Sejeong berjalan menjauh dari depan pintu ruang rawat Doyoung untuk menerima telpon. Tertera nama salah seorang siswinya di layar ponsel.
"Ya, Yoojung?"
"Bu- hiks!" terdengar sahutan dari sebrang telpon. Murid Sejeong yang bernama Yoojung itu terdengar menangis dengan nada ketakutan, yang tentu saja membuat Sejeong langsung khawatir.
"Yoojung, ada apa?"
Tiba-tiba suara di sebrang telpon berubah menjadi suara tawa menyeramkan dari seorang pria. Tubuh Sejeong seketika membeku, mungkinkah..
"Halo, Kim Sejeong"
"Kau?"
"Ya, ini aku. Sekarang kau lihat, jika aku tidak bisa mendapatkanmu, maka aku bisa jadikan gadis ini sebagai gantinya"
Napas Sejeong rasanya tercekat di tenggorokan. Tubuhnya gemetaran. Sejeong sudah tidak bisa menyembunyikan ketakutannya lagi. Ia ingin menangis rasanya.
"Aku mohon jangan sakiti dia," mohon Sejeong dengan suara gemetar. Air matanya pun perlahan turun.
"Kalau kau ingin menyelamatkannya, paksa kekasihmu itu untuk menghentikan penyelidikannya. Jika kau tidak melakukan perintahku, akan kupastikan gadis ini akan menyusul kakaknya"
"Baiklah, baiklah," sahut Sejeong cepat. Ia hampir menjerit histeris ketika mendengar suara kesakitan Yoojung di sebrang sana.
"Tapi kumohon setelah itu lepaskan dia"
"Itu tergantung usahamu, Kim Sejeong. Dan satu lagi, jangan sampai siapapun tau hal ini. Kau mengerti?"
Tut!
Telpon diputus sepihak.
Tubuh Sejeong langsung merosot, lututnya benar-benar terasa lemah.
Maaf, ayah.. tapi aku harus menyelamatkan muridku..
***
Beberapa kali Sejeong mencoba untuk bicara pada Daniel, tapi rasanya ia tidak sanggup jika harus berbohong dengan pria itu. Hingga diputuskannya untuk bicara langsung dengan Inspektur Cha. Ia tau pasti akan ada banyak pertanyaan dari inspektur Cha, tapi mau bagaimana lagi.
Sejeong menghela napasnya beberapa kali, sebelum memberanikan diri masuk ke ruangan inspektur Cha. Pria paruh baya itu langsung berdiri dan tersenyum ramah menyambut kedatangan Sejeong.
"Ada apa, Sejeong?" tanya insp. Cha begitu mereka sudah duduk berhadapan.
"Inspektur, apa tidak sebaiknya kita hentikan saja penyelidikan ini?" saran Sejeong hati-hati.
"Ne?" Insp. Cha nampak sedikit terkejut.
Sejeong menghela napasnya lagi untuk menyusun kata-kata. "Aku dan ibuku sudah sama-sama merelakan kepergian ayah, kami tidak ingin mengungkitnya lagi. Dan aku-- benar-benar tidak ingin bertemu orang itu lagi. Jadi kumohon sudahi saja. Aku yakin aku akan baik-baik saja, Inspketur"
"Kau yakin?"
"Ne," angguk Sejeong, meskipun bisa dilihat banyak keraguan di wajahnya.
Inspektur Cha tersenyum tipis. Ia yakin ada sesuatu yang sedang disembunyikan gadis itu.
"Kau mungkin bisa merelakan kasus ayahmu, tapi orang itu masih harus mempertanggung jawabkan perbuatannya, Sejeong, pada ayahmu juga pada korbannya waktu itu"
"Inspektur, aku mohon"
"Ada sesuatu yang sedang kau sembunyikan, Kim Sejeong?"
Sejeong menggeleng cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beautiful Target
Fanfiction[sequel "My Innocent Girl"] "Target aku cuma satu. Bikin kamu jadi milik aku lagi" 15+