Daniel dan Doyoung masih saling diam, sebelum dering telpon Daniel membuyarkan keadaan.
"Halo, Pak," Daniel mengangkat telponnya.
"Baik, Pak. Saya ke sana sekarang," sahut Daniel kemudian sebelum menutup telponnya.
Daniel berlalu untuk mengambil kunci mobil dan jaketnya, setelah itu segera pergi meninggalkan rumah Sejeong.
Sejeong yang sempat kebingungan melihat Daniel nampak terburu-buru, akhirnya tersadar dan segera mengajak Doyoung masuk ke dalam.
"Ada tamu rupanya," ibu Sejeong terlihat baru keluar dari kamarnya.
"Je, tolong buatkan minum buat Doyoung ya," pinta ibu Sejeong kemudian.
Sejeong mengangguk lalu melangkah ke dapur, meninggalkan Doyoung dan ibunya bicara berdua.
"Ada apa, Doyoung?"
"Aku datang ke sini mau melamar Sejeong, tante," jawab Doyoung tanpa berbasa-basi.
Ibu Sejeong seolah tidak terkejut sama sekali. Ia hanya tersenyum tipis menanggapi pernyataan Doyoung itu.
"Maaf ya, doy, tapi almarhum ayah Sejeong sudah punya calon sendiri buat Sejeong"
"Daniel ya, tante?" tanya Doyoung memberanikan diri.
Ibu Sejeong mengangguk mengiyakan. Kemudian Sejeong kembali dari dapur sambil membawa segelas sirup dan sepiring camilan. Perhatian ibu Sejeong dan Doyoung langsung tertuju pada gadis itu.
"Tapi kalau Sejeong maunya sama kamu, tante bisa apa," ucap ibu Sejeong sambil melirik pada Sejeong yang sedang menaruh minuman di meja.
Tak pelak ucapan itu membuat Sejeong sedikit terkejut. Ia menatapi ibunya ragu.
Ibu Sejeong kemudian memilih beranjak dari duduknya dan kembali ke kamarnya. Ada raut kegusaran di wajah ibunya, Sejeong bisa melihat itu. Wajah itu seolah ingin bilang, jika Sejeong memutuskan untuk menerima lamaran Doyoung sudah pasti akan membuat ibunya kecewa. Sejeong benar-benar sedang bimbang sekarang.
"Jadi gimana, Je?" tanya Doyoung menyadarkan Sejeong. Pria itu sudah nampak bahagia. Ia meraih kedua tangan Sejeong yang kini sudah ikut duduk di sampingnya.
"Gimana apanya?"
"Kamu denger kan kata mama kamu tadi. Semuanya terserah kamu, Je. Jadi kamu mau kan nikah sama aku?"
Sejeong terdiam untuk beberapa saat, sebelum berkata, "Aku butuh waktu, Doy."
"Iya, aku ngerti. Aku bakal sabar nunggu jawaban kamu, Je," balas Doyoung sambil terus berusaha tersenyum.
***
Pagi harinya, Sejeong melangkah perlahan menuju dapur, namun tidak ditemukannya Daniel di sana seperti kemarin. Bahkan sepertinya pria itu belum kembali sejak semalam. Sejeong ingin menanyakan dengan ibunya tapi gengsi. Akhirnya paginya kali ini dilewatinya dengan biasa.
Dan sampai hari beranjak gelap pun, ia masih belum bertemu dengan Daniel. Pria itu benar-benar belum kembali juga.
Sejeong jadi kepikiran hingga tanpa sadar ia sampai ketiduran di ruang tamu untuk menunggu Daniel pulang, sebelum ibunya membangunkannya dan menyuruhnya kembali ke kamar.
Hingga besok paginya lagi, Sejeong yang sudah penasaran akhirnya buka suara juga.
"Ma, Daniel ke mana?"
"Pulang ke rumahnya, Je. Kan kamu yang bilang gak suka dia tinggal di sini"
"Kapan aku bi-," Sejeong memotong ucapannya sendiri, lalu setelah itu buru-buru pergi ke kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beautiful Target
Fanfiction[sequel "My Innocent Girl"] "Target aku cuma satu. Bikin kamu jadi milik aku lagi" 15+