12. Problems will come

65 5 3
                                    

    Dengan nafas yang mulai tersengal karena ketakutan yang mencengkam itu, perlahan Enji melepaskan genggaman tangan Farros dan menghentikan langkahnya. Hal itu pun tak luput dari perhatian Farros, seketika ia melontarkan beberapa pertanyaan kepada Enji yang tengah memperlihatkan raut muka syok bercampur takut, namun ia berusaha untuk tetap tenang.

"Itu siapa? Kok ada didepan mobil kamu? Jangan-jangan dia orang jahat. Aku panggilkan seksi keamanan lapangan ya?" Ujarnya dengan penuh kekhawatiran

"Jangan!!!" Saut Enji tegas

"Loh kenapa? Dia siapa?" Ucapnya masih penuh tanda tanya

"Dia Galantta, kakak Jeje beserta teman-temannya" Jawab Amell mewakili Enji dengan nada datar

"Oh kakaknya, tapi kenapa tegang seperti itu?" Sambarnya masih dengan pembahasan yang sama namun tidak dijawab dengan sepatah katapun oleh mereka berdua.

   Perlahan Enji mulai melangkahkan kaki kearah mobilnya, dan di ikuti langkah Amell juga Farros dibelakangnya.

"Ngapain Lo disini?" Tanya Enji dengan nada biasa saja

"Ngapain?? Ngapain Lo bilang?! Lo tu yang ngapain disini??!!! Jam berapa ini????? Punya otak gak Lo? Tega Lo ya bohongin keluarga Lo cuma biar bisa keluyuran malem-malem gini, sama cowok lagi! Siapa nih? Pacar Lo?" Sambar Galant begitu sadis hingga perlahan menusuk batin Enji membuat air matanya pecah seketika

"Heh malah diem! Gue tanya sama Lo! Ngapain Lo disini?!!" Tanyanya masih dengan nada yang sama

"Gue? Disini? Cari duit!" Jawab Enji perlahan tapi pasti

"Widihh... Soksokan bener Lo ya sekarang? Udah gak butuh orang tua Lo? Kenapa? Mentang-mentang sekarang Lo jadi vocalis Free Breeze? Terus Lo di kenal banyak orang? Merasa bisa punya penghasilan sendiri terus Lo tega bohongin keluarga Lo termasuk gue?!" Bentaknya kesekian kali membuat beberapa orang yang sedang berlalu lalang disekitar ikut menolehkan pandangan kearahnya

"Gue gak bohong!" Cetus Enji singkat

"Lo tu bohong! Elo! Pembohong!!" Ujarnya sadis

"Gak! Gue gak bohong! Lagi pula bukanya waktu itu gue juga udah sempet bilang ke Lo tapi Lo gak percaya kan?!!!" Sambarnya mulai berani meninggikan suaranya balik

"Heh! Lo tu salah! Malah balik nyalah-nyalahin gue lagi!! Emang gak tau diri banget Lo ya? Pulang!!!" Sautnya kembali menjadi jadi

"Gak! Gue gak mau pulang sama Lo!" Tolaknya kasar

"Emang laknat lu ya? Pulang sekarang! Atau gue telfonin Ayah sekarang kalo Lo udah bohongin Ayah sama Ibu?!!" Ujarnya paksa

"Cukupp!! Lo tu kenapa sih? Bisa gak sekali aja Lo tu gausah cari masalah sama gue? Emangnya gue salah apa sih sama Lo sampe Lo tega nyakitin perasaan gue tiap hari? Sebenernya gue ni bener adik kandung Lo bukan sih? Lo sadar gak sama apa yang Lo omongin ke gue barusan??? Mabuk Lo?! Lo tu sama aja kaya Ayah! Egois!! Gak pernah bisa ngertiin perasaan gue, gak pernah mau tau apa mau gue! Gue selama ini selalu nurut sama apa kata kalian! Sampe sekalinya gue bisa mencapai sesuatu yang tinggi seperti ini, tetep aja, cuma makian yang gue dapetin! Gue kecewa sama kalian! Gue bakalan pergi dan jangan pernah cari gue!!" Ujar Enji perlahan kemudian berlari menjauh entah kemana arah ia melangkah, dan hanya air mata yang senantiasa menemaninya

"Mas, tolong kamu kejar Jeje ya? Aku mau ngeluarin mobil dari sini, nanti WA ke aku kalian dimana oke? Jangan sampai dia kenapa-kenapa ya mas?" Cetus Amell kepada Farros kemudian berhadapan dengan Galantta yang hanya termenung dengan perkataan adiknya

"Maaf kak Galant, menurut saya kali ini kakak memang sudah benar-benar keterlaluan, kakak tega berbicara seperti itu tanpa tau apa yang sebenarnya terjadi dengan Enji, saya tidak mau sesuatu yang buruk terjadi padanya, saya permisi! Mohon kakak dan teman-teman kakak minggir dari hadapan mobil saya!!" Ucap Amell tegas membuat Galant merasa semakin bersalah telah berucap sembarangan dihadapan adiknya

Stuck in the Wrong Feelings Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang