Di kapal, dalam perjalanan pulang, bom di tubuh Kenzo dan Athala dilepas. Alat penyadap serta ponsel mereka pun disita. Keduanya dikurung di dalam satu kamar, saling mendiamkan dengan pikiran masing-masing. Athala sendiri merasa jet leg karena penerbangan bolak Balik tanpa istirahat.
Kenzo masih memikirkan tentang penglihatannya tadi, dimana Mia telah dibunuh secara keji. Wanita itu diseret berserta para sekuriti menuju ke dalam mobil menggunakan kantong plastik hitam, seakan-akan ketiga mayat itu adalah sampah.
"Lo kenapa diem aja?" tanya Athala akhirnya, lelah dengan situasi kosong di antara mereka.
"Gue nggak suka sama cara lo yang seenaknya aja gunain orang baru, buat nyelematin diri lo sendiri," Kenzo mendesis.
"Maksud lo, gue cuma mau nyelametin diri gue sendiri di sini?" Athala tersinggung.
"Karena lo emang pengen keluar dari sini kan? Itu sebabnya lo halalkan segala cara," tukas Kenzo lagi.
Athala menatap Kenzo gusar. "Gue nggak nyangka lo sejelek ini berpikir tentang gue. Ini buat kita, Ken. Bukan cuma buat gue. Gue mau kita semua selamat."
"Dengan mengganti korban baru?"
Athala rasanya sangat ingin membahas sesuatu pada Kenzo, semacam membuat sebuah rencana. Tapi rasanya tidak mungkin melakukan itu sementara banyak mata-mata di sana.
"Terserah lo, gue nggak akan halangin lo buat keluar dari sini. Tapi dengan cara sehina itu, gue nggak ikut." Kenzo menatap Athala dengan tajam. "Gue punya cara sendiri buat keluar dari sini."
"Maksud lo?" Athala menatap Kenzo curiga.
"Melawan mereka."
"Ken!"
Kenzo kemudian berjalan mendekati pintu, hendak membuka pintu itu. Tapi tiba-tiba terdengar suara isak tangis, berasal dari Athala. Dia pun menoleh ke belakang. Dengan cepat Kenzo mendekati Athala, merasa bersalah karena terlalu keras pada wanita itu.
"Baru aja Kak Mia ninggalin kita. Sekarang, lo juga mau ninggalin gue?"
"Thal," Kenzo mengusap air mata Athala. "Gue cuma nggak mau lo..."
"Lo nggak ngerti Ken. Gue nggak tau gimana caranya ngasih tau lo apa yang udah gue lihat dan gue pikirkan," bisik Athala.
"Lo, mau bikin rencana?" Kenzo menatap Athala dengan serius.
Athala mengangguk.
Kenzo menatap ke sekeliling, terlalu berbahaya bila mereka membahasnya di sana.
"Gue bisa lihat masa depan. Lo bisa lihat masa lalu. Terus selain itu, apa kita punya kelebihan lain?" ucap Athala dengan suara pelan.
"Mau kita coba?" bisik Kenzo.
Athala mengangguk.
Kenzo menggenggam tangan Athala, menunggu siapa tau ada reaksi di antara mereka. Tapi yang mereka lihat hanyalah hal-hal yang tidak terlalu penting dan bahkan sudah terlihat sebelumnya.
Kenzo lebih merapatkan tubuh mereka, menempel satu dengan yang lain. Bibirnya mendekati bibir Athala, menjalin sebuah ciuman panas yang tak biasanya mereka lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Find) The Key (Komplit)
Misterio / Suspenso(Bab Masih Lengkap) Tanpa sengaja, Athala menemukan sebuah selebaran yang berisi paket berlibur ke Maldives. Setelah membaca rangkaian kegiatan yang diadakan selama satu bulan penuh di Pulau Surga tersebut, Athala menjadi begitu tertarik untuk mengi...