12. Rival (02)

101 7 1
                                    

Now playing seventeen Dont Wanna Cry

Now playing seventeen Dont Wanna Cry

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bella nowaylisa

***
Dan semenjak ada kata bucin, manusia tidak lagi menghargai perasaan orang lain.

Aulia salsabila
***
Happy reading ^^

"kenapa lo balik kesini lagi, bangsat!"

Cowok dengan wajah merah padam serta jari-jari tangan mengepal kuat. Agam memejamkan matanya sekilas, mencoba untuk lebih bersabar. Agam menyeret arga ke rooftop sekolah setelah menemukan cowok itu di kelas Bahasa.

"lo masih benci sama gue gam?" Tanya arga.

"setelah semua yang lo lakuin ke gue... apa bisa gue gak benci sama lo, hah?!"

"gue udah pernah jelasin ke lo gam, tapi lo nggak mau ngerti."

Agam maju satu langkah. "percuma, Semua yang lo omongin itu bulshit!"

Sepertinya percuma bicara baik-baik dengan agam. Kalau faktanya cowok ini tetap menyalahkan dirinya untuk semua yang sudah terjadi. Arga mendesah berat. "terserah lo mau percaya apa nggak. Yang penting udah gue kasih tahu yang sebenarnya."

"bacot lo anjing."

Setelah sekian lama tidak memukul orang. Kali ini agam melakukannya lagi. Ia melampiaskan semua yang ia pendam selama belasan tahun terakhir. Arga tidak melawan. Namun sebaiknya dia membiarkan wajahnya kembali lebam-lebam seperti tadi. Agam memukulnya membabi buta.

Merasa cukup puas, agam melepaskan cengkramannya pada kerah arga. Namun arga malah tersenyum lebar. "walaupun lo gak percaya lagi sama gue, nggak apa-apa. Tapi gue tetep jadi temen lo. sampe kapan pun."

***

"AZHURA MANA WOI! AZHURA."

Azhura menoleh dengan cepat pada Tami, bendahara kelasnya. Azhura meringis. "bayar kas. Kalo belanja aja sampe jutaan tapi kas kok nunggak dua bulan!"

"yee biasa aja dong lo tam. Iya-iya bakal gue bayar minggu ini."

"yaudah mana?"

Azhura menyerahkan selembar duit lima puluh ribu dari dalam sakunya. "nih, awas lo nagih-nagih gue lagi. Gue doain lo panuan!"

Tami tersenyum kemenangan lalu mengambil diut itu dengan mata berbinar. "nah gitu dong. Kan enak."

Azhura berdecih pelan. Ia menatap devi yang tengah tertidur pulas didepannya. Lain halnya dengan bella yag sedang sibuk mengoleskan lip balm di bibir ranumnya. Ntah mengapa saat melihat bella ia jadi teringat dengan club malam yang sudah tak pernah ia kunjungi lagi.

Azhura mendekati meja bella yang berada di samping devi. "bella... gue kangen clubbing deh."

Bella menghentikan aktivitasnya sejenak. "terus?"

Bar-bar GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang