Hujan menguyur Seoul tepat setelah acara pemakaman selesai, membuat orang-orang yang hadir berhamburan meninggalkan area pemakaman. Menyisakan Sejeong yang masih terus menangis di depan makam ayahnya.
Kepergian ayahnya yang tiba-tiba tentu saja membuat Sejeong dan ibunya begitu terpukul. Ibu Sejeong bahkan tidak bisa menghadiri acara pemakaman karna sudah beberapa kali pingsan.
"Kita pergi sekarang ya, sayang," bujuk Doyoung lembut sambil merangkul Sejeong untuk berdiri.
Badan mereka sekarang sudah basah kuyup, hingga Doyoung tak tega jika nantinya kekasihnya itu malah sakit.
Dari kejauhan, seseorang menatapi langkah Sejeong dan Doyoung yang perlahan meninggalkan area pemakaman.
Seorang pria dengan bahu lebar dan mengenakan pakaian serba hitam seperti pelayat lainnya.
Pria itu menyembunyikan air mata kesedihannya dari balik kaca hitamnya. Ia masih berdiri di sana dengan payung ditangannya, memandang jauh ke arah makam Tn. Kim.
"Kapan aku bisa kembali, paman?"
"Belum saatnya, Niel. Jika nanti sudah tiba saatnya, tolong kau jaga Sejeong kami. Jangan biarkan mereka menyakitinya"
***
Lima hari berlalu sejak kematian ayahnya. Hari ini sepulang dari tempat kerjanya, Sejeong mengunjungi makam ayahnya seorang diri.
Langkah Sejeong terhenti ketika melihat ada seseorang yang mendahuluinya. Seorang pria berkacamata hitam nampak berjongkok di samping makam ayah Sejeong.
Menyadari kehadiran Sejeong, pria itu pun berdiri dan menatap lurus ke arah Sejeong.
Bunga yang ada ditangan Sejeong nyaris jatuh ketika pria itu melepas kacamatanya.
"Apa kabar, Kim Sejeong?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beautiful Target
Fanfiction[sequel "My Innocent Girl"] "Target aku cuma satu. Bikin kamu jadi milik aku lagi" 15+