Eleven✨ Kehilangan

42 10 2
                                    

Kring!!

Kring!!

Kring!!

Bel pulang sekolah berbunyi saat yang sangat dinanti-nantikan para siswa siswi.

"Rhei kita harus pulang sekarang." kata Rizki dengan wajah panik.

"Kenapa sih bang?"

"Ceritanya nanti aja di mobil sekarang kita pulang."

"Duluan ya Tan" kata Rheina pada Tania.

Rizki menarik tangan Rheina dengan segera menuju mobil.

"Kenapa bang?" tanya Rheina

"Gue ceritain tapi lo harus tenang oke?"

"Udah buruan."

"Bunda..." belum sempat Rizki melanjutkan kalimatnya namun Rheina sudah bertanya.

"Bunda kenapa? Bunda baik-baik aja kan bang?"

"Bunda masuk rumah sakit, tadi papa telepon. Tapi kita di suruh pulang dulu untuk ganti baju."

"Bunda sakit apa bang?"

"Kecelakaan"

"Ya udah ayo buruan aku pengin ketemu Bunda" kata Rheina dengan isak tangisnya.

Mobil melaju menuju rumah. Dengan segera mereka berganti baju dan pergi ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit ia melihat papanya sedang duduk di kursi tunggu dengan wajah sendunya.

"Pa, bunda baik-baik aja kan?" tanya Rheina

"Insyaallah bunda baik-baik aja."

"Emm pa, dek daripada duduk-duduk di sini sambil nangis mending kita ke mushola. Kita sholat sunnah minta pertolongan sama Allah supaya bunda di beri keselamatan." kata Rizki dengan bijak.

"Nah iya ya udah yuk ke mushola." kata papa kemudian dibalas oleh anggukan Rheina.

Sesampainya di mushola Rheina mengambil wudhu. Kemudian sholat untuk mendoakan bundanya.

"Pa, bunda bakal selamat kan?" tanya Rana dengan suara pelan diikuti dengan suara tangisannya.

"Tenang sayang, insyaallah bunda baik-baik aja serahin semua sama Allah ya." Kata Niko

"Iya Na, kamu kan udah berdoa tadi jadi gak perlu khawatir Allah pasti ngabulin doa Rana." kata Rizki berusaha menenangkan adiknya.

Setelah selesai sholat mereka pergi menuju ruang IGD. Menunggu dokter selesai menangani Nana. Sungguh kacau keadaan itu ntah apa yang terjadi. Namun, wajah sang dokter menunjukan suatu kesedihan.

"Dok gimana keadaan istri saya?" Tanya papa.

"Maaf sebelumnya pak, kami sudah berusaha semaksimal mungkin tapi nyawa bu Nana tidak bisa di selamatkan." kata dokter itu.

"Bundaaaa" Teriak Rana memasuki IGD.

"Dokter pasti bohong, bunda saya pasti baik-baik aja kan? Dokter bohong. Bunda masih hidup. Dokter bantu bunda, selamatin bunda." Teriak histeris Rheina.

"Bunda Rana disini temenin Bunda. Bunda jangan pergi. Rana sayang bunda. Kalau bunda pergi siapa yang mau jagain Rana nanti. I Love you, mom." Bisik Rana di telinga Nana. Rana berharap Nana akan mendengar perkataannya.

"Bunda Rheina sayang Bunda, Rheina mau Bunda selalu ada buat Rheina. Bunda bangun bun."

"Bun Rizki sayang sama bunda. Rizki janji gak akan buat bunda marah tapi bunda gak boleh pergi." Kata Rizki, ia sangat terlihat tegar namun di dalam hatinya ia sangat sedih karena kehilangan seorang bunda yang sangat ia sayangi dan selalu memberinya banyak motivasi tentang kehidupan.

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang