9. Dekapan

158 9 1
                                    

"jangan terlalu berharap sama manusia deh. Karena berharap dengan sesamanya sering mendatangkan luka."

***

"gam. Pegangin botol minum aku dong! "

Agam mengangguk paham. Mengambil alih botol air mineral yang azhura pegang. "capek?"

Azhura menggeleng lemah. "nggak. Lagian aku dah biasa lari-lari begini."

"lagian kok kamu bisa telat sih?." tanya agam membuat azhura menyengir lebar. Azhura duduk di pinggir lapangan basket dan meluruskan kaki nya yang terasa pegal akibat lari sepuluh putaran.

Agam duduk disebelah azhura. Dan menyeka keringat azhura yang menetes. "besok pasang alaram biar gak kesiangan."

"iya."

"kaki kamu siniin." ujar agam membuat kening azhura mengkerut.

"maksudnya?." agam menarik pelan pergelangan kaki azhura dan meletakkan kaki azhura diatas pahanya. Agam memijit betis azhura pelan.

Azhura tertegun. Bibirnya tertarik keatas sehingga membentuk senyuman lebar. "kenapa senyum?."

Azhura menggeleng. "ah nggak" kata azhura. "kamu pinter mijit ya?"

"dulu aku sering main pijet-pijetan sama siska. Kalo dia lagi capek atau pegel-pegel gitu, pasti minta pijit."

Senyum azhura memudar. "oh."

"kamu cemburu?."

"hah?! "

Azhura terkekeh pelan. Ia sama sekali tidak cemburu dengan penuturan agam sebelumnya. Sepertinya agam terlalu percaya diri.

"kok malah ketawa?. Kamu cemburu kan?."

"nggak ih. Siapa juga yang cemburu?. Dia kan cuma mantan mu, masa lalu kamu. Buat apa aku cemburu. Semua orang juga kan punya masa lalu." kata azhura. "yang penting kamu udah gak ada rasa sama dia."

Agam tersentak. Jujur, agam belum tahu pasti tentang perasaan nya dengan siska atau pada azhura sekarang. Agam merasa nyaman bila dekat dengan azhura namun perasaan terpendam nya pada siska masih bisa agam rasakan.

"HEH KALIAN BERDUA! INI SUDAH MASUK JAM KEDUA, KENAPA MASIH DILUAR?! "

"ASTAGFIRULLAH, gausah teriak-teriak juga pak. Kita nggak budek." Ucap azhura membuat pak gogon bergacak pinggang. Agam menghela napas pelan kemudian menarik tangan azhura untuk berdiri.

"apa kurang hukuman yang saya berikan?." tanya pak gogon dengan dada yang naik turun menahan emosi. Azhura meringis. Lalu menggeleng pelan.

"kamu bisa tidak sehariiii saja tidak buat ulah?. "

"kalo saya gak begini pak, guru bp gak ada kerjaan." tangan azhura diremas pelan oleh agam. Azhura memutar pandangan dan menatap agan yang tengah menatapnya dengan tajam.

"APA KAMU BILANG?!."

"biasa aja pak. Gausah bentak pacar saya." ucap agam membuat darah azhura berdesir.

"hei agam. Kok kamu mau sih sama cewek urakan macem dia?."

Agam menatap datar pak gogon yang merupakan guru bp paling sewot seantero sekolah. Selain kumis dan muka nya yang sangar, badan nya juga seperti orang hamil. Hah, tak lupa juga suaranya yang memekakkan telinga.

"suka-suka saya lah. Kok bapak yang sewot."

Azhura ditarik paksa agam menjauh dari amukan pak gogon yang terkenal mematikan. Azhura meringis merasakan cengkraman agam yang semakin kuat.

Bar-bar GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang