[9 April 2019]
Bunyi pancuran air kini memasuki telinga Jiyeon. Ia memainkan ponselnya bosan. Kedua kakinya yang menggantung kini ia ketuk-ketukkan di atas lantai dingin, bosan menunggu seseorang yang sekarang sedang membasuh tubuhnya.
Saat sedang asyik-asyiknya bermain game online di ponsel, pintu kamar mandi terbuka. Jiyeon tak ada niatan untuk melirik sama sekali, ia sedang fokus dengan permainannya.
“Kau sudah datang, eoh?” suara serak-serak basah yang berasal dari kamar mandi hanya mampu dibalas dengan dehaman Jiyeon. "Kenapa tidak memberitahu terlebih dahulu jika kau ingin datang?"
“Aku lupa,” ujarnya, “lagipula aku sudah lapar, jadi aku ke sini lebih awal.”
“Ibumu tidak masak?”
“Ia hanya masak japchae, aku bosan,” setelah tahu bahwa ia kalah dalam permainan, Jiyeon akhirnya mengunci ponselnya dan meletakannya di atas ranjang. Lalu gadis itu memilih untuk membalikkan tubuhnya, ingin mengetahui keadaan kekasihnya seusai mandi.
Namun, begitu terkejutnya Jiyeon saat matanya menangkap hal-hal yang tidak baik untuk kesehatan jantungnya.
Omg, Jungkook is naked.
No, i mean topless. He puts his towel at the bottom but, i still can see his beautiful abs.
Jiyeon menelan salivanya. Tetesan air yang jatuh dari rambut lelaki itu menyusuri tulang selangka yang terlihat jelas di mata Jiyeon. Ditambah, wajah tampan lelaki itu yang semakin terlihat seksi dikarenakan rambut yang berantakan dan basah.
Dengan cepat, Jiyeon mengalihkan pandangannya. “Ew, gross! Put your clothes on!”
Jungkook mengernyit. Tapi sedetik kemudian ia terkekeh nakal, “Aku tahu kau gugup melihat abs milikku. Tenang saja Ji, sebentar lagi kau legal kok untuk menyentuhnya.”
Tolong jangan ingatkan aku betapa aku membenci otak mesumnya.
“Bahkan kau juga boleh menyentuhku setiap hari. Apa itu akan menyenangkan?”
“Jungkook!” Jiyeon lantas bangkit, “otak mesummu tak pernah memudar. Cepat gunakan pakaianmu, aku akan menunggu di luar.”
Dengan cepat gadis itu berlari, jantungnya sudah tak karuan karena Jungkook. Ia memilih untuk menunggu lelaki itu di ruang keluarga.
Jungkook yang melihat perilaku Jiyeon hanya dapat menyunggingkan senyum nakal, lalu matanya beralih ke ranjang, mendapati sebuah ponsel yang familiar di matanya.
“Ah, lihat siapa yang baru saja meninggalkan ponselnya,” gumam Jungkook. Ia segera menutup pintu dan menguncinya, setelahnya Jungkook mengambil ponsel Jiyeon.
“Aku akan buat kau mengingatku untuk selamanya, Ji.”
***
“Terima kasih banyak, ahjumma.”
Jiyeon tersenyum memandangi Jungkook yang hari ini menggunakan kaus putih yang dibalut kemeja hitam, ripped jeans serta sepatu timberland kesayangannya. Tak lupa menggunakan baseball cap berwarna hitam dan kacamata aviator yang tidak berwarna.
“Katanya, makanan yang paling enak di sini adalah sundubu jjigae dan nakji bokkeum.”
“Aku alergi makanan laut, Kook.”
Jungkook nyengir, “Ah iya, aku lupa.”
“Kenapa kau tidak memesan itu?”
“Aku tidak suka gurita.”
Jiyeon hanya mengangguk, “Berapa totalnya?”
“*55.000 won.”
Sekitar Rp. 705.000,-
Jiyeon kembali mengangguk, ia menopang dagunya di atas meja. Menunggu pesanan memang membosankan.
“Bagaimana dengan undangannya? Ibumu sudah memesannya?”
