"Awas aja lo Park Chanyeol. Gue bakal ngehajar lo sampe abis. Berani banget lo ninggalin gue sendiri disaat genting begini! Awas aja, gue benar-benar bakal bunuh lo sampe mampus!!" Celoteh Nayeon tak henti-hentinya sepanjang trotoar jalan. Bibirnya pun tak berhenti menggerutu dan mengumpat lantas Park Chanyeol yang tak kunjung menampakkan batang hidungnya setelah hampir menunggu 1 jam. Masa iya beli pembalut butuh waktu 3.600 detik, emang dikira beli di benua Eropa apa?
Nayeon bahkan harus menahan rasa malu dan kekesalannya tak pelak harus menurunkan perasaan gengsi tadi karena harus meminjam sweeter milik Yeri, gadis yang sebenarnya sangat tidak disukainya. Tapi ya mau bagaimana lagi? Ketimbang ia harus terus terkurung di dalam cafe tanpa suatu kepastian, bukankah ini jauh lebih baik?
"Aish" decak Nayeon kesal. Pandangannya tiba-tiba saja tanpa sengaja menatap ke sebuah jendela transparan dari kedai ice cream di dekat sana. Seorang Park Chanyeol tengah duduk berdua bersama seorang yeoja. Heol, apa disaat seperti ini pun ia masih bisa sibuk berkencan sementara dirinya harus dibuat repot sendirian.
"Sialan! Park Chanyeol keparat!!" umpat Nayeon lalu dengan langkah seribu ikut berjalan masuk ke dalam kedai untuk melabrak si tuan jangkung.
"Bangsat lo ya! Orang udah ditungguin, eh malah asik enak-enakan pacaran disini!" ketus Nayeon tanpa sempat menoleh pada gadis yang duduk di depan Chanyeol.
Sedangkan pria itu kaget tentunya, ia reflek melotot ke arah Nayeon seakan memberi isyarat, menyuruh mulut pedas Nayeon untuk segera diam.
"Apa lo! Mata lo!" Nayeon semakin nyolot sembari ikut melihat ke arah pandang Chanyeol, karena dia terus memberi kode untuk melihat gadis di hadapannya itu.
Sontak Nayeon kaget, ia sempat terkejut melihat kedatangan si gadis Taiwan itu yang mendadak namun detik selanjutnya kembali memasang wajah datar dan dingin, seakan sudah terbiasa dihadapkan dengan situasi seperti ini.
"Oh, wanita ular ini kembali lagi toh? Perasaan baru beberapa bulan yang lalu lo dateng buat minta uang pada Chanyeol dan...selalu pergi lagi begitu saja" sinis Nayeon sambil tertawa remeh dan Choi Tzuyu masih tetap tak bergeming, ia tetap memasang wajah tembok nan angkuh miliknya.
Sementara Chanyeol, ia hanya diam sambil mencoba memperingatkan Nayeon agar menjaga ucapannya tapi gadis Im masih bersikeras untuk mengeluarkan semua unek-unek kekesalannya terhadap sikap gadis Choi ini dan terhadap Chanyeol yang selalu bersikap terlihat lemah saat didepan gadis tak berperasaan itu.
"Sekarang minta apa lagi eoh? Saham perusahaan appamu sedang turun? Atau, karir eommamu sedang memburuk? Atau mungkin, butik milik eonniemu sedang bangkrut? Dan oh...aku tau..." Nayeon tampak menjeda ucapannya.
"Nay, cukup!" lirih Chanyeol dengan nada tegas. Tapi Nayeon tampak tak perduli, ia masih akan melanjutkan ucapannya.
"Jangan bilang kalo lo mau minta uang buat bayar utang pacar baru lo itu eoh? Aish jinjja...lo benar-benar keliatan menjijikkan nona Choi. Lo..."
"IM NAYEON GUE BILANG CUKUP!"
Nayeon kaget, Tzuyu pun ikut kaget bahkan Park Chanyeol yang barusan mengatakannya pun cukup terkejut. Apa yang barusan ia lakukan? Ia bahkan tak sadar dan sungguh itu hanya respon refleks darinya karena tak suka hinaan yang terus Nayeon tujukan pada Tzuyu.
"Apa ini? Barusan lo bentak gue??" tanya Nayeon tampak tak percaya. Ia menatap sinis ke arah Chanyeol yang nampak merasa bersalah.
"Maaf Nay, gue gak maksud. Gue kelepasan.."
Sebelum Chanyeol sempat menyelesaikan ucapannya, Nayeon lebih dulu memotong. Ia berucap sembari menatap sengit ke arah Tzuyu yang masih terdiam di tempat duduk sambil memasang wajah sok polosnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone [END]
FanfictionTiba-tiba suka. Tiba-tiba tenang. Tiba-tiba nyaman. Tiba-tiba lupa kalau hanya sebatas teman. FRIENDZONE. Chanyeol dan Nayeon. Terjebak dalam zona nyaman bertemakan temenan. Tanpa status, tanpa kepastian. Selalu ada kata 'dan' yang seolah menj...