Ten

1.3K 137 23
                                    

[26 November 2017]

Satu jam berlalu dan Jungkook belum bisa mencerna pelajaran yang sudah dijelaskan. Pikirannya ada di mana-mana, ia bahkan tidak bisa mendengar perkataan gurunya dengan jelas.

Entah, ini baru baginya. Jungkook tidak tahu hal apa yang mengganjal hatinya, sehingga ia sendiri tidak bisa mengontrol pikirannya.

"Oi," sikunya didorong oleh Seokmin, sahabatnya yang usilnya sudah berada di tingkat nasional. Jungkook tak memberi respon apapun pada kejahilan lelaki itu.

"Oi, jangan melamun, Kook."

Karena merasa terusik, Jungkook-pun melirik Seokmin tajam. Untuk apa lelaki itu mengganggunya. Jungkook sedang malas bermain-main.

"Astaga, mood- mu hancur, eoh? Atau, kau sedang menstruasi ya?"

Mendengar perkataan Seokmin yang semakin di luar akal, Jungkook dengan sigap menampar bahu lelaki tersebut disertai tatapan mematikan.

"Jangan gila, bodoh!"

"Akhirnya kau berbicara, aku pikir kau kesurupan—"

Seokmin dan Jungkook lantas menolehkan kepala mereka saat keduanya menyadari atmosfer kelas yang berbeda. Dan benar saja, seluruh temannya beserta Guru Lee sedang menatap mereka dengan tatapan yang tak bisa ditebak.

"Apa yang kalian lakukan di kelasku? Kau sudah pintar? Tunjukkan padaku apa yang baru saja ku jelaskan tadi, Jungkook dan Seokmin."

Keduanya membisu, baik Jungkook maupun Seokmin tak berani menjawab pertanyaan Guru Lee. Mereka terlalu takut untuk mendapat sanksi untuk yang ke-sekian kalinya.

"Tidak adakah yang mengajari kalian tentang budaya sopan santun?" tanya Guru Lee selembut mungkin. Bermaksud untuk menyinggung kedua murid nakalnya itu.

"Sejak saya berada di sekolah dasar, saya tidak pernah mendapat guru yang mengajarkan saya untuk berlaku sopan terhadap semua—"

"Diam, bodoh," Jungkook menyenggol siku Seokmin yang kelewat cerewet itu. Ia sedikit malu karena sikap Seokmin yang asal bicara tanpa melihat suasana.

"Baguslah, kalau begitu, sekarang aku yang akan mengajarkanmu budaya sopan santun," aura cantik serta kejam yang menyeruak melalui ekspresi Guru Lee itu membuat Seokmin menciut seketika. Jungkook yang ada di sebelah lelaki itu hanya menunduk, karena Seokmin dirinya harus menjadi tumbal Guru Lee di pagi hari.

Guru Lee mengembuskan napas beratnya. Seokmin memang selalu menaikkan tekanan darahnya di pagi hari. Ingin marahpun sudah tidak bisa, segala rasa kesalnya sudah hilang akibat sering mendapat perlakuan tidak sopan dari Seokmin.

Hentakan high heels yang digunakannya itu memantul di sekitar kelas yang sedang hening. Seokmin dan Jungkook menatapnya selembut mungkin, berdoa agar mereka tak mendapat hukuman berat lagi.

Salahkan Seokmin yang selalu melempar sial ke Jungkook. Jungkook rasa, jika Seokmin bukan temannya, Jungkook tak akan mau menganggap Seokmin ada.

"Baiklah, sarapan pagi ini, kalian berdua boleh ke luar dari kelas saya dan silakan masing-masing dari kalian merapikan perpustakaan. Saya akan cek keadaannya setelah jam istirahat tiba," jelas Guru Lee yang sontak membuat Seokmin mendengus kesal, tapi tak urung ia bangkit dari duduknya.

"Ayo, Kook," Seokmin menarik paksa lengan lelaki itu agar bangkit dan mengikutinya untuk menuju perpustakaan yang berada cukup jauh dari kelas mereka. Sekiranya harus melewati lima kelas lagi untuk mencapai perpustakaan.

"Ey, lepaskan. Benar ya, kau ini memang tidak sopan. Kau seharusnya membungkuk pada Guru Lee terlebih dahulu sebelum pergi meninggalkan kelas!" Jungkook menarik lengannya agar terlepas dari cengkeraman tangan Seokmin. Temannya itu memang tidak punya rasa hormat.

PossessiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang