Athala lemas seketika, rasanya semua syaraf di tubuhnya mati. Dia bahkan tak mampu bergerak, mematung memandangi tubuh Alvin yang kejang-kejang saat malaikat maut ingin mencabut nyawanya.
Bagas, lebih dulu membuang senjata dan menghampiri Alvin. Dia histeris saat mengguncang tubuh Alvin agar sadar.
Sama seperti Athala, Kenzo pun diam tak bergerak. Kakinya seakan dipaku di tempat. Bibirnya tak bisa memanggil nama Alvin, meski sangat ingin.
Padahal tadi, peluang Alvin untuk menembak Nova sangatlah besar. Tapi sialnya ternyata peluru di senapannya itu habis, sehingga Nova lebih dulu menembaki tubuhnya.
Dada Athala kemudian naik turun kala nafasnya memburu. Bahkan marah saja tidak akan cukup mewakili bagaimana perasaannya saat ini.
"NOVAAAAA!" teriaknya dengan tenaga penuh, berontak dari cengkraman Nova hingga senjata wanita jahat itu terpelanting.
Nova kalang kabut, dia ingin mengambil senjatanya lagi tapi Athala menendang perutnya hingga dia terjengkang ke lantai, tepat di samping kepala anaknya.
"Gue nggak akan lepasin lo kali ini. Benar kata lo, kepala harus dibayar dengan kepala," erang Athala. Dia lalu berjalan mendekati Nova yang berusaha menghindar dengan merangkak mundur.
Karena Nova sepertinya tak memiliki kekuatan tanpa senjata, dia membiarkan Athala mengurus wanita itu seorang diri. Athala berhak marah, berhak melampiaskan segalanya atas kejahatan Nova.
"Bangun lo," suruh Athala dengan suara keras. "BANGUN LO BANGSAT!"
BUGH!
Tendangan keras Athala membuat Nova terbatuk-batuk. Dia mengambil kepala anaknya, dipeluk sambil bergeser mundur.
"Lo lihat bagaimana Yuda meninggal? Dia diperlakukan persis sama seperti lo memperlakukan korban-korban lo! Lo pantes dapetin ini Nova!!!"
Mendengar nama Yuda, Nova marah. Dia meletakkan kepala anaknya ke pinggir, kemudian berdiri.
"Maju lo," tantang Athala.
Nova pun berlari mendekati Athala, wajahnya bak singa yang ingin mencabik-cabik mangsanya. Dia melayangkan tinju, tapi Athala bisa mengelak.
Begitu pun sebaliknya, saat Athala hendak meninju Nova, tangannya ditangkap oleh wanita itu lalu dipelintir. Athala dipiting dengan keras untuk mematahkan tangannya.
Rasa sakit tak lagi terasa saat Athala sudah benar-benar marah. Dia mengangkat kedua kakinya, memutar tubuhnya hingga belitan tangan Nova terlepas. Kali ini giliran dia yang memiting Nova, bukan tangan melainkan kepala.
Nova tak bisa melepaskan diri, semua serangannya ditangkis oleh Athala. Kepalanya terasa sudah mau patah, tapi dia tetap berusaha untuk melawan.
BUGH!
Athala meninju perut Nova, wanita itu terlihat sesak nafas.
Melihat Alvin batuk-batuk mengeluarkan darah, semakin kejang hingga dipegangi oleh Bagas dan Kenzo, Athala menjadi semakin beringas.
BUGH!
"Apa lo tau, calon istrinya sedang menunggu dia?!" Athala menendang dengan lututnya.
BUGH!
"Lo bahkan nggak mikir gimana perasaan orang tuanya saat anaknya nggak kembali lagi ke rumah!"
BUGH!
"LO NGGAK PANTES HIDUP, NOVA!!!"
BUGH!
BUGH!
BUGH!
BUGH!
Athala membuat Nova tak lagi bergerak, sepertinya pingsan. Tubuh Nova terkulai lemas dalam pitingannya.
"Thal, udah..." cegah Kenzo.
Athala pun melepaskan Nova hingga terkulai di lantai. Dia langsung duduk di samping Alvin, memeriksa keadaan pria itu. Athala mengenal jenis senjata yang Nova pakai, satu peluru saja bisa menyebabkan kematian, apalagi empat. Itu sebabnya dia sangat marah.
"Vin..." panggil Athala.
