Sinar mentari belum terlalu tampak, sedikit terhalangi oleh awan mendung yang disertai suara gemercik air hujan yang turun.
Membuat seseorang yang tengah terlelap dibalik selimut semakin betah di alam mimpi.
Rosé. Dia terbiasa bangun pagi, namun kali ini rasanya begitu hangat, entahlah. Efek hujan di pagi hari mungkin?
Rosé tak berniat membuka matanya, saat ini justru ia nyaman mendengar suara gemercik air hujan diluar itu. Biasanya saat jam menunjukkan pukul 07.00am seperti ini, Rosé sudah bangun, melakukan peregangan, olahraga ringan, kemudian pergi mandi. Namun kali ini, seolah hari menyuruhnya untuk istirahat di akhir pekan. Mentari yang biasanya sudah terang mengintip melalui jendela besar kamarnya kini tak terlalu terang seperti biasanya.
Pada akhirnya Rosé melawan pada nyenyak tidurnya. Ia membuka mata dan benar saja, dihadapannya jendela yang biasanya memang tak ia tutup tirainya hanya menampilkan air hujan yang turun membasahi kaca jendelanya.
"Hmm kau nakal sekali cuaca, hampir membuatku bangun siang," gumam Rosé.
Dia pun beranjak untuk segera turun dari tempat tidurnya--
Tunggu.
Tempat tidur?
Bukannya aku tidur di sofa semalam?
Seingat Rosé. Semalam setelah ia menyelimuti Jungkook ia bergegas mengambil bantal dan selimut lalu segera tidur di sofa depan tv di ruang tengah.
Rosé POV
Benar. Semalam aku tidur di sofa dan yang tidur disini adalah Jungkook.
Lalu. Kenapa aku tidur di tempat tidur--
Sebentar. Ini perasaanku saja bukan? Aku merasakan tangan kekar melingkar di perutku dan begitu erat memelukku.
Tidak mungkin.
Aku memberanikan diri untuk melihatnya.
What the..
Benar-benar sebuah tangan yang sedang memelukku!
J-Jungkook? Tidak mungkin kami berdua..
Tidak. Ah lega rasanya saat aku melihat pakaianku utuh, tidak seperti pikiran mengerikan yang baru saja melintas di kepalaku sepagi ini.
Konyol memang. Tapi hei! Apa salahnya berjaga-jaga?
Bukannya berteriak, aku justru secara perlahan membalikkan tubuhku untuk memastikan siapa pemilik tangan yang dengan eratnya tengah memeluk pinggangku.
Jeon Jungkook, tentu saja.
Kini aku tengah melihat wajahnya yang begitu polos tengah tertidur.
Entah ada apa dengan diriku. Bukannya berteriak, atau setidaknya melepaskan tangannya. Atau..
Harusnya aku bergegas menjauh dari tempat tidur, bukan? Dan seharusnya aku sibuk berpikir kenapa aku bisa pindah ke tempat tidur, bukan?
Justru aku malah dengan nyamannya memandangi wajah tertidur Jungkook —lagi. Selama beberapa saat.
***
Author POV
09.00am
Rosé telah selesai dengan urusan menyiapkan sarapan. Tentunya dia sudah mandi dan sudah cantik.
Begitulah kebiasannya, bangun pagi, mandi dan menyiapkan sarapan. Sekalipun pagi ini dia agak telat dari biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
1111 IN LOVE [Rosékook]✓
FanfictionCinta tidak bisa dijadikan sebuah permainan alasan untuk perselingkuhan,karena bagaimanapun cara pandangnya,perselingkuhan itu terlalu buruk untuk di kedoki dengan topeng berjudul cinta. -ROSEKOOK FANFICTION- ________________________________________...