Part 7

896 155 8
                                    

Note: ceritanya kubalikin ke bahasa baku yaa






Sejeong baru saja menjatuhkan tubuhnya di kasur, langsung meraih ponselnya yang bergetar. Gadis itu tersenyum kecil melihat pesan masuk dari Daniel.

Daniel
Kau sudah tidur?

Sejeong terlihat berpikir sebentar, sebelum mengetik balasan,

sudah


Tak ada balasan lagi dari Daniel. Sejeong menunggu dengan kening mengerut. Hingga terdengar sebuah ketukan di pintu kamarnya. Sejeong tersenyum lagi. Pasti Daniel.

Sebelum membuka pintu, Sejeong berpura-pura memasang wajah. pura-pura mengantuk.

"Mw-"

Perkataan Sejeong terhenti, matanya langsung membulat, ketika ia baru saja membuka pintu Daniel tiba-tiba mencium bibirnya.

"Selamat malam, pacarku," Daniel mengelus pucuk kepala Sejeong singkat, sebelum kembali ke kamarnya.

Aish, namja itu! Sejeong menutup pintu kamarnya lalu memegangi wajahnya yang pasti sudah merona.

"Pacar?" Sejeong berdecak geli mendengar sebutan itu.







***

Sejeong melangkah dengan semangat menemui ibunya yang sedang sibuk memasak di dapur. Matanya celingukan mencari sosok pria yang tadi malam sudah mencuri ciumannya.

"Eomma, dimana Daniel?"

"Dia sudah berangkat pagi-pagi sekali, Je"

Raut wajah Sejeong sedikit berubah, "Kenapa dia tidak pamit padaku?"

"Kenapa tidak kau telpon saja dia?" balas ny. Kim.

Sejeong setuju dengan ide ibunya. Ia mengambil ponselnya lalu menghubungi Daniel.

"Ponselnya tidak aktif, eomma," wajah Sejeong sudah berubah sedikit panik.

"Mungkin dia sedang bertugas," jawab ny. Kim tenang.

"Bukankah sekarang dia terlihat keren, Je?" goda ny. Kim kemudian.

Sejeong tersenyum malu-malu.

"Eomma," Sejeong menghampiri ibunya lebih dekat.

"Hm?"

"Eomma tau tentang perjanjian yang dibuat ayah dan Daniel?"

Ny. Kim menggeleng, "Itu eomma sama sekali tidak tau. Sebelum Daniel datang dan memberitahukannya langsung pada eomma"

"Lalu tentang perjodohanku dan Daniel, apa ayah serius ingin melakukannya?"

"Tentu saja, sayang. Ayahmu tidak pernah bercanda soal kebahagiaan putrinya satu-satunya. Apa kau bahagia bertemu dengan Daniel lagi? Jika tidak, eomma janji tidak akan memaksamu"

"Aih, eomma," Sejeong memagut lengan ibunya seperti anak kecil, "Kenapa eomma tanya lagi jika sudah tau jawabannya"

Ny. Kim tersenyum senang. Dielusnya wajah putrinya dengan sayang.

"Aigoo, putri kesayangan eomma sebentar lagi akan dilamar orang"

Sejeong tersenyum malu sambil menaruh dagunya di bahu ibunya.

***


"Pak Lee!" panggil Sejeong begitu melihat Taeyong berada di mejanya.

"Oh, Je. Lihat, ada yang mengirimimu bunga," Taeyong memamerkan sebuket bunga pada Sejeong.

My Beautiful TargetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang