Part 8

848 157 4
                                    

"Mau melanjutkan apa yang sempat tertunda dulu, Je?"

Kening Sejeong mengerut, "Memangnya apa?"

Daniel nampak menyengir tidak jelas. Ia sudah ingin kembali ingin mencium Sejeong, tapi Sejeong reflek mundur dan menahan dada Daniel.

"Jangan macam-macam, petugas Kang! Kalau tidak aku akan melaporkanmu pada atasanmu," ancam Sejeong dengan mata melotot.

Daniel tertawa kecil. Diacaknya rambut Sejeong gemas.

"Baiklah, sekarang bisa kau obati lukaku?" Daniel duduk miring, mengarahkan bagian pinggangnya yang terluka pada Sejeong.

Sejeong menghela napas sebentar, sebelum mulai bergerak mengobati luka Daniel.

"Tunggu dulu! Kau benar-benar bisa melakukannya kan? Pengobatanmu tidak akan membuatku mati kan?" tanya Daniel dramatis, yang langsung saja membuat Sejeong berdecak sebal.

"Diamlah! Atau aku akan membuatmu mati sungguhan di tanganku!"

Daniel tertawa lagi, tapi hanya sebentar karna tiba-tiba ia merasakan sakit pada lukanya.

"Bukankah sudah kubilang kau untuk diam," Sejeong jadi ikut panik, sementara tangannya sudah sibuk melumuri luka Daniel dengan cairan antiseptik.

"Bagaimana kau mendapatkan luka ini, Niel?"

"Sepertinya tergores besi saat aku bergelut dengan pencuri yang kutangkap tadi," jawab Daniel santai.

"Lain kali lebih berhati-hatilah, Niel"

"Tenang saja, luka seperti ini tidak akan membuatku mati-"

"Sudah kubilang berhati-hati, Niel!" nada suara Sejeong meninggi karna tidak mendengar kalimat Daniel barusan.

Daniel tersenyum tipis, "Aku mengerti. Aku janji akan tetap hidup dan kembali padamu"

Sejeong terdiam. Kegiatannya baru saja selesai. Gadis itu menunduk melihat luka Daniel yang baru diobatinya.

"Saat kekasihku seorang berandal dulu, aku ingat sering mengobati lukanya. Sekarang pun saat kekasihku sudah jadi seorang pahlawan, dia tetap saja merepotkanku dengan mengobati lukanya," Sejeong seolah bicara sendiri.

"Maaf ya?" Hanya itu yang bisa dikatakan Daniel. Menjadi kekasih seorang Kang Daniel sepertinya memang tidak mudah.

Daniel bergerak ingin memeluk Sejeong, tapi gadis itu langsung menghindar.

"Pakai dulu bajumu, jika ingin memelukku," peringat Sejeong masih sambil menyembunyikan wajahnya dari Daniel.

Daniel terkekeh. Tapi tetap saja dipeluknya Sejeong dengan memaksa.

"Niel, lepas! Kau bau!" berontak Sejeong dengan bibir mengerucut yang membuat Daniel tidak tahan ingin menciumnya.

***




Sejeong berlari kecil menaiki tangga, ingin memanggil Daniel untuk makan malam. Tapi sebelum Sejeong pintu kamar Daniel, lagi-lagi pintu itu terbuka lebih dulu, menampakan sosok Daniel yang terlihat sudah rapi.

"Kau mau pergi?" Sejeong menanyai.

"Hm," angguk Daniel, "Aku ada tugas mendadak"

"Sekarang?"

"Iya"

"Tapi eomma sudah menyiapkan malam untuk kita"

"Maaf ya? Lain kali saja," Daniel mengelus rambut Sejeong.

"Kalau begitu hati-hati," Sejeong tanpa sadar sudah memasang wajah tak relanya.

"Hei, masa melepas kekasihnya pergi bertugas dengan wajah seperti ini," Daniel menangkup wajah Sejeong.

My Beautiful TargetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang