7. BREAK!

155 9 0
                                    

Mencintai bukan berarti harus memilki bukan? maka sebaliknya untukku memilki bukan berarti mencintai.

-Agam Bagaskara.

-Happy reading^^-

Hari ini diawali dengan teriakan miss rosa dikelas azhura. Saat miss rosa sedang sibuk menjelaskan materi, dengan seenak jidat azhura tertidur.

how much me telling you Keara?! Kalo nggak suka pelajaran saya, keluar!” teriak miss rosa membuat azhura menegakkan bahunya.

“saya tired harus ngurusin girl like you!” tunjuk miss rosa tepat didepan wajah azhura. Azhura tersenyum membuat miss rosa semakin naik darah.

“saya nggak pernah nyuruh miss rosa ngurusin saya kok” ujar azhura santai dan melenggang pergi dari hadapan miss rosa yang sedang menahan emosinya agar tidak membeludak.

Azhura pergi dengan wajah pucat pasinya. Azhura pergi kekantin yang masih sepi, tentu saja sepi ini masih jam pelajaran. Azhura membeli sebotol minuman berlogo beruang yang sering ia minum untuk sarapan. Setelah membelinya azhura kembali melangkahkan kakinya, kali ini bukan kekelas namun ketempat favoritnya. Rooftop.

Azhura sebenarnya tahu kalau pergi kesana pasti akan melewati kelas agam. Azhura mendesah pelan, dia belum sanggup bertemu dengan agam sang pujaan hati. Kurang lebih ini sudah hari ketiga saat peristiwa diresto itu dia dan gam tak pernah bertemu. Malu katanya.

Tapi setelah membuat keputusan yang mutlak, azhura kembali melangkah menuju rooftop. Azhura berlagak seperti cewek cool saat melewati kelas agam, dia sama sekali tak menoleh. Sedikitpun tidak.

Azhura menghela napas lega saat dia tiba dirooftop. Duduk manis dibangku kayu yang selalu menjadi tempat ternyamannya. Disinilah tempat terbaik bagi azhura untuk berpikir logis. Tentang masa lalunya, dan tentang hubungannya dengan agam.

Azhura merogoh sakunya dan mengambil benda yang senantiasa menemaninya disaat azhura merasa kesepian, rokok.
Azhura menghidupkan rokoknya lalu menuntun rokok itu untuk memasuki mulutnya. Saat hampir rokok itu berhasil sampai dan saat iitu juga rokoknya terlepas dari tangan azhura.

Azhura kaget saat ada tangan yang tiba-tiba menggenggam pergelangan tangannya.

“agam…”

Agam menatap tajam azhura seolah memberi isyarat untuk diam. Agam tak begeming, dan malah ikut duduk disamping azhura.

“agam lo… ini masih jam pelajaran gam. Kok lo disini?”

Agam terdiam masih meyakinkan tujuannya untuk menghampiri azhura.
“maaf” kata-kata itu lolos begitu saja tanpa agam sadari. Azhura menggeleng lalu tersenyum lebar.

“buat apa lo minta maaf?”

“soal diresto—“

“nggak nggak, selama ini penilaian lo itu bener. Dan gue murahan, lo pasti malu ya punya cewek murahan kek gue?” Tanya azhura.

“tapi gam, gue ini cewek. Cewek mana sih yang nggak sakit hati dibilang murahan sama orang yang mereka suka, itu bukan pertama kalinya lo bilang gue murahan. Gue juga manusia gam. Gue punya perasaan, gue sakit gam lo bilang muraham terus menerus sekalipun memang bener gue murahan.” Cerocos azhura panjang lebar.

“lo benci sama gue gara-gara gue mirip siapa? Siska, ah iya.”

Kok dia bisa tahu. batin agam berseru.

“coba lo yang diposisi gue deh gam. Lo cintaaaa banget sama seseorang, dan lo punya tekat buat milikin dia. tapi dia nolak lo bahkan sebelum lo nembak dia. gimana perasaan lo?—eh gausah dipikir gam. Kan disini lo yang dicintai, haha” tawa azhura terdengar hambar ditelinga agam. Agam menatap azhura sendu saat gadis itu meneteskan air mata.

Bar-bar GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang