PACAR?[1]

17 9 1
                                    

Keano memasuki rumahnya dengan tenang sambil memakan es krim pemberian Deandra tadi.
Ia menaiki tangga menuju kamarnya begitu ceria hingga tidak sadar kalau Mamanya dan Kenan dari ruang tv melihatinya dengan pandangan terheran heran.

"Adik kamu kenapa?" tanya Lisa, baru kali ini dia melihat Keano sesenang itu bahkan sampai melupakan mereka berdua.

"Kesenengan kali Mah baru jalan sama pacarnya."

Lisa menganggukkan kepalanya, setuju dengan jawaban Kenan.

"Uuhh Keano Mamah udah besar." katanya terharu sambil memeluk Kenan tanpa sadar.

"Mamah awas ih, bau ah belom mandi." Kenan melepaskan tangan Lisa yang memeluknya.
Agak durhaka memang tapi benar Lisa belum mandi.

"Sama Mamah sendiri kok gitu, kamu anak Mamah apa bukan sih?"

"Mana Kenan tau Mah, harusnya Kenan yang nanya gitu."

"Kenapa kamu yang nanya?" tanya Lisa bingung.

"Karena Kenan ragu Kenan anak Mama atau bukan, soalnya...,"

Kenan sengaja menggantungkan ucapannya dan berdiri dari sofa. Mamanya menunggu Kenan melanjutkan ucapannya.

"Soalnya apa?"

"Soalnya Kenan ganteng, Papa ganteng, Keano juga ganteng tapi Mama gak ganteng."

Lisa mengernyitkan dahinya, apa Kenan sebodoh itu dalam mengklasifikasikan perbedaan ganteng dan cantik.

"Yaiyalah Mama gak ganteng, Mama kan perempuan Kenan. Mama itu cantik, orang paling cantik se Indonesia makanya Papa kamu mau."

"Idih kepedean."

"Memang begitu faktanya." tukas Lisa dengan percaya diri.

Kenan mengambil ancang ancang,

"Kita ganteng, Mama jelek." ucapnya lalu berlari ke kamarnya dengan langkah seribu sebelum Lisa memutilasi dirinya.

"KENANNNNN!"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Lo udah urus semua yang gue bilang tadi kan?"

Deandra berbicara tanpa melihat pria yang sedang meminum wine di belakangnya.

"Aman." jawab Mario.

Dia mengamati Deandra yang sibuk membaca kertas kertas di mejanya.

"Jadi gimana, lo setuju sama perintah Kakek?"

"Gak ada alasan buat nolak. Gue gak butuh alasan dalam hidup ini Mar, walaupun dia temen gue sendiri."

Mario terdiam. Perkataan Deandra begitu dingin. Bahkan sampai membuat cowok itu merinding.

"Uda jam sepuluh malem, ayo balik."

Mario bangkit dari duduknya dan mengambil kunci mobil tapi orang yang diajaknya tida beranjak sama sekali. Deandra tetap fokus pada kertas kertas sialan yang sesekali di tanda tanganinya.

"De-"

"Gue lembur, kalo gak gue selesaiin hari ini bakalan gak keburu besok. " ujar Deandra masih belum mengalihkan perhatiannya.

Mario menghela napasnya, dia menyumpahi siapapun yang membuat sepupunya itu terlampau sibuk seperti sekarang.

"Lo gak jadi balik?"

Deandra melihat Mario yang masih berdiri di sana. "Oh ini mau balik. Gue duluan ya."

Deandra mengangguk dan kembali fokus pada kerjaannya. Sesekali menurunkan kacamatanya dan memijat hidung mancungnya.

DEANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang