Pernikahannya gue skip soalnya AUTHORNYA belum nikah selamat membaca!!
Hari ini hari pernikahan gue sama kia gugup pasti walaupun ini pernikahan gue kedua. Gue liat kia menuruni satu-persatu tangga, cantik itu hal yang pertama terlintas di otak gue.
Dia berjalan ke arah gue dengan anggun. Sekarang gue bisa liat bagaimana indah matanya, bibirnya yang mungil dengan lipstik menambah kadar kecantikannya.
"ntar aja liat-liatannya" kata bunda yang langsung menyadarkan gue dari lamunan. Bunda nyuruh gue buat cium kening nya, gue pun mendekatkan bibir gue tapi sebelum itu gue membisikan kata "maaf".
AUTHOR POV
Setelah semua prosesi pernikahan selesai. Kia dan deva ke kamar hotel yang sudah di siapkan oleh pihak hotel tempat mereka resepsi.
"ki maaf gue tau gue salah udah lalai jaga dion" ucap deva ke arah kia yang hanya duduk di sofa sambil menunggu desy untuk membantu menghapus make up nya setelah resepsi.
"gue gak peduli lo gak nganggap pernikahan ini, gue juga gak peduli lo jalan sama jalang lo. Karena itu udah perjanjian kita, gue cuma gak suka lo terlalu cuek sama dion sampe dion pergi aja lo gak tau"
"argggh " deva menghela nafasnya kasar saat kia pergi meninggalkannya keluar kamar setelah pembicaraan itu.KIA POV
"huuft" gue coba menenangkan diri gue, supaya gue bisa menghadapi cobaan berikutnya. Karena setiap gue pejamin mata gue, yang terlintas di fikiran gue ya wasiat sifa ke gue.
"gue harus gimana sif kalo deva aja nggak pernah nganggap gue" gue berteriak di balkon kamar bang yoga, dengan keras untuk menghilangkan rasa sakit gue.
"lo pasti bisa ngerubah dia ki" gue liat di belakang ada selly yang udah ada di ambang pintu, lalu berjalan ke arah gue dan melik gue dengan erat.
"gimana mau ngerubah sell gue aja gak pernah dianggap sama deva, mau sampe gue harus tahan?" selly senyum ke arah gue, memeluk gue lagi mengelus punggung gue mencoba menenangkan gue.
"lo bisa ki dan cuma lo yang bisa ngebuat deva kayak dulu lagi percaya sama gue" gue numpahin semua air mata gue di pelukan selly, semua rasa sakit yang gue pendam selama ini tumpah begitu saja hari ini.
"lo harus sabar ki gue tau lo kuat. Lo merelakan deva dan milih pergi aja lo bisa. Masa balikin sikap deva kayak dulu lo udah nyerah" gue melepas pelukan selly, menghapus air mata gue dan mencoba tersenyum untuk menguatkan diri gue sendiri.
"mudah-mudahan gue bisa kuat sell ngadepi sikapnya deva, yaudah lo masuk sana dingin gak baik buat ibu hamil lama-lama di luar" gue ngelus-ngelus perut buncit selly yang berisi keponakan gue nantinya.
"lo juga masuk jangan kelamaan di luar ntar lo kesambet lagi"
"Gue balik ke kamar dulu ya, lo jangan bilang bang yoga gue tadi nangis" selly menganggukan kepalanya, sedangkan gue keluar dari kamar selly.Gue buka pintu kamar, gue liat deva yang udah tidur nyenyak di atas kasur. Gue mendekati deva cuma buat mandangin wajahnya yang tenang saat tidur. Setelah puas memandangi wajah tenang deva gue ke kamar mandi untuk menghapus make up gue dan mandi.
"gue iklas tidur di sofa asal lo bisa nyaman dev" gue duduk di sebelahnya, mengelus rambutnya dengan pelan agar deva gak bangun, tapi saat gue bangun, ada tangan yang narik gue sampe gue terjatuh ke pelukan deva.
"disini aja tidurnya lo istri gue lo harus tidur sama gue bukan tidur di sofa" gue cuma bisa bengong dan diem sama perlakuan deva ke gue. Yang semakin membuat gue bingung.
AUTHOR POV
Muka lo tenang kalo lagi tidur~batin kia
Lagi-lagi kia memandangi wajah tenang suaminya saat tidur, sampai kia tak sadar kalau deva sejak tadi menyadari kia memandangi wajahnya."jangan mandangin gue kayak gitu ntar lo naksir" seketika membuat pipi kia memerah dan salah tingkah bahkan kini sudah menjauh dari hadapan deva.
"gu...e gak mandangin lo geer lo" kia yang mencoba menghindar dari deva, bangun dari kasurnya namun, lagi-lagi deva menarik tangan kia.
"makasih udah peduli sama dion ki makasih udah mau jadi bunda sambung buat dion" deva menjeda kata-katanya, sedangkan kia hanya menatap deva mendengarkan apa yang selanjutnya akan di bicarakan deva.
"walaupun gue tau lo terpaksa nerima gue, gue mau lo satu kamar sama gue pas kita pindah ke rumah gue"
"bukannya lo yang minta gak ngurusin kehidupan lo dan itu kayaknya masih berlaku" kata kia yang melepas genggaman tangan deva, lalu duduk menjauh dari deva."iyaa itu tetep berlaku tapi gue tetap sahabat lo, walaupun sekarang merangkap jadi suami lo" Kia menghela nafasnya "ya dan lo akan tetap nganggap gue sebagai sahabat gue, mau apapun usaha yang gue lakuin" ~ batin kia
KAMU SEDANG MEMBACA
my best friend my husband [COMPLETED]| Akan Terbit
ContoHasil pemikiran sendiri yang niru atau jiplak kena undang-undang hak cipta