Jiyeon mengangguk, “Sudah sepertinya.”
“Baguslah,” komentar Jungkook. Ia diam, begitupun Jiyeon. Tapi kemudian Jungkook kembali membuka suaranya, “apa ini tidak apa-apa untukmu?”
Jiyeon mendongak, menatap lelaki itu heran, “Memangnya ada apa?”
“Tidak terlalu cepat bagi kita untuk menikah? Kita masih sekolah, Ji.”
“Kita hanya perlu menyembunyikannya saja, Jeon,” Jiyeon memilih untuk menggenggam tangan Jungkook, “aku baik-baik saja selagi orang tuaku baik-baik saja.”
Jungkook membalas genggaman Jiyeon, ia tersenyum bahagia. “Aku ikut saja padamu.”
Jiyeon tersenyum tipis. Ia memilih untuk mengambil ponselnya dan diam-diam mengambil gambar kekasihnya yang sedang asik melamun. Terkadang gadis itu tertawa saat melihat hasil jepretannya.
Namun saat sedang asyik-asyiknya melihat hasil jepretan di galerinya, satu foto mengalihkan pandangan Jiyeon.
Ia meneguk salivanya kasar. Jantungnya kembali berdegup, ia langsung saja memberikan tatapan mematikan untuk Jungkook.
“Kau mengambil gambar telanjang mu di ponselku, hah?”
“Itu tidak telanjang, sayang,” ujar Jungkook mengoreksi, “nanti saja kalau telanjang, aku tidak akan memfotonya. Akan ku kasih langsung untukmu. Eksklusif hanya untuk istriku, Park Jiyeon.”
Tawa renyah Jungkook terdengar, sedangkan Jiyeon segera mengambil nomor pesanan yang ada di atas meja. Melemparnya hingga nomor itu mencium kening Jungkook.
“Otakmu kotor sekali, Jeon,” lalu ia meninggalkan Jungkook sendiri tanpa meminta izin untuk pergi ke toilet.
Jungkook tersenyum, “Manis sekali gadis itu kalau sedang marah.”
***
Setelah menghabiskan waktu di kedai makanan Korea, Jungkook dan Jiyeon memutuskan untuk pergi ke Sungai Han. Ini semua sebenarnya permintaan Jiyeon, dan Jungkook jelas tak bisa menolaknya.
Saat ini mereka sedang duduk di dekat minimart, menikmati terpaan angin yang menyentuh wajah mereka. Dengan tangan yang saling bertautan dan kepala Jiyeon yang menyandar pada pundak Jungkook, mereka menikmati keindahan Sungai Han.
Jungkook yang terus saja mengusap jemari Jiyeon, berharap gadisnya tidak merasa kedinginan.
“Apa keadaanmu belakangan ini baik-baik saja?”
Jiyeon mengangguk, “Tentu saja. ”
Jungkook terkekeh, “Bagaimana konsernya kemarin?”
Jiyeon mendorong pundak Jungkook pelan, “Karena mengingatmu, konsernya menjadi suram.”
Jungkook tertawa, “Seharusnya kau berterima kasih padaku.”
“Kau selalu mengatakan kalimat itu, Jeon. Apa kau tidak ikhlas?”
Jungkook tertawa lebar, menampilkan gigi kelincinya yang imut. “Aku selalu ikhlas melakukan apapun demimu, sayang.”
Pipi Jiyeon memerah, “Selalu seperti itu. Apa kau ini senang menggombal?”
Jungkook menarik wajah Jiyeon dan mengecup bibir Jiyeon sekilas. Setelah itu ia membelai pipi gadisnya lembut, “Gombalan eksklusif dari Jungkook hanya untuk Jiyeon. Hehe.” []
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive
أدب الهواة❝Ingat kisah kita 3 tahun yang lalu?❞ ❝Tentu. Tentang si posesif gila yang menjagamu sampai kita menikah, 'kan?❞ ❝Dasar, dari dulu sampai sekarang pun kau tetap posesif. Beruntunglah kau masih kucintai, Kook.❞ Dimulai saat Jeon Jungkook menemukan Pa...