Tales 23: Chanyeol

1.9K 201 7
                                    

Genre: mystery, horror (?)

Rating: general

Warning: typo.

Happy Reading!

.
.
.
.
.

Libur kuliah dimanfaatkan Wendy untuk berkunjung ke kampung halaman kakeknya. Gadis cantik itu sangat merindukan sang kakek, begitu pula dengan suasana kampung halaman yang sangat asri dan nyaman.

Wendy datang ke kampung halaman tidak bersama kedua orangtuanya, melainkan dengan saudara-saudara sepupunya yaitu Rose, Sejeong, dan Seulgi.

Kini mereka sedang berkumpul di sebuah lapangan luas. Mereka memutuskan untuk bermain permainan tradisional selagi berada di kampung halaman. Dan mereka setuju untuk bermain petak umpet dengan syarat, siapa yang paling lama ditemukan, maka berhak ditraktir selama seminggu.

Rose mendapat giliran untuk berjaga. Gadis berambut panjang itu menutup mata sambil berhitung 1 sampai 10. Seulgi, Sejeong, dan Wendy langsung mencari tempat persembunyian.

Wendy berlari keluar dari lapangan. Gadis itu tidak ingin Rose menemukannya dengan mudah. Oleh karenanya, Wendy memilih bersembunyi di sebuah gubuk tua yang letaknya lumayan jauh dari lapangan.

"Hihi dengan begini Rose tidak akan menemukanku dengan mudah dan aku yang akan menang."

Strategi Wendy untuk bersembunyi di sana berhasil. Sudah hampir 2 jam, Rose tak kunjung muncul. Wendy tersenyum penuh kemenangan dan keluar dari gubuk itu. Dia berniat kembali ke lapangan.

"Eh?"

Langkah Wendy terhenti. Sorak kemenangan yang ada di dalam hatinya berubah menjadi kepanikan. Dia lupa jalan menuju ke lapangan itu.

Wendy celingukan, mencari orang yang bisa membantunya untuk kembali ke lapangan. Namun nihil. Daerah di sekitar gubuk sangat sepi, tidak ada satu orang pun yang lewat atau sekedar memunculkan batang hidung mereka.

Langit mulai gelap. Suara-suara aneh mulai terdengar. Bulu kuduk Wendy meremang dan jantungnya berpacu dengan cepat. Pikiran Wendy mulai kalut. Dia ingin pulang!

"Tolong.." Wendy berujar. Suaranya menggema di udara yang sepi. Wendy berharap ada yang mendengar suaranya.

"Siapapun tolong aku!" Wendy berujar lagi. Namun tetap saja tidak ada satu orang pun yang muncul.

Wendy sangat takut. Dia ingin pulang namun tidak tahu arah. Seketika dia menyesal karena telah bermain jauh dari para sepupunya. Wendy menutupi wajahnya dan menangis sesugukan.

"Hiks.. Hiks.."

"Tolong hiks. Aku ingin pulang ke rumah kakek. Hiks. Aku menyesal karena telah pergi jauh-jauh hiks. Tolong aku."

"Hiks.. Hiks.."

"Hei, kamu kenapa?"

Suara berat seseorang membuat Wendy menurunkan tangannya. Gadis cantik itu menoleh dan mendapati seorang pria tinggi berdiri tak jauh darinya. Pria itu hanya bertelanjang dada dan memakai celana panjang yang nampak lusuh. Wajahnya sangat rupawan, membuat Wendy terdiam beberapa saat karena terpesona.

"Hei.."

Wendy tersentak ketika pria itu kembali bersuara. Dengan cepat, Wendy mengusap airmatanya dan berujar parau, "aku tersesat. Bisakah kamu menolongku?"

Pria itu terdiam sejenak lalu mengangguk.

"Baiklah, aku akan mengantarkanmu pulang." ujar pria itu membuat Wendy tersenyum senang.

"Benarkah? Wah! Terima kasih banyak. Rumah kakekku ada di Jalan Kamboja 1."

