🗝18. Terjebak

15K 1.3K 66
                                    

Kesempatan tidak datang dua kali.

Kenzo mengecek pistol di tangannya, memastikan kalau pelurunya masih ada. Mereka sudah berada di balik pintu besi, bersiap menunggu pria tadi keluar.

Waktu terus berjalan, lima menit seakan begitu lama saat persiapan sudah sematang ini. Bila ada penjaga yang datang, maka habislah mereka berdua.

"Lo yakin ini satu-satunya pintu?" tanya Kenzo sangsi.

"Bawel deh, jangan bikin tegang," omel Athala. Dia sudah sangat dag dig dug, tapi Kenzo malah merecoki.

"Kita udah nunggu lama, Thal," kata Kenzo dengan mata melirik ke jam dinding.

Athala ikut melirik ke arah yang sama. Seingatnya, saat dia mendapat penglihatan tentang hari ini, Pria itu hanya bertemu sebentar dengan Nova. Hanya sedikit bicara, lalu memberikan koper dan pergi.

Lalu di saat sedang tegang seperti itu, terdengar suara beberapa orang yang hendak masuk ke dalam. Membuat Athala dan Kenzo panik seketika.

"Sembunyi!" suruh Athala pada Kenzo, ide gila melintas di kepalanya.

Kenzo tak mungkin mau membiarkan Athala sendirian, dia malah berniat maju.

"Mau mati konyol?" geram Athala. Dia mendorong Kenzo ke dalam sebuah ruangan. Tepat di saat itu, para pria berdatangan dan duduk di meja bartender untuk minum.

"Kenapa sepi?" tanya salah seorang pria.

"Biasalah, mereka pasti memanfaatkan situasi setiap kali Boss sedang bersama kliennya. Paling malas-malasan di bawah sambil menggoda cewek-cewek di sana," jawab salah seorang lagi.

"Hahaha."

"Thal, lo mau ngapain sih?" bisik Kenzo sambil menarik tangan Athala yang hendak keluar.

"Kita nggak punya waktu, Ken. Jangan sampe kehilangan kesempatan."

"Iya terus lo mau ngapain?"

"Lo liatin aja. Nanti saat gue kasih kode, lo keluar."

Sungguh, Kenzo mau gila rasanya melihat keberanian Athala. Wanita itu sangat menjengkelkan.

Athala keluar dari Ruangan kecil tadi, membuat tiga orang pria yang sedang minum itu terkejut.

"Tawanan Nyonya," kata salah seorang memberitahu. Kedua lainnya nampak waspada dan curiga.

"Hai Om," sapa Athala dengan suara genit dan senyuman nakal. "Om ngerasa panas nggak sih di sini? Kok gerah ya..." kata Athala sambil membuka kancing kemejanya. Dua kancing terlepas, membuat mata ketiga pria itu terbelalak lebar.

"Lagi apa Om?" tanya Athala dengan kerlingan mata nakal.

"Lagi minum. Ayo sayang bergabung, kalau kamu kepanasan buka aja bajunya," kata salah seorang pria hidung belang itu, sambil matanya tak henti-hentinya melirik belahan dada Athala. Dua lainnya sama saja, memasang mata jelalatan saat Athala membuka satu kancing lagi.

Athala duduk di kursi tinggi itu, mengangkat satu kakinya bertumpu ke kaki lainnya. Dia membelah kedua sisi baju lebih melebar ke samping, membuat yang tidak terkancing memamerkan bra hitamnya, serta sembulan payudaranya yang indah.

(Find) The Key (Komplit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang