Deandra memasuki kelasnya. Suara gaduh itu tiba tiba senyap seketika. Lalu mulai terdengar bisik bisik.
"Gue yakin bu Yulis pasti bakalan di pecat."
"Iyalah, si Deandra kan emang gitu, setiap orang yang berurusan sama dia bakalan di tendang keluar."
"Orang terlalu kaya memang beda."
Deandra mendatangi meja mereka dan menatap nyalang,
"Lo gak ada bahan cerita lain hah?!" ujar Deandra yang terusik menarik kerah baju Nita.
"Lepasin tolol!"
"Deandra, Nita! jangan berantem di kelas nanti aja kalo uda pulang."
Angga menggebrak meja, "kalian juga jangan gosip, sana duduk semua!"
Chika menarik lengan Deandra dan menyuruhnya duduk.
"Lo kaya gak tau tuh cabe aja,Ra."
Deandra menepis lengan Chika dan duduk di kursinya dengan kasar.
Gadis itu melirik ke samping kirinya saat mendengar suara geseran kursi."Lo ngapain?" kata Deandra datar, cowok tampan disampingnya terdiam cukup lama,
"Itu A-aku..."
"Samping lo uda tembok, mau geser kemana lagi? perlu gue tendang lo keluar?"
"Enggak." Keano menolak cepat.
"Diem disitu. Gue males debat."
Keano membulatkan mata almondnya.
Dia pikir cewek itu akan marah atau mengusirnya tapi sepertinya dewa Neptunus sedang berpihak padanya.
Rasanya sangat menyenangkan, Keano sampai tersenyum.
"Cuma hari ini." gumam orang disisinya itu lagi.
Keano tidak peduli yang penting hari ini dirinya bisa duduk dengan tenang. Apalagi dengan Deandra, pasti makin tenang.
Apa itu benar Mr.Keano?"Kesambet apaan doi lo?" Angga dan Nathan melihat ke arah dua orang di depan mereka.
"Kok panas yah."
Angga melirik Nathan dengan aneh,
"Lo emang beneran suka sama Deandra?"
"Jadi selama ini lo pikir gue cuma becanda?"
Angga mengangguk.
"Ck. Perasaan gak semudah itu dibecandain, Ga." Nathan kembali memandangi punggung Deandra.
Dia selalu merasa damai kalau melihat gadis itu terlihat tenang seperti sekarang.
Sungguh, rasanya berbeda kalau dia hanya bersama Deandra tidak dengan teman temannya.
Nathan tersenyum sedih,Lo pasti kecapean kan Ra.
"Heh ayo temenin gue manggil bu Yulis."
Nathan tersadar dari lamunannya, "Lima belas menit lagi elah pake di panggil."
"Gue gak mau berurusan sama piket gara gara kelas sialan ini ributnya gak ketulungan."
"Oke oke Ketua."
Angga tidak sanggup lagi mendengar keributan teman temannya. Dia memilih memanggil gurunya saja.
Kalau dia menegur pasti teman temannya akan menyerangnya balik karena dirinya juga salah satu tukang ribut di kelas.Kalau kata Chika, Angga itu parabola dunia. Ada saja yang di gosipkan ketua kelasnya itu.
"Yun."
KAMU SEDANG MEMBACA
DEANDRA
Novela Juvenil"Mungkin Aku bisa hidup tanpamu, tapi Aku tak akan mati sebelum mendapatkanmu." Itulah kalimat Deandra yang di ingat oleh Keano. Kalimat yang membuatnya percaya kalau hatinya berlabuh di dermaga yang tepat. Sampai di suatu saat, akhirnya Keano merag...