Eight

2K 179 45
                                    

[25 November 2017]

"Jungkook?"

Sebuah kepala menyembul dari balik pintu putih gading. Park Jiyeon mengintip keadaan ruangan besar yang di dalamnya terdapat ranjang, juga perabot lain yang biasa mengisi ruang kamar. Ia sedikit mengernyit, memfokuskan pandangannya pada gumpalan yang tertutup oleh selimut putih.

Apa dia sudah bangun? batinnya dalam hati.

Sekarang hari Sabtu, sekolah meliburkan para murid. Hari ini seharusnya hari menyenangkan bagi Jiyeon karena ia akan melakukan apapun di rumah, namun sepertinya ia mengingat jadwal treatment yang memuakkan.

Walaupun ragu, namun gadis itu tetap melangkah masuk demi memastikan apa lelaki itu sudah bangun atau belum. Dengan sangat perlahan ia melangkahkan tungkai dan mendekati ranjang besar yang Jungkook tempati.

"Sudah bangun belum, sih?" tanyanya bingung. "Sepertinya belum, ya," gumamnya karena ia tak melihat gerak apapun dari gumpalan besar di depan matanya.

Jiyeon menghela napasnya, entah kenapa ia ingin sekali melihat wajah bangun tidur Jungkook.

Tiba-tiba gadis itu membekap mulutnya sendiri, astaga apa yang aku pikirkan?! Gila, ini sudah gila!

Jiyeon menggeleng-geleng tak mengerti. Ia benar-benar memalukan saat ini. Apa yang baru saja ia pikirkan?

Tangannya refleks menyentuh gumpalan besar itu. Jiyeon tersentak, entah kenapa ia merasa tak terkontrol saat ini. Tangannya tak bisa diam, ingin mengguncang tubuh itu laku membangunkannya.

Sebenarnya niat lain gadis itu adalah, ingin melihat wajah imut Jungkook saat bangun tidur.

Gumpalan besar yang terbungkus selimut itu tiba-tiba bergerak. Jiyeon menahan napas, ia malu namun juga senang. Ia terus mengamati gumpalan itu hingga sebuah kepala menyembul dari dalam gulungan selimut tebal itu.

Jiyeon menahan senyumnya. Euforia seakan melambungkan kesenangannya hingga rasanya ia ingin melompat dan berteriak saja saat ini.

Mulutnya terbuka lebar, matanya menampilkan ketidakpercayaan kala ia menangkap wajah Jungkook yang terlihat imut saat ia sedang tertidur. Jiyeon meremas kausnya keras, ia benar-benar merasa bahagia.

"Eungh-" lenguhan kecil Jungkook sukses menohok tenggorokan gadis itu. Ia semakin menggenggam kausnya erat, dan terus berusaha untuk menahan teriakannya yang akan meledak kapan saja. Jiyeon menelan saliva, ia tak tahan.

Dengan secepat kilat Jiyeon berlari meninggalkan kamar tamunya yang sekarang dihuni Jungkook itu. Hatinya meletup kegirangan, sulit baginya untuk menahan semua kebahagiaan ini. Sepertinya mood nya sedang meningkat dan membuatnya tak karuan.

Akhirnya, gadis itu sampai di dalam kamarnya. Ia menutup pintu dan tak lupa menguncinya. Lalu, Jiyeon berlari ke atas ranjang dan dengan lantang ia berteriak sekeras mungkin. Kakinya tak bisa diam dan terus saja melompat di atas ranjang, mulutnya juga tak lelah berteriak selantang itu.

"GILA! AKU SENANG SEKALI!" Teriaknya bangga bagai gadis gila yang tak mengerti sopan santun, "Jungkook, YOU MAKE ME CRAZY LIKE THIS!" ia menjambak rambutnya, namun senyum itu tak pernah hilang dari bibirnya.

Semakin brutal, Jiyeon menendang-nendang selimut dan bantalnya hingga semuanya jatuh di atas lantai. Jiyeon sudah melepaskan kebahagaiannya saat ini, dan ia sangat berterimakasih pada Jungkook.

Tapi, aktivitasnya lantas terhenti ketika ia mengingat kembali jadwal treatment yang wajib ia hadiri hari ini.

Dengan cepat, Jiyeon turun dari atas ranjang yang sudah acak-acakan itu kemudian mengambil benda persegi panjang kebanggaannya. Ia mencari kontak seseorang lalu mengetik dengan cepat.

PossessiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang