"Woyy, jadi enggak, nih, balapannya?" tanya seorang Cowok yang mengenakan Hoodie warna hitam.
"Jadilah!" jawab yang lainnya.
"Gimana, Vin? Lo udah dapet lawan buat kita?" tanya Cowok yang terdapat gelas berkaki berisi setengah Vodka di sela jari tangannya.
Seluruh pasang mata Cowok yang berkumpul di salah satu sofa di kelab tertuju pada Cowok bernama Davin. Menunggu Cowok itu mengeluarkan suara untuk menjawab pertanyaan yang ada. Namun, Cowok bernama Davin itu justru memusatkan perhatiannya pada satu titik.
Yaitu, gerombolan yang berada tak jauh di dekat bar.
"Gue rasa, gue udah nemu lawan main kita," ujar Davin yang masih tertuju pada rombongan itu. "Arlan, Lo ikut gue!" ujar Davin lagi sebelum berdiri.
"Wait!" seru Arlan yang merasa janggal dengan yang dilihat Davin. "Maksud Lo, kita lawan Cewek gitu?" tanya Arlan yang masih setengah tak percaya pada Davin.
Dengan santainya Davin mengangguk. Karena memang benar tujuannya untuk mengajak rombongan Cewek itu balapan.
"Gue cuma penasaran sama yang dibilang bartender di sini bener enggaknya," ujar Davin tanpa mengalihkan perhatian, "kalau rombongan Cewek itu jago balapan."
"Oke, tapi untuk sekali ini gue mau lawan cewek. Seterusnya gak mau!"
Davin terkekeh, "Itu terserah Lo. Ketagihan tau rasa Lo."
"Udah, gih, samperin!" seru Cowok yang sejak tadi malas mendengar percakapan temannya.
"Otewe, Anaknya Victor!" sahut Davin sedikit kesal dengan temannya yang berwajah datar kebulean itu.
Cowok itu hanya terkekeh kecil. Menuang Jack Daniels lagi ke dalam gelasnya. Menyandarkan kembali punggungnya pada sofa. Matanya terpejam menikmati sensasi musik dan minuman yang mengalir di tenggorokannya.
"Naf, Lo sama yang pake kemeja kotak-kotak," ujar Davin sekembalinya ia dan Arlan dari rombongan itu.
Ahnaf hanya mengangguk singkat masih dengan matanya yang terpejam. Membuat dalam sejenak ketiga temannya yang ada mendengus kesal.
"Eh, gue denger dari Abang gue. Tuh, Ciwi-Ciwi kalo udah di dalem mobil sangarnya gak ketulungan!" ujar Cowok bernama Jerry yang duduk tak jauh dari Ahnaf.
"Bang Tommy?" Jerry mengangguk saat itu juga.
"Kalo buka Tommy siapa lagi, orang Abang gue cuma satu dia doang," jawab Jerry membuat sejenak Davin dan Arlan menggaruk tengkuk.
"Kok Abang Lo bisa tau?" tanya Davin yang terlanjur penasaran dan tertarik.
Jerry menghela napas pelan, "Ya, taulah! Cowok yang di sana aja temen sekampus Abang gue yang laknat itu!"
Davin mengangguk-angguk paham.
"By the way," ucap Arlan tiba-tiba yang mengundang perhatian tiga yang lainnya. "Gue rasa kita harus hati-hati sama mereka," sambung Arlan dengan pandangan mata tertuju pada Cewek rambut pirang yang baru saja datang.
"Terlebih elo, Naf!" tunjuk Arlan pada Ahnaf membuat Cowok itu membuka matanya. "Lawan Lo sekilas keliatan pembalap amatir, tapi Lo gak tau gilanya dia gimana kalo udah terjun ke jalan," lanjutnya.
"Ohh," respon singkat Ahnaf.
"Gue berani taruhan, tuh, cewek bakal menang balapan!"
"Let's we see! Who's the winner," sahut Cowok bermuka datar pada lawan bicaranya.
Arlan membuang muka. Entah mengapa ia merasa dihina dengan sahutan yang Ahnaf berikan. Padahal jelas. Ahnaf temannya. Dan wajar saja bila Cowok itu lebih mengunggulkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMISTAD✅
Teen Fiction"Mel, jogging kuy!" "Mmmm.. Lo jogging gue sarapan, gimana?" tawar Caramel pada cowok di depannya dengan alisnya yang naik sebelah. "Ck, gak asik Lo, Mel!" kesal cowok itu. Caramel terkekeh gemas lantas mencubit kecil pipi sahabatnya, "Lo kalo lagi...