3. Bucin?

214 14 23
                                    

-Happy reading^^-

“AGAM!!” teriak siswi yang tak berada jauh dari meja agam. Dia tak lain adalah azhura. Ntah ada apa dengannya, sudah tiga minggu ini ia mendekati agam.

“nih, gue buatin lo nasi goreng tadi pagi. Lo mau kan?” ujar azhura bersemangat sambil menyodorkan tote bag berisi kotak bekal lengkap dengan air mineral.

“gue nggak butuh!” balas agam sinis. Ia membuang pandangannya, ia lelah menghadapi sikap azhura yang terus mengusiknya.

“yah tapi gam, padahal gue udah buat dari jam lima pagi. Please ya gam?” sura azhura terdengar kecewa. Ia menunduk menatap tote bag yang ia genggam ‘sia-sia lagi kan perjuangan gue ’

Agam berdiri, mendekati azhura yang berdiri tepat di samping mejanya. “emang gue peduli?”

Agam berlalu meninggalkan azhura yang masih mematung karena ucapannya. Aldi yang menyaksikan kejadian tersebut memilih mendekati azhura.

“zhur?”

Azhura mendongak menatap sendu kehadiran aldi.

“jangan kayak gini terus, ntar lo sakit”

“hah?”

“lo nggak bakal bisa dapetin agam. Jadi mending lo jauhin dia. Dia nggak suka cewek modelan lo. Urakan, trouble maker, bar-bar,ca-“

“diem lo! Kalo nggak tau apa- mending diem!” emosi azhura sudah memuncak, memangnya salah kalo dirinya jatuh cinta sama agam?.

“maap nih ye zur, tapi agam itu tipe nya kek bella. Baik,sopan,ramah. gak kayak elo!”

Hati azhura mencelos. Rasanya seperti disayat benda tajam. Seburuk itukah dirinya? seburuk itukah cintanya? Sampai harus dibandingkan dengan sahabatnya sendiri.

Azhura menatap aldi, lalu tersenyum miring. “miris gue liat lo! Ngacak kalo ngomong!” cerca azhura sebelum meninggalkan kelas agam.

“maafin gue zhur tapi gue kasian liat lo jadi bucin”

Azhura berlari menuju kelasnya, dia tak memperdulikan pasang mata yang menatapnya. Termasuk agam.

Agam berdiri dikoridor menunggu ando mengambil bukunya yang tertinggal dikelas vani. Dia melihat azhura berlari kearahnya. Ia kira azhura akan bertreak memanggilnya atau menggodanya seperti yang ia lakukan tempo hari. Tapi dugaanya salah, azhura berlari begitu saja itupun tanpa menoleh kearahnya.

‘tumben’ batin agam.

“ayok gam!”

Agam menoleh, ando telah menunggu nya. Dia mengangguk cepat dan berjalan menyusul ando.

***

Azhura tidak pergi kekelas melainkan ke rooftop sekolah. Dan disinilah azhura sekarang, duduk manis di bangku kayu dengan sebatang rokok di ditangannya. Azhura menghisap rokoknya perlahan, mencoba menikmati setiap deruan asap yang memenuhi kerongkongannya. Dihembuskan asap itu, bercampur dengan udara yang masih bersih. Dihisapnya lagi rokok itu terus menerus hingga azhura tersedak.

“anjing!” umpat azhura membuang putung rokok tersebut lalu menginjaknya sampai mati.

Beginilah keseharian azhura. Kalau tidak ngerokok, bolos sekolah, buat onar, pergi ke club malam dan masih banyak lagi kegiatan yang seharusnya tidak dilakukan seorang wanita, masih SMA pula.

Azhura mengecek ponselnya, ada chat dari devi yag menyuruhnya balik kekelas.

Jablay garong
Balik woi, bu cepot ngamuk nih!

Bar-bar GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang