🗝4. Pacar saya

17.4K 1.9K 115
                                    

Nah, ketemu lagi kita.

Siapa yang udah gak sabar nungguim cerita ini yok nunjuk...

😱😱😱

"Kalo gue cerita ini ke lo, apa lo akan percaya?"

Kenzo sempat bingung mendengarnya. Namun kemudian dia mengangguk, mencoba meyakinkan Athala kalau dia akan percaya.

"Gue nggak tau harus mulai dari mana, gue juga bingung ngejelasinnya."

"Mulai dari sesuatu yang paling bisa lo mengerti," ujar Kenzo.

Athala baru ingin buka mulut saat matanya melihat dua pria yang sama, terus saja menatap ke arahnya. Membuat dirinya merasa tak begitu nyaman ditatap seperti itu.

Kenzo menoleh ke belakang. Dia pun melihat apa yang dilihat oleh Athala. Cara dua pria itu melihat Athala memang tidaklah sopan, ingin menegur tapi tak enak karena tak diketahui siapa mereka. Kenzo pun kembali menoleh ke Athala, diperhatikannya paha Athala yang memang nampak begitu sexy menakai jeans teramat pendek.

Kenzo melepas jaketnya, dia menutupi paha Athala itu dengan jaketnya. "Pakek pakaian itu yang sewajarnya aja, Tal. Lo lagi di tempat asing sekarang," omel Kenzo.

Athala tersenyum sambil menunduk menatap jaket yang meutupi pahanya itu. "Makasih," katanya sambil mengangkat wajah.

Kenzo mengangguk. "Jadi, lo mau cerita apa tadi?" tanyanya kembali.

"Bisa ngomongnya jangan di sini, nggak? Soalnya mereka masih ngeliatin gue aja," bisik Athala.

Kenzo kembali menoleh ke belakang. Kali ini dia yang merasa tak nyaman. Dia pun berdiri, mendekati dua pria itu. "Maaf Mas, kenapa sejak tadi ngeliatin pacar saya ya?" tanya Kenzo to the point. Kenzo sengaja berbohong soal kata pacar itu, agar dua pria itu bisa lebih sopan untuk tak lagi menatap Athala dengan begitu intens.

Dua pria itu nampak memasang ekspresi tak suka. Mereka melihat Kenzo dengan tatapan yang begitu tajam.

Athala seketika menarik tangan Kenzo. "Udah, Ken. Kita mending duduk di tempat lain aja," ajak Athala.

Kenzo sebenarnya belum puas meminta penjelasan dari dua pria tersebut. Tapi tangannya sudah ditarik oleh Athala untuk menjauh. Dia pun mengikuti langkah Athala yang entah mau membawanya kemana.

Sesaat tadi, saat melewati teman-teman yang lain, mereka sempat menjadi bahan ledekan karena kedekatan mereka itu. Mungkin terlihat sangat mencolok karena memang sejak awal Kenzo hanya berkomunikasi dengan Athala dan cuek pada mereka semua.

-'ღ'- -'ღ'-

Athala membawa Kenzo menyusuri lorong kapal yang sedikit sempit lantaran diapit oleh banyaknya kamar. Perjalanan tanpa ujung itu membuat Kenzo lelah, kini giliran dia yang menarik tangan Athala dan membawa cewek itu masuk ke dalam salah satu kamar di sana.

"Eh, kita kok masuk sini?" tanya Athala gugup. Gila aja, berduaan sama cowok yang baru dikenal di dalam sebuah kamar. Athala merinding membayangkannya.

"Santai aja, gue nggak akan apa-apain lo. Lo butuh privasi kan buat ngomong? Ya ini tempatnya," beritahu Kenzo soa niatnya membawa Athala masuk ke situ.

Athala meneguk salivanya yang nyangkut di tenggorokan. Dia berjalan pelan mendekati Kenzo yang sudah lebih dulu duduk di tepi ranjang berkasur singel terseut.

"So... What do you want to tell me?" tanya Kenzo kemudian.

"Lo inget waktu kita ketemu di Wisata kuliner, yang pas ada cewek lo, terus kalian pergi?"

Kenzo mengangguk.

"Gue tiba-tiba ngeliat sesuatu yang aneh. Gue nggak tau gimana harus menamai penglihatan itu, tapi yang jelas gue ngeliat kayak sebuah kecelakaan mobil yang di dalamnya ada cewek lo..."

