Part 10

852 145 15
                                    

"Semuanya akan baik-baik saja, sayang," Daniel terus menenangkan Sejeong di pelukannya.

Setelah lebih tenang, Sejeong diajak Daniel duduk berhadapan dengan Inspektur Cha, atasannya di kepolisian.

"Sejeong, tolong percaya dengan kami. Kami pasti akan melindungi kamu. Kita bisa menangkap orang itu sama-sama. Selama kamu terus memilih diam, hanya ketakutan yang akan menghantui kamu," Inspektur Cha menasehati Sejeong.

"Kamu tau, Sejeong, ayahmu bahkan sengaja meminta Daniel untuk segera dipindah tugaskan ke Seoul untuk menjaga kamu. Sekarang apa lagi kamu takutkan? Bukankah pria yang kau cintai juga sudah ada di sini?" lanjut inspektur Cha.

Sejeong melihat pada Daniel. Daniel tersenyum pada Sejeong sambil mengelus pucuk kepala Sejeong pelan.

"Kita bisa melakukannya, sayang, seperti waktu itu," Daniel meyakinkan.

ººº


Sejeong benar-benar tidak bisa tidur malam itu. Wajah orang itu kembali menghantui pikirannya. Ia benar-benar takut jika nanti harus berhadapan lagi dengan orang itu. Tapi bagaimana pun ia tidak bisa diam saja. Orang itu sudah membunuh Ori-nya, lalu ayahnya, dan setelah itu.. mungkin giliran dirinya.

Tidak!

Jangan takut, Kim Sejeong!

Bukankah sudah ada Daniel sekarang.

Sejeong berjalan keluar kamarnya, berniat menemui Daniel. Tapi kemudian diurungkannya, takut menganggu namja itu, karna Daniel pasti sudah lelah bertugas seharian.

Sejeong beranjak pelan menuju dapur. Ia meneguk segelas air untuk sedikit menenangkan pikirannya. Berkali dalam hatinya terus berkata "semuanya akan baik-baik saja. dia tidak boleh mati ditangan orang itu. tidak boleh!"

Hap.

Sejeong hampir menjerit ketika sepasang tangan kekar tiba-tiba memeluk tubuhnya dari belakang.

"Niel! Kau mengagetkanku!"

Daniel hanya tertawa pelan.

"Tidak bisa tidur?" tanyanya kemudian.

"Hm," angguk Sejeong.

Daniel membalik tubuh Sejeong hingga menghadapnya.

"Boleh aku tanya sesuatu?" tanya Daniel sambil membelai rambut Sejeong perlahan.

"Apa?"

"Jika aku terlambat datang, apa kau benar-benar akan menikah dengan Kim Doyoung itu?"

"Mungkin saja. Dia laki-laki baik, aku pasti akan bahagia bersamanya"

"Kau pikir laki-laki baik adalah jaminan kau bisa bahagia? Buktinya kau dulu mengencani seorang berandal tapi kau tetap bahagia, bahkan begitu takut kehilangannya"

Sejeong berdecak gemas.

"Ah, aku tau jawabannya. Pasti karna kau begitu mencintainya. Kau tergila-gila padanya. Bukan begitu?" lanjut Daniel.

"Berandal itu sepertinya begitu percaya diri. Aku bahkan hampir berhasil melupakannya"

"Baru hampir, sayang," Daniel mendekatkan wajahnya.

Sejeong terkekeh kecil sebelum bibirnya dibungkam Daniel dengan satu ciuman.


****



"Tunggu dulu!" Daniel menahan Sejeong yang sudah ingin turun dari mobil Daniel.

"Apa?"

"Lipstikmu berantakan, Je"

My Beautiful TargetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang