"Chenle-ya!"Aku berlari menghampirinya, tepat setelah aku berteriak memanggil namanya.
"Ada apa, Hyung?" tanyanya.
Aku belum menjawabnya, karena aku sibuk meraup banyak udara untuk kuhirup. Lelah memang, buru-buru berlari agar pemuda yang kupanggil tadi tidak kemana-mana.
Selesai mengatur napas, aku mulai berbicara. "Emm... Kau... Weekend ini... ada pergi kemana... tak?"
Sial! Malah gugup begini!
Pemuda imut di depanku ini tampak berpikir, dan aku sangat menantikan jawaban positif darinya.
"Sepertinya tidak... Memang kenapa?"
Yes! Kesempatan!
"Mau ke taman hiburan dengan... denganku? Emm, maksudku... hanya... kau... dan aku..."
Aduh, malah tambah gugup. Malah ditatap serius sama dia pula. Bagaimana diriku tidak semakin gugup?
"Ke taman hiburan? Hanya kita berdua?"
Aku langsung menganggukkan kepala dengan cepat.
"Baiklah! Jam berapa?"
Wah, apakah ini respon yang sangat bagus? Jika iya, cubit aku!
"Sekitar jam sepuluh pagi. Nanti aku telepon jika sudah mau pergi, oke?"
Tangan kanannya menyimbolkan tanda "oke", tak lupa dengan senyum lebarnya. Senyum lebar yang manis, hihihi.
"Aku pulang dulu, Renjun Hyung. Sampai berjumpa nanti!" pamitnya, lalu melambaikan tangannya padaku. Aku pun membalas lambaian tersebut.
Ajakanku diterima! Astagaaa!!! Mimpi apa aku semalam???
Rasanya tak sabar untuk menanti hari Sabtu. Hari itu akan menjadi hari yang akan kukenang sepanjang masa! Dan ah, semoga perjuanganku juga tak sia-sia, ya! Aku harus berterima kasih banyak dengan Haechan dan Jaemin yang telah membantuku untuk lebih dekat dekat pemuda imut itu, Zhong Chenle.
Ngomong-ngomong tentang Chenle, sepertinya aku belum memperkenalkan diri. Aku Huang Renjun, mahasiswa semester empat di fakultas tekonologi dan desain. Sudah hampir setahun aku tertarik ke dalam pesona Zhong Chenle, seorang pemuda yang katanya berasal dari negara yang sama denganku. Dia mahasiswa semester dua di fakultas kesenian, sama dengan Haechan dan Jaemin. Haechan dan Jaemin hanya satu fakultas dengannya, dan mereka lebih senior dibanding Chenle. Aku mengetahui banyak hal tentang pemuda itu berkat mereka berdua.
Hehehe, terima kasih Haechan dan Jaemin! Kapan-kapan kutraktir kalian berdua!
Aku tidak tahu apakah dia memiliki perasaan yang sama denganku atau tidak. Dia tidak pernah memberi respon yang negatif terhadapku, dan tidak pernah risih dengan kehadiranku yang tiba-tiba. Kami lebih sering mengobrol lewat pesan singkat, dan jarang sekali untuk bertemu. Ingat, kami berdua berada di fakultas yang berbeda dan tingkat yang berbeda pula. Jadi, bertemu dengannya secara langsung adalah kesempatan emas yang tidak boleh kulewatkan, sekalipun hanya berpapasan saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
1, 2, 3 [RenLe]
Short Story1, ini kumpulan serial pendek dari Renjun dan Chenle. Bukan hanya one-shot, tapi bisa two-shot. 2, ini bisa berupa songfiction, bisa berupa cerita yang muncul dari kepalaku. Kebanyakan songfiction. 3, ini genre ceritanya macam-macam. Bisa fluff, rom...