Alvin terbatuk-batuk, mulutnya mengeluarkan darah semakin banyak. Tapi tangannya berusaha menggenggam tangan Athala, membuat Athala lebih dulu memegang tangan pria itu. "Jaga... Cha.... Cha..." minta Alvin dengan nafas yang tersendat-sendat.
Athala meneteskan air matanya. Dia mengangguk.
"Dia... Pasti... Bangga... Sama... Gue..." kata Alvin lagi.
"Kita semua bangga sama lo, Vin. Apalagi gue, lo udah selametin hidup gue." Athala makin terisak tangis.
Alvin tersenyum, kemudian batuk-batuk kembali. Kali ini lebih banyak, diiringi nafasnya yang sesak dan kejang. Kedua matanya menoleh ke atas, dadanya membusung.
Alvin menghembuskan nafas terakhirnya.
Bagas terduduk lemas dengan kedua kaki mengangkang di kepala Alvin. Dia ikut menangis, meninju kepalanya sendiri dan bilang, "bangun, Gas. Lo lagi mimpi, bangun!"
Kenzo mengusap mata Alvin agar tertutup. Matanya merah, menahan rasa sedih yang tak terlampiaskan lewat air mata.
Athala menggigit bibirnya sembari memejamkan mata, terisak-isak pilu. Dalam bayangannya, Cha-Cha pasti menunggu dengan penuh harap.
Jadi, satu orang yang tidak ada dalam penglihatan Athala adalah Alvin.
-'ღ'- -'ღ'-
Nova telah diikat, di atas kapal. Semua menunggu Nova sadar untuk memperlihatkan pada wanita itu sebuah hukuman yang tak akan dia lupakan seumur hidup.
Bagas sangat bersemangat, dia menyiram wajah Nova dengan seember air agar cepat sadar. Hingga Nova terbatuk-batuk dengan tubuh bergerak Aktif.
Begitu membuka mata, Nova nampak kaget karena tubuhnya terikat di kursi. Namun hal yang lebih membuatnya kaget adalah saat Pak Heru, memotong-motong tubuh anaknya layaknya memotong daging sapi.
"TIDAAAAAAAAKKKKK!" teriak Nova.
Pak Heru pantas melakukan ini, sebagai jalan untuk membalas apa yang Nova lakukan pada puterinya.
Nova terus bergerak aktif ingin melepaskan diri, tapi ikatan di tubuhnya sangatlah kuat.
"Ini baru permulaan Nova, lo akan lihat yang lebih dari ini..." ujar Athala sambil menenteng kepala Yuda.
Nova menatap Athala dengan mata berapi-api, kursinya sampai bergeser karena terlalu kuat mengerahkan tenaga.
Athala membawa kepala itu menuju pembatas besi. Dia mengulurkan kepala itu ke depan, menunjukkan pada Nova bahwa dia akan menjatuhkannya ke air.
"JANGAN! SAYA MOHON JANGAN!" Nova berteriak. Dia memohon, nada suaranya benar-benar menunjukkan kalau dia kalah.
"Ini adalah hukuman Nova," kata Kenzo kemudian. Dia mengambil satu potongan kecil tubuh Yuda dan melemparnya ke lautan. "Ikan-ikan di bawah sana akan senang dengan makanan yang kami beri," ujarnya.
Nova kembali berteriak, semakin histeris. Bahkan kursinya sudah bergeser ke dekat Athala, namun tak bisa mencegah tangan Athala yang melepaskan kepala itu dari tangannya.
"YUDAAAAAAAAA!" teriak Nova beserta jatuhnya kepala anaknya ke lautan lepas.
Bagas begitu puas melihat air mata Nova, sampai-sampai dia menari di hadapan wanita itu. "Lo kena Karma, Nova!!" teriaknya.
Nova tak lagi bersuara, terdiam bagai patung. Tak tersisa apapun dari Yuda, semua sudah berjatuhan ke lautan.
Athala memeluk Kenzo, sungguh meski sangat membenci Nova, dia tetap merasa tidak tega menyaksikan Nova harus melihat potongan tubuh anaknya dibuang. Karena di saat seperti itu, Nova terlihat seperti seorang Ibu.
-'ღ'- -'ღ'-
KAMU SEDANG MEMBACA
(Find) The Key (Komplit)
Mystery / Thriller(Bab Masih Lengkap) Tanpa sengaja, Athala menemukan sebuah selebaran yang berisi paket berlibur ke Maldives. Setelah membaca rangkaian kegiatan yang diadakan selama satu bulan penuh di Pulau Surga tersebut, Athala menjadi begitu tertarik untuk mengi...