Kenzo diam, tak langsung merespon. Dia mengamati Athala dengan begitu dalam. Mencoba mencari makna yang masuk akal dari setiap cerita Athala itu.

"Gue tau lo nggak akan percaya. Gue cuma..."

"Terusin," suruh Kenzo memotong.

Athala menghembuskan nafas pelan dari mulutnya. "Selama ini gue anggep itu cuma halusinasi doang. Sampe akhirnya lo cerita ke gue soal kecelakaan mobil yang membuat pacar lo meninggal, dengan kejadian yang sama persis dengan apa yang gue liat. Gue coba berulang kali buat tepis itu, dengan menganggap kalau gue emang berhalusinasi karena kebanyakan nonton film horor. Tapi tadi..."

Sebelum melanjutkan, Athala kembali menarik nafas dan menatap Kenzo begitu dalam. "Gue dapetin penglihatan itu lagi. Kali ini aneh, kayak sebuah gedung tua, mayat, teror, pokoknya serem banget. Sumpah gue sampe merinding," Athala menunjukkan bulu-bulu halus yang berdiri di lengannya.

Kenzo tetap saja diam. Dia tak paham harus menanggapinya seperti apa. Satu sisi, Athala mengatakannya tanpa sedikitpun terlihat sedang berbohong. Tapi di sisi lain, rasanya tak masuk akal.

Melihat Kenzo yang hanya diam membuat Athala yakin kalo cowok itu sama sekali tak mempercayainya. "Anggap aja gymue lagi ngedogeng tadi," katanya sambil berdiri.

Kenzo langsung menarik tangan Athala, dengan lembut ditariknya agar Athala duduk kembali. "Gue percaya," bisiknya.

Athala tersenyum miring. Mana mungkin Kenzo percaya pada hal aneh semacam itu. Cowok itu hanya ingin menghargainya aja.

"Gimana kalo kita buktiin penglihatan lo itu setelah kita sampai?" tantang Kenzo.

Athala menatap Kenzo dengan serius. "Gimana kalo apa yang gue lihat emang terjadi?" tantangnya balik.

Kenzo menghela nafas berat. "Kita nggak akan tau, kalo kita nggak membuktikannya, Athala."

Athala pun mengangguk. Lalu kemudian hening. Tak ada lagi obrolan antara mereka. Mereka tenggelam dalam pikiran masing-masing.

"Sorry, tadi gue udah bilang ke dua pria itu lo pacar gue. Gue cuma mau..."

"Gue ngerti," potong Keyra sambil tersenyum tipis.

"Gue boleh nanya sesuatu nggak?" tanya Athala.

"Apa?"

"Kenapa lo percaya sama cerita gue? Sementara gue sendiri aja masih sulit buat percaya kalau itu emang beneran nyata."

"Nggak nggak cuma lo yang ngalamin itu. Gue juga. Bedanya, gue ngelihat hal-hal yang udah terjadi sebelumnya, seperti kecelakaan mobil gue waktu itu. Dan anehnya..." Kenzo mengusap bibir Athala, "penglihatan itu muncul cuma di saat gue bersentuhan sama lo."

Splash...

Athala kemudian melihat seorang pria dengan wajah dipenuhi jahitan, membawa sebilah kapak yang berlumuran darah. Pria itu tersenyum menyeringai, menunjukkan deretan gigi hitamnya yang tampak menyeramkan. Saat mata Athala menoleh ke bawah, satu tangan pria itu lagi ternyata menenteng sebuah kepala.

Sementara Kenzo tiba-tiba melihat beberapa orang yang sedang melakukan transaksi di ruangan tertutup. Nampak salah seorang membawa box besar. Begitu box dibuka, terdapat begitu banyak organ tubuh manusia yang masih segar di tumpukan es.

Keduanya seketika membuka mata bersama-sama dan terkejut. Nafas mereka terengah-engah, saling menatap penuh tanya. Keduanya nampak memikirkan hal yang sama, namun tak mau mengungkapkannya.

-'ღ'- -'ღ'-

Wah, Kenzo dan Athala mulai menyadari kelebihan yang mereka miliki nih!

Bakal seru kayaknya!

(Find) The Key (Komplit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang