🗝35. Pulang

11.8K 1.2K 43
                                    

Bisa kembali ke Jakarta, membuat seluruh syaraf seakan ikut bergembira. Mata tak henti-hentinya mengagumi pemandangan indah dari bangunan serba modern di Bandara itu. Sudah sangat lama rasanya mereka tak bisa melihat apa yang ada di depan mata sekarang.

"Athalaaaaaa!" suara melengking itu, membuat Athala seketika meneteskan air matanya. Sungguh dia merindukan suara itu, melengking dan cempreng.

"Mama..." desis Athala pada wanita yang sedang berlari ke arahnya.

Tansa, Mamanya Athala langsung memeluk puterinya itu dengan erat. Air mata pun mengalir, isak tangis terdengar. "Mama takut banget. Mama denger berita di Televisi, mama mau mati rasanya. Untung kamu telepon, kalo nggak Mama pasti akan paksa Papa kamu buat susulin ke sana."

Mama yang bawel, sungguh Tansa rindu.

"Athala kangen Mama..." lirih Athala. Inilah akibatnya kalau dia menentang larangan sang Mama.

Kean ikut memeluk Athala yang masih berada dalam pelukan Tansa. "Sudah, nggak apa-apa. Asalkan kamu selamat, itu cukup buat kami." Tansa mengangguk mengiyakan.

Tansa melepaskan pelukan, menangkup pipi Athala dan menghapus tangis anaknya itu. "Lihat, muka kamu jelek banget. Nanti pulang dari sini langsung ikut Mama perawatan."

Athala tertawa masam. "Mama tau kan Athala nggak suka yang begituan," tolaknya.

"Harus! Mama nggak mau sampai kamu dikira anak orang lain karena jelek begini," maki Tansa.

Kean yang mendengar itu tertawa. Juga ada tawa pria lain di sana, yang tidak dikenal oleh Kean dan Tansa. Orang tua Tansa itu menatap curiga pada Pria itu, juga gantian menatap Athala penuh tanya.

Pipi Athala bersemu merah. "Ma, Pa, kenalin ini Kenzo..." katanya malu-malu.

"Halo Om," Kenzo menyalami Kean. "Halo Tante," juga Tansa.

"Kenzo... Siapanya Athala?" tanya Tansa dengan gerakan mata menggoda.

"Pacar."

"Temen."

Kenzo dan Athala menjawab dengan kata yang berbeda. Athala tak cukup berani menyebut Kenzo sebagai pacarnya, karena secara resmi memang Kenzo belum memintanya menjadi pacar.

"Mama lebih percaya si tampan ini," kata Tansa sambil menepuk pipi Kenzo.

"Mama jangan genit deh!" marah Athala.

"Mama kamu dari dulu emang genit," sindir suaminya, yang langsung dicubit oleh istrinya.

Kenzo pun tertawa.

"Kenzo, kamu dijemput?" tanya Kean.

"Kebetulan nggak, Om. Mama Papa lagi di luar negeri, jadi Kenzo pulang sendirian."

Luar Negeri? Athala sama sekali tak pernah tau bagaimana orang tua Kenzo.

"Wah, gimana kalau kamu ikut pulang ke Rumah kami dulu. Sekalian ikut mobil kita," ajak Tansa. "Sekalian juga dikenalin sama sodara-sodaranya Athala," tambahnya menggoda.

"Boleh Tante, kalau nggak merepotkan."

"Tentu saja tidak..." Tansa masih saja memakai nada bicara ala Princess Syahrini itu.

Athala memutar bola matanya. Dia menggandeng lengan sang Papa, "ayo Pa, Athala udah nggak sabar ketemu sama semuanya."

Kean pun berjalan lebih dulu bersama Athala. Lalu diikuti Tansa dan Kenzo di belakangnya.

Telinga Athala menangkap obrolan seru antara Mamanya dan Kenzo, membuatnya menyunggingkan senyum. Dia sampai tidak bisa fokus pada obrolan Papanya karena lebih ingin mendengarkan apa yang diobrolkan dua orang di belakang sana.

-'ღ'- -'ღ'-

Sesampainya di Rumah, Athala lebih dulu menghabiskan waktu bersama Vallen dan Felisha, juga saudara yang lain. Kepulangannya disambut haru oleh semua anggota keluarga lantaran cemas padanya.

"Allah masih baik sama keluarga kita karena kamu nggak jadi korban," kata Vanessa, Omanya Athala.

"Iya Ma, untung Athala bisa pulang," timpal Triva, Saudara dari Mamanya Athala yang merupakan Tante kesayangan Athala.

"Thal, harusnya lo kasih kita tanda. Lo kan bisa diem-diem hubungin nomor gue," protes Keyra.

"Bener-bener nggak ada signal di sana kak. Gimana mau ngehubungin coba?" keluh Athala.

"Bangsat, gue pengen banget nembak kepalanya," geram Keyra kembali.

Lagi-lagi Athala tidak bisa berkonsentrasi, matanya terus mengawasi Kenzo yang didominasi oleh sebagian keluarga. Pria itu disukai oleh banyak anggota keluarganya lantaran ketampanan dan cara bicaranya yang ramah.

"Ehm," sindir Kaival melihat Athala menatap Kenzo tanpa berkedip.

Athala buru-buru memalingkan wajah lantaran salah tingkah, karena dehaman Kaival membuat Kenzo menoleh ke arahnya. Pria itu tersenyum, begitu manis hingga jiwa raga ikut bergetar.

"Mandi sana, bau amis lo!" Vallen mendorong pundak Athala. "Gue ada urusan sama cowok yang ngaku-ngaku pacar lo itu."

Athala cemas mendengar ucapan Vallen itu. Bukan sekali atau dua kali aja Vallen membuat para pria yang dekat dengan Athala menjadi mundur. Untungnya saat itu Athala pun tak menyukai pria-pria itu sehingga masa bodoh mereka pergi.

Tapi Kenzo? Athala mencintainya.

Vallen berdiri di hadapan Athala menutupi pandangan adiknya itu dari melihat Kenzo. "Sana," usirnya. Tawa jahil para keluarga membuat Athala malu dan langsung berlari ke kamarnya.

-'ღ'- -'ღ'-

(Find) The Key (Komplit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang