KIA POV
Setelah kejadian beberapa hari yang lalu, gue ketemu sama sahabat gue. Sekarang gue memulai aktivitas baru gue sebagai direktur merangkap dokter di rs milik bokap gue. dan hari ini pengenelan gue ke kantor sebagai direktur barunya karena bang yoga akan mengantikan dady di perusahaan pusat.Semua orang memandang gue yang membuat gue agak risih sama tatapan mereka.
"terimakasih atas waktunya saya mengumpulkan kalian disini adalah untuk mengumumkan penganti saya sebagai direktur di Rumah Sakit sekaligus Dokter baru dan akan di ganti oleh adik saya Kiandra Adriani Wijaya jadi saya harap mohon bantuannya terimakasih" mereka bertepuk tangan lalu menjabat tangan gue satu persatu setelah selesai. Gue dan bang yoga berjalan ke arah ruangan paling atas di rumah sakit ini.
"ini ruangan lo dan ini sekretaris lo" menunjuk wanita dewasa di sampingya, yang sudah tersenyum ke arah kia dan di balas senyuman oleh kia.
"aa dan dela tolong bantu adik saya nantinya karena dia akan tetap membantu dokter lain di rumah sakit ini" kata bang yoga kepada wanita di sampingya, yang langsung di angguki wanita itu tanda mengerti.
"yaudah abang tinggal dulu abang ada meeting daah adikku" bang yoga ninggalin gue di ruangan ini dengan setumpuk dokumen.
Tok
Tok"masuk"
Ceklek
masuklah seorang wanita cantik dengan pakian rapi dan senyuman yang selalu dia perlihatkan.
"bu hari ini ibu tidak ada meeting jadi ibu bisa istirahat sekarang"
"mbak gak usah pake embel embel ibu panggi nama aja saya lebih muda daripada mbak"
"gak bisa bu ibu atasan saya jadi.."
"gak usah mbak kalo di depan klien mbak boleh manggi saya ibu tapi kalo berdua seperti sekarang gak usah ya saya risih" kata gue langsung mbak adel ngangguk dan keluar ruangan gue bebarengan dengan gue yang harus turun ke bawah melihat pasien gue.Di ugd gue langsung ganti jas gue dan liat suster yang sudah ada di depan ruangan gue.
"Loh dok kok disini?"
"Terus saya dimana sus?"
"Di ruangan direktur lah dok"
"Saya juga seorang dokter disini masa saya gak boleh kesini" si suster hanya ber oh ria lalu memberikan beberapa dokumen tentang penyakit pasien."ini data yang dokter kemarin minta dari saya dan sekarang ada pasien yang membutuhkan dokter" gue langsung lari ke arah pasien gue buka pintu kamar gue liat wanita paruh baya sedang menemani nya sepertinya itu cucunya.
"hallo selamat siang ganteng" anak kecil yang sedang menangis langsung medongakan kepalanya ngelihat gue dengan tatapan sendu.
"saya dokter baru disini bu saya yang menggantikan dokter dian" kata gue kepada ibu yang nampak bingung melihat gue untuk pertama kalinya.
"biar saya yang gendong bu" lalu ibu itu memberikannya ke gue dan dia langsung berhenti menangis.
"siapa namanya sayang?"
"dion nda" katanya dan dia nyebut gue bundanya entah kenapa gue ngerasa ada rasa bahagia ketika anak kecil ini manggil gue bunda."kenapa kamu nangis sayang?"
"anen ayah" katany sungguh manis
"bu ayahnya kemana yah?"
"ayahnya lagi kerja dok dan maafkan cucu saya memanggil anda bunda" lirih ibu itu, terlihat guratan sedih di bibirnya saat membicarakan anaknya."gak papa bu" kataku tersenyum dan masih mengendong dion di pangkuanku yang ternyata sudah terlelap.
"mungkin dioan merindukan bundanya, bundanya meninggal setelah melahirkan dion dia mengidap gagal ginjal dan ayahnya sangat terpukul hingga dia selalu kerja dan jarang ada di rumah bersama anaknya" gue liat sendu di raut matanya gue ngerasain kesedihannya. Di tinggal ibu bukan hal mudah.
"dan ini untuk pertama kalinya dion memanggil orang lain dengan sebutan bunda dan mau di gendong oleh orang lain biasanya dia selalu menolak untuk sentuh orang lain" gue cuma tersenyum menatap dion mengelus rambutnya dengan lembut.
"Sus setelah operasi pengangkatan usus buntu sudah di cek kembali semuanya?"
"Sudah dok, sudah minum obat juga tadi. Saya rasa aman" kiandra mengangguk sambil meletakan tangannya di dahi anak itu dan mengecek vital yang lainnya."keadaanya sudah membaik bu cuma perlu istirahat besok saya kesini lagi dan ibu istirahatlah biarkan suster yang menjaga cucu ibu, maaf saya tidak bisa ikut menjaganya karena saya harus ke kantor sekarang dan, jangan larang dion buat manggil saya bunda saya tidak keberatan jika saya di panggil bunda" gue pamit lalu naik ke lantai atas untuk menyelesaikan beberapa dokumen.
KAMU SEDANG MEMBACA
my best friend my husband [COMPLETED]| Akan Terbit
Cerita PendekHasil pemikiran sendiri yang niru atau jiplak kena undang-undang hak cipta