Tales 28b: Princess and The Wolf (2)

2K 298 117
                                    

Genre: fantasy, romance

Rating: semi-mature

Warning: typo, alur tidak jelas, etc.

Happy Reading!

.
.
.
.
.

Raja Nichkhun memanggil Joy, Seulgi, Irene, dan Yeri ke istana. Beliau memerintahkan 4 penyihir cantik itu untuk menjaga dan melindungi Putri Wendy selama raja dan ratu melakukan kunjungan.

Joy dan yang lainnya tentu saja mengetahui kutukan yang diberikan oleh Raja Yunho pada Putri Wendy. Cerita itu sudah disebarkan secara turun temurun dari nenek moyang mereka ㅡkaum penyihir. Dan kini telah tiba saatnya, mereka harus turun tangan untuk melindungi Putri Wendy dari Pangeran Chanyeol, penerus Kerajaan Wolf sekaligus kunci utama kehancuran Lavendaria dimulai.

"Wendy sayang, kami akan pergi selama beberapa hari." Ratu Tiffany memeluk Putri Wendy dengan erat. "Kamu harus terus waspada. Banyak sekali orang jahat di luar sana."

"Baik, ibu." sahut Putri Wendy lembut. "Aku akan selalu waspada. Ibu tidak usah khawatir."

"Joy, Seulgi, Irene, dan Yeri akan menjagamu selama kami pergi." Raja Nichkhun buka suara. "Pokoknya kamu tidak boleh keluar istana. Kalau perlu, kamu berdiam diri saja di ruang setril selama kami pergi."

Ruang setril merupakan salah satu ruangan yang paling aman di istana. Tidak ada satupun makhluk jadi-jadian ㅡseperti siluman, monsterㅡ yang bisa masuk ke sana. Dengan Putri Wendy berada di dalam sana, kemungkinan besar dia akan aman.

"Ayah tidak menerima penolakan dan protes, Wen." Raja Nichkhun kembali berbicara ketika melihat gelagat Putri Wendy yang seperti ingin mengajukan protes. Alhasil, Putri Wendy hanya bisa menelan semua pertanyaan yang ingin dia ajukan pada sang ayah.

"Baik, ayah."

"Bagus." Raja Nichkhun mengangguk puas. Beberapa detik kemudian, salah satu pengawal istana menghampiri mereka, memberitahukan jika kereta kencana telah siap.

"Ayah dan ibu harus pergi. Jaga dirimu baik-baik, Wen." ujar Raja Nichkhun. Putri Wendy mengangguk.

"Baik, ayah."

"Kami akan merindukanmu, sayang." Ratu Tiffany kembali memeluk anaknya dengan erat. Beliau sesungguhnya tidak ingin pergi meninggalkan Putri Wendy sendirian di istana. Meskipun pengamanan semakin diperketat, tetap saja hati Ratu Tiffany merasa cemas.

"Aku juga, ibu." Putri Wendy membalas pelukan ibunya. "Cepatlah kembali, ayah, ibu."

"Kami janji akan kembali secepatnya, sayang." Ratu Tiffany tersenyum kemudian melepaskan pelukan mereka.

"Kami pergi dulu, Wendy."

Putri Wendy beserta 4 penyihir tadi mengantarkan raja dan ratu ke halaman istana.

"Hati-hati, ayah, ibu." Putri Wendy melambaikan tangan pada kedua orangtuanya yang telah berada di dalam kereta kencana.

Kereta kencana Raja Nichkhun meninggalkan istana hingga semakin menjauh dan hilang dari pandangan. Setelahnya, pintu gerbang istana ditutup rapat dan dijaga ketat oleh pengawal.

"Tuan putri, sebaiknya kita masuk." ajak Seulgi. "Angin malam tidak baik untuk anda."

Putri Wendy hanya mengangguk kemudian melangkah masuk ke dalam istana, disusul oleh Seulgi, Irene, Joy, dan Yeri.

▶The Story TalesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang