KAMIS,
09:40 WIB.Deandra memegang pelipisnya, tumpukan kertas kertas di mejanya ini membuatnya terlihat lebih tua dari umurnya. Tangannya telaten membuka,membalik dan meneken setiap kertas yang dibacanya.
TOK TOK TOK
"Masuk." intrupsinya pada orang yang di luar.
"Permisi Bu, ini dokumen proyek kemarin. Ibu tinggal tanda tangani supaya bisa kita laksanakan pembangunannya."
"Tinggal tanda tangani kamu bilang?"
Karyawan pria itu menunduk,
"Saya belum baca hasil kerja tim kalian. Kalau buruk bagaimana? Kalian mau tanggung jawab jika perusahaan Saya hancur."
"Maaf Bu."
Deandra melemparkan map merah yang diberi karyawannya tadi. Ia mengangkat telepon yang sudah berdering dan memberi kode agar karyawannya itu keluar.
"Halo?"
"..."
"Saya akan datang 5 menit lagi." Deandra menutup sambungan telepon itu dan beranjak keluar.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
----Sekolah.
Keano memainkan game di hpnya, entah kenapa hari ini terasa sangat bosan.
Nathan yang tadinya masih duduk di kursi miliknya berjalan ke arah dia dan Angga."Gue gak mau sebangku sama Deandra lagi. Cukup sekali dah, ampun."
Nathan memindahkan tasnya ke bangku aslinya,
"Kan Deandra gak sekolah, kenapa kamu pindah?"
"Nanti dia masuk. Deandra cuma izin beberapa jam pelajaran."
"Hah, beberapa apanya." Nathan menatap orang yang duduk di ujung kanan paling belakang yang baru menyahutinya tadi.
"Apa? masalah?" Kevan menampilkan smirknya saat Nathan menatap tajam ke arahnya.
"Udah gak usah digubris kalo mayat idup mah gitu." ucap Angga.
Erick mengehela napasnya dan menarik tangan Kevan.
Membawa cowok jangkung itu berjalan keluar kelas."Tapi kalo nanti si Deandra gak mau duduk sama dia gimana?"
Nathan menaikkan satu alisnya dan menatap Yuna, "Gue gak tau, tapi gue mana tahan dieman mulu. Aneh tau gak, kalo kita berenam dia gak masalah tapi kalo berdua sama gue malah kaya gitu. Kan sakit."
"Bukan sama cowok doang kali, dia emang gak mau sebangku sama siapapun." Yuna mengkoreksi ucapan Nathan.
"Badan lo bau kali." Adam terkekeh mendengar tuturan Chika yang terlalu jujur.
"Wangi njir, nih cium nih ketiak gue!" cowok bule itu mengarahkan ketiaknya ke wajah Chika dan membuat cewek itu meronta.
"Iya wangi." Chika akui ketiak Nathan cukup wangi.
"Tuh kan!"
"Wangi bawang busuk!" semuanya menertawai si bule ganteng yang mendengus kesal.
Keano sedari tadi hanya melamun, dirinya jadi bingung sekarang.
Mengingat Deandra membuat cowok itu jadi ingat kejadian semalam.Mereka sudah bertemu lebih dari dua kali dan Deandra masih tidak mengenalnya. Atau gadis itu sengaja pergi setelah menabraknya?
Rasanya tidak. Entahlah, Keano juga tidak tau kenapa dia meyakini kalau Deandra memang tidak sengaja kabur.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEANDRA
Teen Fiction"Mungkin Aku bisa hidup tanpamu, tapi Aku tak akan mati sebelum mendapatkanmu." Itulah kalimat Deandra yang di ingat oleh Keano. Kalimat yang membuatnya percaya kalau hatinya berlabuh di dermaga yang tepat. Sampai di suatu saat, akhirnya Keano merag...