"Oh begitu. Baiklah, ayo! Hari sudah malam, tidak baik seorang gadis berada di luar rumah jam segini." ajak pria itu sambil berjalan duluan.

"E-eh iya." Wendy buru-buru menyusul pria itu dan berhasil menyamakan langkah. Suasana hening karena tidak ada satu pun dari mereka yang membuka suara. Sejujurnya Wendy tidak betah dengan kecanggungan ini. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk berbicara terlebih dahulu.

"Terima kasih ya karena telah bersedia menolongku. Namaku Wendy. Namamu siapa?"

Pria itu menoleh sekilas lalu menatap lurus ke depan. "Namaku Chanyeol."

"Wah.. Nama yang tampan, sama seperti orangnya. Eh.." Wendy langsung menutup mulut dengan tangan. Astaga, kenapa di saat seperti ini dia malah keceplosan?

Chanyeol tidak bereaksi apa-apa, membuat Wendy tidak tahu apakah harus bersyukur atau kesal. Akhirnya mereka berjalan dalam hening. Tak terasa mereka sampai di sebuah rumah sederhana yang diketahui sebagai rumah dari Kakek Son.

"Sudah sampai." ujar Chanyeol.

"Wah, kamu benar. Ini rumah kakek." Wendy berujar senang. Gadis itu berlari riang menuju halaman rumah, meninggalkan Chanyeol yang masih berdiri di tempatnya.

Wendy menoleh ke belakang. "Terima kasih ya ㅡ Eh? Dimana Chanyeol?"

Ketika ingin mengucapkan terima kasih, Chanyeol sudah tidak ada di sana. Wendy benar-benar bingung. Kemana pria itu?

"Wendy, kamu kemana saja? Kami semua panik mencarimu." suara serak Kakek Son membuat Wendy mengarahkan atensinya ke sosok pria paruh baya itu.

"Maafkan Wendy, kek. Tadi Wendy pergi terlalu jauh makanya sempat tersesat." Wendy tersenyum garing.

"Astaga. Tapi kamu tidak apa-apa kan?" Kakek Son menghampiri Wendy.

"Tenang saja, kek. Aku tidak apa-apa kok."

"Ya sudah, ayo kita masuk!" Kakek Son merangkul pundak cucu kesayangannya itu masuk ke dalam rumah.

"Kek, tadi ada seorang pria tampan yang menolongku. Dia mengantarkanku pulang lho. Baik sekali ya.." cerita Wendy.

"Hahaha syukurlah. Lalu siapa namanya?"

"Tadi aku sempat tanya sih dan dia menjawab namanya adalah Chanyeol." ujar Wendy polos.

Langkah kaki Kakek Son langsung terhenti. Kedua matanya terbelalak menatap Wendy. "C-Chanyeol? T-tidak mungkin! Kamu jangan bohong, Wen."

Dahi Wendy berkerut. "Lho? Aku tidak bohong kok. Memang namanya Chanyeol."

Wajah Kakek Son berubah menjadi pucat pasi. Sekujur tubuh rentanya menggigil pelan.

"Jangan-jangan kamu berhalusinasi, Wen." ujar Kakek Son.

"Tidak! Aku serius! Jelas-jelas aku tadi diantar olehnya. Memangnya kenapa sih, kek? Kok kakek ketakutan begitu?"

"Chanyeol kan sudah meninggal 4 tahun yang lalu."

Kedua mata hazel Wendy terbelalak.

"Apa????"

'J-jadi yang tadi mengantarkanku pulang adalah hantu?'

BRUK!

Karena ketakutan, Wendy pingsan. Kakek Son panik melihat keadaan cucunya.

"Wen, bangun!"

Tanpa mereka sadari, Park Chanyeol memandangi mereka dari balik jendela sebelum akhirnya menghilang.

'Senang bisa bertemu denganmu Wendy.'

.
.
.
.
.

END

Eve's Notes:

Haduh apa ini? Gak jelas banget 😭 maaf ya kalau horrornya gak dapat.

See you di tales berikutnya. Jangan lupa mampir ke work aku yang lain ya. Hehe.

With love

Eve ●▽●

▶The Story TalesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang