09:43
Keano melirik arlojinya. Sebentar lagi waktu istirahat tapi beberapa bangku di kelasnya tetap kosong. Ada gurat khawatir di wajah tampannya ketika melihat kursi di sampingnya tidak diduduki sang pemilik.
Ya. Tadi pagi Keano melihat seorang guru yang Keano belum tau namanya sedang mengejar enam murid sekelasnya sambil membawa sapu lantai.
KRINGGG
"So got here our lesson, see you next week and good morning all." ucap guru perempuan yang sudah menenteng buku dan tas miliknya.
"Good morning too Mrs!"
Mrs.Diana keluar dari kelas unggulan dua itu. Kelas XI Ipa 2 sebenarnya dihuni dengan murid murid yang pintar dan cerdas. Mengajar di kelas itu bagi beberapa guru cukup santai karena mereka cepat tanggap tapi bagi guru yang tidak tahan dengan sifat absurd siswa dan siswinya pasti tidak akan betah.
Karena XI Ipa 2 menganut sistem Belajar Sambil Bermain. Dan 85% geng Deandralah yang bermain di dalamnya."Kean, lo gak ke kantin?" Erick menepuk bahu Keano agar mengalihkan perhatiannya dari novel yang dibaca cowok itu.
"Aku gak laper Rick." Keano kembali membaca novelnya.
"Baguslah, gue juga lagi males keluar."
Erick mendudukkan dirinya dimeja, cowok ganteng itu memasang kacamatanya untuk memperjelas penglihatannya yang melihat sebuah benda di bawah meja.
"Lo ngapain bawa payung kan gak hujan?"
Keano menatap Erick saat teringat suatu hal, "Oh ini semalem pas hujan, temen sebangku Aku pinjemin. Niatnya mau aku balikin tapi dia belum masuk kelas dari tadi." jelas Keano.
"Temen sebangku? maksud lo Deandra?"
"Mungkin iya?" Keano sedikit ragu, lalu ia melanjutkan " Soalnya Aku belum tau namanya, hehe."
Eric mendecak, "Lo gak tau Most Wanted Dirgantara? Wah kacau, semalem tuh banyak cowok yang patah hati karena tau lo duduk sama Deandra."
Erick menggeleng gelengkan kepalanya, Keano melewatkan kesempatan besar untuk berinteraksi dengan si most wanted katanya.
"Tapi dia emang dingin sih, kejam juga." sambungnya, Keano merengerutkan dahi lebarnya
"Kok gitu?"
"Ya emang gitu." kata Erick terdengar tanggung.
"Ck, gak jelas kamu Rick."
"Tadi sih pas gue mau ke toilet, gue liat mereka di bawa sama guru BP dan BK." Erick memberi informasi lagi, kali ini lebih akurat.
"Emang mereka buat masalah?"
Cowok itu menaikkan bahunya tak tahu,
"Mungkin. Lagian uda langganan jadi lo gak perlu khawatir." kata Erick yang melihat Keano terkejut.
"Udah langganan gimana?"
"Kean Kean, lo kayak gak tau cerita swasta aja. Tapi untungnya, sekolah kita tetep ngeluarin murid juga kok kalo nakalnya udah kelewatan."
"Maksudnya gimana?"
Erick memasang muka flat. Dia gak nyangka kalau berbicara dengan Keano harus sejelas mungkin. Apa otak anak itu belum di upgrade ya?
"Intinya mereka termasuk biang onar tapi di takuti semua murid dan guru. Apalagi sebangku lo itu, Deandra."
"Kenapa?"
"Ya karena-"
"Erick."
Erick dan Kenao menoleh ke arah pintu, Kevan berjalan santai dengan tangan di sakunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEANDRA
Teen Fiction"Mungkin Aku bisa hidup tanpamu, tapi Aku tak akan mati sebelum mendapatkanmu." Itulah kalimat Deandra yang di ingat oleh Keano. Kalimat yang membuatnya percaya kalau hatinya berlabuh di dermaga yang tepat. Sampai di suatu saat, akhirnya Keano merag...