Two

4.4K 341 84
                                    

[7 April 2019]

"Jiyeon! Sayang!"

Jiyeon kembali berdecak. Hari ini ia terpaksa harus mengurus si bayi besar Jungkook di rumahnya karena sang Ibu yang meminta tolong pada Jungkook untuk menjaga Jiyeon selama orang tuanya pergi. Dan sekarang, gadis itu mematikan kompor lalu bergegas menuju kamarnya dengan sedikit berlari.

"Jiyeon! Kau di mana, sih?"

"Sabar, Jungkook!" tukas gadis itu sebal. Hampir saja ia terjatuh di tangga hanya karena teriakan Jungkook yang mengejutkannya. Dihiasi bibir yang cemberut, Jiyeon akhirnya sampai di depan kamarnya yang pintunya terbuka.

"Astaga!" teriak gadis itu terkejut. Jiyeon langsung berjalan ke arah Jungkook dan mencubit pipi kekasihnya keras, menimbulkan rintihan dari Jungkook. Matanya membulat dan melotot, memberikan tatapan tajam ke Jungkook.

"Apa yang baru saja kau lakukan di kamarku?! Gulat?!"

Jungkook meringis, menyentuh tangan Jiyeon yang berada di pipinya seraya memohon ampun beberapa kali. Matanya mengeluarkan air mata karena pipinya yang mulai terasa ngilu, berkali-kali Jungkook meminta maaf tapi Jiyeon masih enggan untuk memberinya maaf.

"Jungkook, astaga," akhirnya Jiyeon melepaskan cubitannya di pipi Jungkook yang memerah. Ia duduk di tepi ranjang seraya mengusap wajahnya kasar. Sedangkan Jungkook memeluk Jiyeon dari belakang, mendekapnya erat.

"Maafkan aku," ujarnya, menopang dagu di atas pundak Jiyeon dan memanjakan Jiyeon. "Sumpah, tadi aku melihat cicak di dekat ranjangmu, maka dari itu aku mencoba melempar cicak itu dengan bantal-bantalmu."

Jiyeon mendengus, "Tubuh besar tapi takut cicak. Aneh."

Jungkook tak acuh, ia asik menghirup aroma tubuh Jiyeon yang terpancar dari leher jenjang gadis itu. Sudah biasa, Jiyeon sudah biasa diperlakukan seperti itu oleh Jungkook. Maka dari itu, Jiyeon hanya diam.

"Jangan marah," tukas Jungkook, "ayo kita keluar. Aku ingin makan tteokbokki di kedai depan rumahmu."

"Aku tidak ada uang. Uangku habis untuk beli tiket konser."

Jungkook reflek mengangkat kepalanya dan menatap si gadis aneh, "Tiket konser apa?"

"Kau tahu, James Arthur menggelar konser di Korea. Besok aku akan hadir di sana dan---"

"Memangnya aku mengizinkanmu?" potong Jungkook. Tangannya yang melingkar di pinggang Jiyeon langsung ia lepas, menatap sang kekasih dalam serta dingin. "Kau tak izin padaku."

"Memangnya aku harus izin? Toh, aku beli tiket pakai uangku sendiri."

Jungkook semakin menajamkan pandangannya, "Intinya kau tidak boleh ikut."

Jiyeon melotot, "Apa-apaan?! Ini hak aku!"

"Aku bilang tidak ya kau tidak boleh ikut," kekeuh Jungkook, "jika kau nekat, aku akan laporkan pada ayahmu."

Jiyeon mengepalkan tangannya erat. Sitat posesif Jungkook benar-benar menyebalkan dan mengukungnya agar tetap berada di dekat si manja itu.

"Intinya aku tidak peduli! Besok aku akan datang dan kau tak punya hak untuk melarangku!"

Jungkook geram, "Kau!" Ia menunjuk wajah sang gadis, "Aku akan curi tiketmu---"

"Tiket milikku ada di temanku. Kau tak akan bisa mencurinya, bodoh."

Jungkook kesal bukan main, ia mendorong tubuh Jiyeon hingga tubuh Jungkook berada di atas Jiyeon. Dengan sigap Jungkook menempelkan bibirnya dengan bibir Jiyeon, melumatnya lembut; cara agar Jungkook meredakan emosinya. Jiyeon yang tak bisa berkutik hanya dapat mengikuti permainan Jungkook dengan sekali-kali mendumel dalam hati karena sifat Jungkook yang cepat tersulut emosi.

PossessiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang