Keano Edgary Leandraz
Name tag yang tertera di seragam baru Keano membuatnya tersenyum bahagia.
Akhirnya setelah sekian lama dia bisa masuk ke sekolah favoritnya ini.Perlu diakui memang, sekolahnya saat ini termasuk salah satu jajaran sekolah terbaik di Ibu kota Indonesia. Fasilitas yang sudah sangat memadai dan tim pengajar yang tentunya sangat kompeten.
Keano melihat sekeliling rumah keduanya sekarang, sangat luas. Antara terlalu polos dan kampungan cowok berdimple itu sekarang sedang menghitung berapa ruangan dan tingkatan yang ada di SMA NUSA DIRGANTARA .
"Sekolahnya luas ya, guru-guru kalo ngajar pasti cape yakan naik turun tangga." gumamnya pada diri sendiri.
"Ck, kan ada lift. Gak bakal capeklah," sahut seseorang dari belakang, Keano berbalik dan menatap orang itu, sejak kapan ia disana?
"Lo anak baru itu?"
Keano melihat seorang cowok yang menyahut tadi,
"Iya. Kamu siapa?" jawab Keano cukup lama karena memerhatikan cowok asing cepat dihadapannya ini.
"Oh, kenalin gue Paijo satpam sekolah."
"Pak satpam kok masih muda ya, saya kira siswa sini juga hehe baju kita juga sama,Pak." Keano tertawa garing.
"Lo percaya gue satpam?"
"Kan kamu yang bilang." ucap Keano
"Lo uda tau baju kita sama. Seumuran juga, dan lo masih percaya gue satpam? emang ada satpam seganteng gue?"
cerocos siswa itu tak menyangka bahwa spesies didepannya ini amat sangat polos atau pura-pura polos dan lebih tepatnya bego.
Keano menggaruk kepalanya bingung, membenarkan apa yang dibilang orang itu."Lupain. Lo mau ke kantor kepsek kan?"
cowok misterius tadi mengganti topik pembicaraan."Kok tau? anak dukun ya?"
"Bukan, gue anak pak Hamdan. Keliatan kok dari tampang lo, tampang orang linglung." jawabnya sarkas, Keano sampai meringis mendengarnya.
"Ayo gue anter, ruang kepsek di lantai dua."
"Serius?" Keano memastikan,
"Enggak." Tuhkan.
"Nanya lagi gue tinggal." Sial, dia dikerjain. Cowok tinggi itu terkekeh pelan tapi tetap berjalan disusul Keano dibelakangnya.
Dua remaja tampan itu berjalan di koridor, sesekali dilirik oleh murid lainnya yang berlalu lalang. Keano tersenyum simpul saat beberapa orang menatapnya, sekalipun tatapan datar.
"Kenapa kita gak naik lift aja?" tanya Keano penasaran, begitu banyaknya lift tapi kenapa mereka menaiki tangga.
"Lift untuk guru, staff TU, tamu, atau kalau keadaan lagi darurat misalnya ada murid yang sakit dan harus pulang, ya gitulah."
jawab cowok itu lebih ramah dari sebelumnya.
TING.
Bertepatan mereka sampai di lantai dua saat itu pula lift terbuka.
Keano kembali berpikir apa ada guru memakai seragam seperti mereka ketika melihat orang yang keluar dari lift."Tad-"
"Pengecualian untuk dia." potong cowok itu.
Keano tak bertanya lagi, hanya menerka-nerka mungkin perempuan tadi adalah siswi dan merupakan puteri kepala sekolah atau mungkin puteri pemilik yayasan ini.Mereka berjalan dengan arah yang berlawanan dengan siswi yang keluar dari lift tadi. Mata Keano menatap kagum pada mata tajam yang sekilas di tatapnya beberapa detik lalu.

KAMU SEDANG MEMBACA
DEANDRA
Novela Juvenil"Mungkin Aku bisa hidup tanpamu, tapi Aku tak akan mati sebelum mendapatkanmu." Itulah kalimat Deandra yang di ingat oleh Keano. Kalimat yang membuatnya percaya kalau hatinya berlabuh di dermaga yang tepat. Sampai di suatu saat, akhirnya Keano merag...