PACAR?[3]

11 6 2
                                    

"Orang yang di cintai tidak akan pernah tau seberapa dalam perasaan orang yang mencintai."

|>votement sangat diperlukan<|

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sudah dua hari ini Keano selalu telat, untungnya dia masih bisa masuk karena datang lima menit sebelum gerbang di tutup.
Ceramahan guru BK cukup menyakitkan juga di telinganya. Ia berjanji tidak akan telat lagi.


Itu janjinya di surat perjanjian tadi.



Cowok itu melangkah ringan. Dirinya berselisihan dengan siswa dan siswi lain yang baru selesai senam pagi. Memberikan senyum sapaan pada orang yang sudah di kenalnya.

"Deandra belum dateng?" gumamnya dari depan pintu kelas, melihat bangku mereka masih kosong.

"Apa dia telat lagi ya?"

"Jangan di depan pintu. Gue mau masuk jadi gak bisa lewat, ngerti lo?"

Keano menggeser badannya dan memandang punggung lebar Kevan yang melawatinya dengan angkuh.

Erick tersenyum manis sambil berbisik sebentar padanya,

"Kevan emang suka becanda."

Keano balas tersenyum dan berjalan ke tempat duduknya.

Sekitar sepuluh menit, hazel Keano berbinar melihat sang bidadari memasuki kelas dan duduk di bangkunya.

Ekspresi datar itu selalu menghiasi wajah cantiknya. Agaknya, Keano yakin kalau Deandra adalah manusia tanpa ekspresi ketika masuk kelas.

"Deandra?"

Tidak ada sahutan, Keano sedikit ragu melanjutkan ucapannya. Ia mengingat perkataan Deandra kemarin. Itu artinya sekarang Deandra tidak bisa di ganggu.

Tapi pertanyaan Mamanya semalam membuat cowok itu tidak tenang. Seakan ingin semua jelas secepatnya.
Dia harus bertanya sebelum guru masuk atau menunggu jam istirahat, sepertinya Keano tidak tahan.

"Emm Deandra maaf sebelumnya, tapi Aku cuma mau nanya ini doang kok."

Keano yakin gadis itu mendengarnya, meski dengan rasa was was Keano memberanikan diri untuk terus bertanya.

"Apa bener, Kamu yang nyuruh beberapa orang buat nganter Motor Aku terus-"

"Terus ngaku ngaku kalo lo itu pacar Gue?" potong Deandra cepat.

"De-deandra?" Keano menjadi takut melihat wajah Deandra yang merah menahan amarah.
Tidak. Sepertinya gadis itu tidak lagi menahan amarah tetapi seakan ingin melampiaskan amarahnya.

Melihat wajah Keano saat ia tiba tadi membuat Deandra kembali mengingat ucapan Mario.

"Ak-aku gak-"

"Kalo lo berpikir gue beneran ngakuin lo sebagai pacar gue, lo salah. Gue gak pernah sekalipun ngakuin orang asing sebagai pacar gue! Apalagi cowok kaya lo, cuma cowok aneh dan manja yang bisanya cuma nangis! Perlu lo tau, gue cuma males aja kalo lo terus ngerengek sama gue soal motor lo. Gue cuma nyuruh orang lain buat nganterin ke alamat rumah lo. Gak lebih. Dan jangan pernah berharap gue bales perasaan lo."

DEANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang