibu."

Putri Wendy beranjak dari tempatnya. Sembari mengangkat seperempat gaunnya, dia melangkah anggun meninggalkan ruang makan mewah menuju kamarnya dengan didampingi oleh seorang pelayan.

Setelah Putri Wendy pergi, Raja Nichkhun berujar pada sang istri, "tidak terasa anak kita sudah menginjak usia 25 tahun."

Ratu Tiffany menatap suaminya dengan raut wajah khawatir. "Bagaimana ini, Nick? Sebentar lagi bulan purnama dan dia akan menculik anak kita."

Raja Nichkhun menghela napas. "Tidak ada yang bisa kita lakukan selain memperketat pengamanan."

"Apa kita harus beritahu Wendy tentang masalah ini?"

Raja Nichkhun terdiam cukup lama kemudian menggeleng.

"Wendy tidak boleh tahu tentang masalah ini. Jika dia tahu, malah akan semakin gawat."

"Lalu kita harus bagaimana, Nick?" tanya Ratu Tiffany panik. "Kita tidak bisa meninggalkan Wendy sendiri di istana jika begini. Lebih baik kita batalkan saja kunjungan kita ke Kerajaan Ice."

"Kunjungan itu sangat penting. Kita tidak mungkin membatalkannya, Tiff."

Ratu Tiffany menghela napas kasar mendengar jawaban suaminya yang terkesan sangat egois.

"Lalu kita harus apa?"

Raja Nichkhun terdiam. Kedua matanya menatap pancaran bulan yang menyembul dari balik jendela istana. Netranya menerawang, sementara otaknya kembali mengingat peristiwa 25 tahun lalu, saat Putri Wendy baru saja terlahir ke dunia.

▶The Story TalesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang